(Telah dimuat di Republika, Selasa, 26 Feb 2013)
Bahan bangunan- nya diangkut dari seluruh Asia oleh
1.000 ekor gajah.
India merupakan negara dengan penduduk terbesar kedua
di dunia. India juga terkenal dengan budayanya. Meski mayoritas penduduk - nya
beragama Hindu, sisa kerajaan Islam yang dulu Berjaya di sana masih membuat
India memiliki populasi Muslim yang cukup banyak. Sebanyak 174 juta orang India
atau 16,4 persennya merupakan Muslim.
Saya bertandang ke India dalam rangka Simposium
Internasional Per- himpunan Pelajar Indonesia (SI PPI) Dunia yang
diselenggarakan di New Delhi akhir Desember 2012. Simpo- sium ini dihadiri
sejumlah delegasi PPI dari 23 negara. Saya masuk dele - gasi PPI Turki. SI PPI
Dunia kali ini juga dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang
tujuan utama sebenarnya menghadiri ASEAN-India Summit 2012.
Usai acara SI PPI Dunia, panitia penyelenggara
mengadakan per- jalanan wisata ke Taj Mahal yang be- rada di Provinsi Agra.
Perjalanan dari New Delhi menuju Agra memakan waktu sekitar lima jam. Dengan
menggunakan bus sewa, kami tiba di Taj Mahal pada siang hari. Setiba di pintu
gerbang, kami berjalan kaki bersama menuju Taj Mahal yang jaraknya sekitar satu
kilometer lebih.
Sebelum sampai di pintu gerbang, ka mi melihat para
wisatawan lokal su dah mengantre tiket. Antrean untuk masuk pintu gerbang Taj
Mahal begitu panjang mengular. Beruntung wisa- tawan lokal dan mancanegara dibe
- dakan antreannya. Sebab, harga tiket masuknya juga berbeda. Wisatawan lokal
hanya dipungut biaya sebesar 20 rupee Indira atau sekitar Rp 4.000.
Sementara kami, wisatawan asing, dikenai 750 rupee
India atau Rp 150 ribu.
Sebelum sampai ke bangunan uta- ma Taj Mahal, kami
melihat bangunan-bangunan tua berwarna merah kecokelatan. Di setiap bangunan
ham- pir dilengkapi kubah. Ukuran kubah- nya kecil maupun besar. Hampir se- mua
bangunan di sekitar Taj Mahal berwarna merah kecokelatan. Hanya Taj Mahal saja
yang berbeda war- nanya, yaitu putih. Ini yang men- jadikan Taj Mahal istimewa
di antara bangunan-bangunan lain di seki- tarnya.
Setelah mengitari kompleks Taj Mahal, saya menemukan
masjid di sebelah bangunan utama Taj Mahal. Bangunan masjid itu hampir sama
dengan bangunan lainya di sekitar kompleks Taj Mahal. Setelah mengam- bil
wudhu, saya melaksanakan shalat jamak Zhuhur dan Ashar.
Selesai shalat, saya berbincang dengan imam masjid
yang setia me- nunggu masjid itu. Namanya Imam Shadiq (40 tahun). Imam Shadiq
su- dah 10 tahun menjadi imam di masjid yang terletak di pinggir Sungai Ya-
muna tersebut. Ia bercerita bahwa menjadi imam merupakan pekerjaan
turun-temurun di keluarganya.
Ayah Imam Shadiq menjadi imam di masjid Taj Mahal
selama 40 tahun. Sang kakek juga menjadi imam di sana selama 30 tahun. Ketika
berbincang, Imam Shadiq menceritakan gaji yang diberikan Pe- merintah India
kepadanya. \"15 rupee,\" ujarnya. Itu berarti Rp 3.000 per bulan.
(ed: indira rezkisari)
(bersambung)
(bersambung)
0 komentar:
Posting Komentar