Kang Deden

Tidak ada awal, akhir ataupun pertengahan, sebab yang ada hanyalah perjalanan.

Kang Deden

Orang besar ialah orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri.

Kang Deden

Berlarilah mengejar impian. Disana terdapat indahnya kehidupan.

Kang Deden

Berjalanlah, engkau akan mendapatkan banyak pelajaran.

Kang Deden

Tenangkan hatimu, karena itu sumber kebahagiaan.

Rabu, 28 Maret 2012

Molen Bandung

Seorang bule wanita berjalan di trotoar sebuah jalan di Bandung dengan mengenakan kain rok panjang berwana-warni. Ia berjalan dengan membawa tas yang disoren di bahunya ketika kami duduk di dalam angkutan kota (angkot). 

Seorang ibu yang duduk di pojok angkot berkata pada temannya, "sopan yah kalau bule pakai pakaian seperti kita." Temannya pun menimpali, "Iya, yang gak sopan itu kalau kita menggunakan pakaian seperti bule yang soper mini itu," ungkapnya.

Yah, begitulah percakapan di sebuah angkot Bandung yang biasa dipenuhi dengan 5 orang di sebelah kiri dan 7 orang di sebelah kanan. Berbeda dengan di Jakarta yang 4 orang di kiri dan 6 orang di kanan.

Sopir yang mengemudi angkot yang saya tumpangi itu cukup ramah. Ia menunjukkan tempat yang ingin saya tuju. Meski begitu, selain menjadi kota Angkot, Bandung juga kini menjadi kota motor. "Motor yang menjadikan Bandung lebih macet," ujar rekan saya.

Saat tiba di tempat tujuan, langit yang gelap itu menurunkan hujannya. Ada beberapa makanan khas yang saya cicipi di Bandung ini. Salah satunya adalah molen Kartika Sari. Molen ini berisi pisang dan keju yang dibungkus dengan roti. Maknyus.

Bandung memang menjadi kota kuliner, selain kota fashion, eh kota motor dan kota angkot juga sih. Lengkap. Tetapi entah bagaimana setelah tiga hari kemudian dimana BBM akan dinaikan pada 1 April 2012 mendatang.

Apakah dengan naiknya BBM jumlah motor akan berkurang, atau jumlah angkot di Bandung akan juga berkurang. Atau pemilik warung kuliner dan pemilik toko fashion menyesuaikan harganya. Ah, entahlah.. Sebelum jauh berpikir enaknya kita nikmati Molen Kartika Sari di saat hujan gerimis mengguyur Bandung.

Bandung, 28 Maret 2012   

Minggu, 18 Maret 2012

Sederhana Pintu Bahagia

Semua sudah berubah 
Kecuali cinta 
Dan aku tak kecewa

Kita kecewa karena
Kita terlalu tinggi menaruh
Harapan yang tak pasti

Meski harapan sebentuk keberanian
Namun tak baik juga jika berlebihan 
Sebab semua ada batasnya

Sederhana adalah 
Pintu kebahagiaan
Semua indah pada saatnya

Rangkasbitung, Ahad, 11 Maret 2012

Rabu, 07 Maret 2012

Ghibah, Penyakit Hati


Oleh Deden Mauli Darajat


(Disampaikan pada Pengkajian Ibu-ibu DWP KBRI Ankara, Rabu, 7 Maret 2012)


Sebenarnya saya tidak pantas membahas soal ghibah ini. Sebab, disadari atau tidak saya juga terkadang melakukan ghibah. Tetapi, karena manusia makhluk tempatnya salah dan pelupa, juga dianjurkan untuk saling mengingatkan sesama muslim, maka mari kita bersama-sama mengkaji tentang ghibah yang termasuk dalam penyakit hati ini.


Baiklah mari kita awali dengan renungan. Pernahkah kita berpikir, mengapa Allah SWT menciptakan manusia dengan dua tangan, dua kaki, dua mata, dua telinga dan hanya satu mulut? Mungkin jawabannya adalah karena Allah ingin manusia di muka bumi ini memperbanyak melakukan sesuatu yang baik dan bukan memperbanyak perkataan yang tidak baik.


Photo:  ihaqishop.com
Suatu ketika Rasulullah SAW bertanya pada para sahabatnya, tahukah kalian apa itu ghibah? Para sahabat menjawab, Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Kemudian beliau bersabda, “Engkau menyebut-nyebut saudaramu tentang sesuatu yang ia benci.”Kemudian ada yang bertanya, “Bagaimana menurutmu jika sesuatu yang aku sebutkan tersebut nyata-nyata apa pada saudaraku?”


Rasullullah SAW menjawab, “Jika memang apa yang engkau ceritakan tersebut ada pada dirinya itulah yang namanya ghibah, namun jika tidak berarti engkau telah berdusta atas namanya.” (HR Muslim 2589 Bab: Al-Bir Wash Shilah Wal Adab)


Allah berfirman dalam surat Al-Hujurat (49) ayat 11-12 yang artinya: Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim. 


QS. 49 ayat 12 artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahanorang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.


Dari hadist dan ayat di atas kita mengambil pelajaran bahwa ghibah adalah menyebut seseorang yang tidak disukainya. Bahkan, dalam al-Quran menyebutkan bahwa orang yang berghibah seperti orang yang makan daging yang sudah mati alias bangkai. 


Suatu ketika saat Muhammad SAW dalam perjalanan Isra Mi’raj, sempat melihat pemandangan mengerikan. ”Aku diperlihatkan orang yang mencakar-cakar mukanya sendiri dengan kuku-kuku tajam mereka.” Lantas Rasulullah SAW bertanya kepada Malaikat Jibril. ”Wahai Jibril siapakah mereka itu?” Malaikat Jibril menjawab, ”Mereka adalah yang menggunjing orang lain dan membuka aib kehormatan dirinya.” (HR Abu Daud).


Imam Al Ghazali dalam bukunya Mensucikan Jiwa, menyebutkan beberapa faktor yang mendorong ghibah. Pertama, melampiaskan kemarahan. Kedua, menyesuaikan diri dengan kawan-kawan, alias untuk bisa bergaul. Ketiga, ingin mendahului menjelek-jelekkan keadaan orang yang dikhawatirkan memandang jelek ihwalnya di sisi orang yang disegani.


Keempat, keinginan bercuci tangan dari perbuatan yang dinisbatkan kepada dirinya. Kelima, ingin membanggakan diri. Mengangkat dirinya sendiri dan menjatuhkan orang lain. Keenam, kedengkian. Ketujuh, bermain-main, senda gurau dan mengisi waktu kosong dengan lelucon dan akhirnya berghibah.  Kedelapan, melecehkan dan merendahkan orang lain demi untuk menghinakannya. Penyebabnya adalah sombong dan menganggap kecil orang lain.


Macam-macam ghibah ada beberapa macam, yaitu, pertama, ghibah dengan perkataan. Kedua, ghibah dengan isyarat dengan mimik muka. Ketiga, ghibah dengan menirukan kekurangan seseorang. 


Dalam prakteknya, ghibah itu menyinggung beberapa hal. Pertama, kekurangan secara fisik. Kedua, pekerjaan. Meski sebenarnya pekerjaan itu halal namun kadang dipergunjingkan. Ketiga adalah keluarga. Dan macam-macam yang lainnya.


Kita juga bisa mencegah untuk melakukan ghibah. Ada beberapa hal yang bisa mencegah untuk melakukan ghibah, antara lain: Pertama, Ghibah dapat mendatangkan kemurkaan Allah. Kedua, ghibah dapat membatalkan kebaikan-kebaikan di hari kiamat. 


Ketiga, dapat memindahkan kebaikan-kebaikan kita kepada orang yang digunjing sebagai ganti dari kehormatan yang telah dinodainya. Jika tidak memiliki kebaikan yang bisa dialihkan, maka keburukan orang yang digunjing itu akan dialihkan kepada kita. Keempat, kita harus mempelajarilah tentang ayat Quran dan Hadits tentang ghibah niscaya lidah kita tidak akan melakuk ghibah karena takut kepada hukum Allah.


Kelima, kita merenungkan cacat diri sendiri sehingga malu jika membicarakan orang lain. Keenam, bahwa orang lain merasa sakit karena ghibah yang dilakukannya, sebagaimana dia akan merasa sakit bila orang lain menggunjingnya. Ketujuh, setiap kali mendengar selentingan, cepatlah berkata kepada diri sendiri, apakah aku mendapat manfaat atau menyeritakan kembali hal ini kepada orang lain?


Kedelapan, kita mengurangi nongkrong di tempat yang nikmat untuk bergosip. Kesembilan, kita mesti rajin membaca Al Qur'an, lalu salurkan bahan gosipmu dengan membahas sesuatu yg bermanfaat atau berdiskusi.


Pertanyaanya adakah ghibah yang diperbolehkan? Nawawi rahimahullah setelah menjelaskan makna ghibah beliau berkata, “Akan tetapi ghibah itu diperbolehkan oleh syar’iat pada enam perkara:


Pertama, kedzoliman, diperbolehkan bagi orang yang terdzolimi menngadukan kedzoliman 
kepada penguasa atau hakim yang berkuasa yang memiliki kekuatan untuk mengadili perbuatan tersebut. Sehingga diperbolehkan mengatakan,”Si Fulan telah mendzalimi diriku”atau “Dia telah berbuat demikian kepadaku.”


Kedua, meminta bantuan untuk menghilangkan kemungkaran dan mengembalikan pelaku maksiat kepada kebenaran. Maka seseorang diperbolehkan mengatakan, “Fulan telah berbuat demikian maka cegahlah dia!”


Ketiga, meminta fatwa kepada mufti dengan mengatakan: “Si Fulan telah mendzolimi diriku atau bapakku telah mendzalimi diriku atau saudaraku atau suamiku, apa yang pantas ia peroleh? Dan apa yang harus saya perbuat agar terbebas darinya dan mampu mencegah perbuatan buruknya kepadaku?”


Keempat, memperingatkan kaum muslimin dari kejelekan, contohnya memperingatkan kaum muslimin dari perowi-perowi cacat supaya tidak diambil hadits ataupun persaksian darinya, memperingatkan dari para penulis buku (yang penuh syubhat). Menyebutkan kejelekan mereka diperbolehkan secara ijma’ bahkan terkadang hukumnya menjadi wajib demi menjaga kemurnian syari’at.


Kelima, ghibah terhadap orang yang melakukan kefasikan atau bid’ah secara terang-terangnan seperti menggunjing orang yang suka minum minuman keras, melakukan perdagangan manusia, menarik pajak dan perbuatan maksiat lainnya. Diperbolehkan menyebutkannya dalam rangka menghindarkan masyarakat dari kejelekannya.


Keenam, menyebut identitas seseorang yaitu ketika seseorang telah kondang dengan gelar tersebut. Seperti si buta, si pincang, si buta lagi pendek, si buta sebelah, si buntung maka diperbolehkan menyebutkan nama-nama tersebut sebagai identitas diri seseorang. Hukumnya haram jika digunakan untuk mencela dan menyebut kekurangan orang lain. Namun lebih baik jika tetap menggunakan kata yang baik sebagai panggilan, Allahu A’lam. (Syarhun Nawawi ‘ala Muslim, Hal.400).


Kemudian, bagaimana caranya kita jika sudah berghibah dan ingin bertaubat, apakah kita mesti meminta maaf kepada orang yang kita ghibahi? Ada dua fatwa tentang hal ini. Pertama, sejumlah ulama yang menyatakan bahwa kita mesti meminta maaf langsung kepada orang yang kita ghibahi. Namun ini bisa berefek pada keretakan hubungan pertemanan.


Yang kedua adalah para ulama yang menyebutkan kita hanya cukup beristighfar sebanyak-banyaknya dan bertaubat untuk tidak mengulangi untuk berghibah lagi. Meski begitu kita juga dianjurkan untuk berdoa agar orang yang kita ghibahi dimaafkan dosa-dosanya. 


Demikian pemaparan kajian kali ini. Saya meminta maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan pada kajian kali ini, karena hal itu datangnya dari saya pribadi. Jika ada kebenaran itu mutlak datangnya dari Allah SWT yang Maha Benar. Wallahu ‘alam bish-shawab.

Senin, 05 Maret 2012

Manusia, Tuhan dan Kamu

Karena manusia makhluk pembosan, maka Tuhan menciptakannya berbeda-beda.

Karena manusia makhluk pelupa, maka Tuhan menganjurkan untuk selalu belajar.

Karena manusia makhluk peragu, maka Tuhan melengkapinya dengan akal pikiran.

Karena manusia mahkluk pemilih, maka Tuhan memberkati hati untuk petunjuk pilihannya.

Karena manusia membutuhkan teman, maka Tuhan menganugerahkan pasangan untuknya.

Karena aku membutuhkan pendamping, maka Tuhan menciptakan kamu untukku.

Ankara, Sabtu Salju, 03.03.2012.

Jumat, 02 Maret 2012

Tidak Kah Cukup?

Tidak kah cukup
Tanda cinta yang kuungkap
Atau haruskah kujelaskan
Dengan ungkapan yang lantang


Tidak kah cukup
rasa yang terhempas dalam kalbu
Dan kau kibaskan penghalangnya
Agar semua jelas adanya


Tidak kah cukup
Suara yang selalu hinggap di telingamu
Atau pesan yang tersimpan rapi di lacimu
Dan semua hal yang menyiratkan tentangmu


Tidak kah cukup
Bila ku benar benar mencintaimu
Bila kau juga sejatinya mencintaiku
Apalagikah yang kau pinta wahai cinta


Ankara, 28 Februari 2012

Seru!

Tak usah kau ragu
Sebab hanya kita yang tahu
Bagaimana mengolah rindu
Dan hidup ini bertambah seru!


Ankara 28022012