(Disampaikan pada Pengajian Ibu-ibu
“Al-Hikmah” Ankara, Rabu, 27 Februari 2013)
Alhamdulillah segala puji bagi Allah
SWT, karena nikmat iman dan Islam kita bisa berkumpul di sini. Dan hampir satu
bulan, baru kali ini saya bisa berkumpul di sini karena ada beberapa kegiatan
dan kewajiban saya yang tidak bisa ditinggalkan. Shalawat serta salam kita
curahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW.
Kali ini kita membahas tentang Zikir.
Sebenarnya tuan rumah, Mbak Bintari, meminta lebih fokus kepada bacaan zikir
apa saja yang kita baca usai shalat. Tapi sebelum kita membahas mengenai itu,
mari kita membahas tentang makna zikir.
Ada tiga makna zikir. Pertama, artinya
Alquran, kedua artinya shalat dan ketiga artinya mengingat. Dalam sebuah ayat
disebutkan bahwa, Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Azzikra (Alquran), dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya (Q.S. Alhijr: 9).
Ayat lainnya yang menerangkan demikian
adalah, Dan Kami turunkan kepadamu Azzikra (Alquran), agar kamu menerangkan
pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka
memikirkan (Q.S. Annahl: 44).
Dalam ayat-ayat ini, dituliskan bukan
kata Alquran langsung melainkan kata Azzikra (zikir) secara harfiah, namun
secara maknanya adalah Azzikra itu Alquran. Artinya dengan membaca Alquran kita
otomatis akan mengingat Allah SWT, Pencipta alam semesta ini.
Ada sebuah kisah, pada suatu waktu Umar
bin Khattab marah, ketika mendengar kabar bahwa Nabi Muhammad SAW meninggal,
sambil menghunus pedang ia berseru, siapa yang mengatakan bahwa Rasul telah
meninggal! Lalu Abu Bakar datang menghampirinya sambil membacakan ayat, “wa maa
muhammdun illa rasuul..”
Yang artinya “Muhammad itu tidak lain
hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul,
Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)?” (Q.S.
Ali Imran: 144). Seketika itu pula Umar sadar, lalu berkata, seolah-olah ia
belum pernah mendengar ayat ini.
Kedua zikir berarti shalat. Dalam sebuah
ayat disebutkan, bahwa, Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan
(yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat
Aku. (Q.S. Thaha: 14)
Ayat lainnya menyebutkan, Dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (Q.S. Alankabut: 45)
Sebuah kisah menyebutkan bahwa
orang-orang Thaif adalah kaum yang paling terlambat menerima Islam, dan
akhirnya mereka menerima Islam dengan persyaratan bahwa meraka hanya akan
melaksanakan kewajiban shalat saja, sementara kewajiban yang lainnya, mereka
belum siap melaksanakannya. Akhirnya, Rasul pun mengabulkan persyaratan mereka
tersebut.
Setelah mereka menjalankan ibadah
shalat, dan meresapi setiap bacaan shalat, akhirnya meraka sadar lalu menghadap
Rasulullah, dan berkata, ya Rasulullah, dulu kami menolak untuk melaksanakan,
zakat, shaum, dan kewajiban yang lainnya, sekarang kami sadar, dan siap untuk
melaksanakan semua kewajiban yang yang diperintahkan kepada kami. Ini menjadi
bukti bahwa dengan shalat yang benar, ternyata mereka menjadi sadar.
Apalagi bagi Rasulullah, jika beliau
menghadapi suatu urusan yang tegang, berat, atau bahasa sekarangnya galau, maka
Nabi biasanya suka shalat dua rakaat, untuk menenangkan, menyegarkan, dan
berpikir lebih jernih.
Makna ketiga yaitu mengingat. Dalam
Alquran disebutkan, bahwa, Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan
menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah
kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya
(memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan
kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang
yang beriman. (Q.S. Alahzab: 41-43)
Dalam ayat di atas tersurat bahwa kita
diperintahkan untuk berzikir sebanyak-banyaknya. Kapan pun dan dimana pun. Tak
mengenal waktu dan tempat. Artinya bahwa kita harus mengingat yang menciptakan
kita, karena hanya dengan mengingat Allah-lah hidup kita akan tenang dan
nyaman. Begitulah janjinya seperti yang tertera dalam sebuah ayat, yang
menyatakan bahwa, Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi
tenteram. (Q.S. Arra’du: 28).
Melaksanakan zikir ada dua macam, secara
lahir maupun batin. Artinya bisa bersuara maupun tidak, atau hanya berzikir
dalam hati. Dan tentu zikir yang baik adalah zikir yang secara sadar kita
melaksanakannya dengan ikhlas. Karena jika sudah begitu balasannya adalah
kenikmatan yang tiada tara yang datang langsung dari Allah SWT.
Sekarang, kita masuk ke dalam pembahasan
tentang bacaan zikir setelah shalat. Sebenarnya tidak ada patokan khusus dalam
hal ini. Selain itu, bacaan zikir ini juga bisa secara zahir atau dengan
bersuara atau juga bisa secara batin, alias tanpa suara.
Bacaan transliterasi zikir setelah
salat. Pertama adalah, istighfar, memohon ampunan, bacaannya adalah,
Astaghfirullaahal'azhiim, alladzi laa ilaha illa huwal-hayyul-qayyumu, wa
atuubu ilaih. 3X.
Selanjutnya kita membaca, Laa ilaaha
illallahu wahdahuu laa syariika lahuu, lahul-mulku walahul-hamdu yuhyii wa
yumiitu wa huwa 'alaa kulli syay-in qadiir. 3X.
Lallu kita membaca, Allaahumma
antas-salaamu wa minkas-salaamu wa ilaika ya'udus-salaamu, fa hayyinaa rabbanaa
bissalaami, wa adkhilnal-jannata daarus-salaami, tabaarakta rabbanaa wa ta'aalaita
ya dzal-jalaali wal-ikraam.
Kemudian kita membaca,
Bismillahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillaahi Rabbil-‘aalamiin.
Arrahmaanirrahiim. Maaliki yaumid-diin. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin.
Ihdinas-shiraatal-mustaqiim. Siraathal-ladziina ’an‘amta ‘alaihim,
ghairil-maghdhuubi ’alaihim, walad-dhaalliin. Aamiin. (Al Fatihah).
Dan kita membaca tasbih yaitu,
Subhaanallaah 33X, kemudian tahmid, Alhamdulillah 33X dan takbir yakni, Allahu
Akbar 33X. Dan lalu kita membaca, Laa ilaaha illallahu wahdahuu laa syariika
lahuu lahul-mulku wa lahul-hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa 'alaa kulli syay-in
qadiir. Wa laa haula wa laa quwwata illa billahil-‘aliyyil-aziim.
Selanjutnya kita membaca, Allahu laa
ilaaha illa huwal-hayyul-qayyumu. Laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa nauum. Lahuu
maa fissamaawaati wa maa fil-ardhi. Man dzal-ladzii yasfa'u 'indahuu illaa
bi-idznihi. Ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum. Wa laa yuhithuuna
bi-syai-in min 'ilmihii illaa bimaa syaa-a. Wasi'a kursiyyuhussamaawaati wal
ardha. Wa laa ya-udhuu hifzhuhumaa wahuwal-'aliyyu- azhiim. (Ayat Kursi, Al
Baqarah: 255)
Dan lalu kita membaca tiga surat
terakhir dalam Alquran, yaitu surat Alikhlas, surat Alfalaq dan surat Annas.
Kemudian baru kita membaca doa.
Demikian pemarakan pada kajian kali ini.
mohon maaf bila banyak kesalahan dan itu datangnya dari saya pribadi. Dan jika
ada kebenaran itu mutlak datangnya dari Allah SWT. Wallahu ‘alam bisshawab.