Kang Deden

Tidak ada awal, akhir ataupun pertengahan, sebab yang ada hanyalah perjalanan.

Kang Deden

Orang besar ialah orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri.

Kang Deden

Berlarilah mengejar impian. Disana terdapat indahnya kehidupan.

Kang Deden

Berjalanlah, engkau akan mendapatkan banyak pelajaran.

Kang Deden

Tenangkan hatimu, karena itu sumber kebahagiaan.

Jumat, 03 Juni 2011

Geliat Masyarakat Ekonomi Syariah di Inggris

(Dimuat di Republika, Ahad, 29 Mei 2011)

Oleh Deden Mauli Darajat (Mahasiswa Pascasarjana Universitas Ankara, Turki)

MES INGGRIS RAYA MERUPAKAN CABANG DARI MASYARAKAT EKONOMI SYARIAH YANG BERBASIS DI JAKARTA.

Inggris bukanlah negara Muslim. Namun, negeri Ratu Elizabeth itu tercatat sebagai negara yang paling maju dalam hal ekonomi syariah. Terdapat beberapa kampus yang membuka bidang khusus ekonomi syariah, salah satunya Universitas Durham.

Tak heran jika mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di negeri itu terus berupaya mengkaji dan mempelajari ekonomi syariah. Sejumlah kegiatan ilmiah terkait keilmuan ekonomi syariah terus digalakkan di bebrapa wilayah, seperti London dan Durham. Para ahli ekonomi syariah dari beberapa universitas di Inggris pun didatangkan untuk menjadi pembicara dalam seminar maupun pelatihan.

Saat berkunjung ke Inggris beberapa waktu lalu, saya bertemu dan berbincang bersama pendiri Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) cabang Inggris, Rifki Ismal. Menurut dia, awal berdirinya MES Inggris atau MES UK berawal dari ide Direktur PT Bank Muamalat Indonesia, Farouk Abdullah Alwyni, yang menghubungi Hylmun Izhar, mahasiswa pascasarjana Universitas Durham.

“Kemudian, Mas Hylmun menghubungi saya untuk sama-sama merancang kelahiran MES UK,” ujar Rifki yang juga ketua MES UK periode awal hingga 2010. Setelah rancangan MES UK dibuat, papar Rifki, pihaknya kemudian mencari mahasiswa yang bersedia untuk menjadi pengurus harian.

Sejak terpenuhi semua unsur keorganisasian, MES UK yang merupakan cabang internasional dari MES di Indonesia melakukan perkenalan organisasi baru di dataran Britania Raya kepada masyarakat Indonesia di Inggris dengan menyelenggarakan seminar ekonomi syariah. “Kami hadirkan profesor dari universitas sebagai pembicara,” ujar Rifki yang juga bekerja di Bank Indonesia.

Sebagai negara yang paling maju dalam bidang ekonomi syariah di dataran Eropa, perguruan tinggi di Inggris pun berlomba membuka studi ekonomi syariah, seperti Universitas Durham. Pada 2010, mahasiswa Indonesia yang belajar ekonomi syariah di Universitas Durham tercatat sebanyak delapan orang, enam di antaranya mahasiswa doktoral dan dua lainnya mahasiswa master.

“Bahkan, Inggris memiliki undangundang khusus tentang ekonomi syariah,” papar Rifki. Pada awal 2011, MES UK melakukan pergantian pengurus karena Rifki Ismal telah menyelesaikan studi doktoralnya di Universitas Durham. Tampuk kepengurusan MES UK periode 2011-2013 pun diemban oleh Rahmatina Awaliah Kasri.

“Saya akan meneruskan kegiatan yang sudah dilakukan pengurus sebelumnya,” ujar Rahmatina. Selain melanjutkan program yang ditetapkan pengurus sebelumnya, papar Rahma, pihaknya juga akan melakukan kerja sama dengan organisasi lainnya, seperti Keluarga Islam Indonesia di Britania Raya atau Kibar.

Menurut dia, MES UK juga akan terus menyosialisasikan ekonomi syariah kepada warga Indonesia di Inggris dan mengupdate informasi tentang perkembangan dan pendidikan ekonomi syariah. Beberapa waktu lalu, MES UK mengadakan pelatihan ekonomi syariah dengan mendatangkan dosen dari Universitas di Inggris. Mereka adalah Dr Ugi Suharto dan Prof Habib Ahmed.

Dr Ugi merupakan dosen Markliefd Institute of Higher Education, dan Prof Habib adalah guru besar ekonomi syariah di Universitas Durham. Rifki menambahkan, MES UK didirikan untuk melakukan sharing informasi tentang bank syariah di UK, memberikan gambaran perkembangan ekonomi syariah di Inggris, serta memberi masukan positif untuk perkembangan ekonomi syariah di Indonesia, dan juga merupakan pintu kerja sama antara Indonesia dan Inggris di bidang ekonomi syariah.

Sejatinya, MES UK merupakan cabang dari Masyarakat Ekonomi Syariah yang berbasis di Jakarta. MES didirikan pada 1 Muharram 1422 Hijriah yang bertepatan pada 26 Maret 2011 M. Pada awalnya, MES didirikan hanya untuk Jakarta, tanpa mempunyai rencana untuk mengembangkan ke daerah-daerah.

Dalam perkembangannya, kehadiran MES mampu menarik berbagai kalangan lainnya di daerah untuk melaksanakan kegiatan serupa. Pada saat itu, disepakati untuk menggunakan nama MES dengan menambahkan nama daerah di belakangnya. Selain MES di berbagai daerah di Indonesia, MES juga memiliki cabang di beberapa negara lain, seperi Inggris (MES UK), MES Arab Saudi, dan MES Malaysia.

Sebagai organisasi kemasyarakatan, MES bertekad untuk menjadi wadah yang diakui sebagai acuan dan diikuti sebagai teladan bagi usaha percepatan pengembang an dan penerapan sistem ekonomi dan etika usaha yang sesuai dengan syariah Islam di Indonesia. Karenanya, MES bersifat independen dan tidak terafiliasi dengan salah satu partai politik. ed: heri ruslan.


Studi Ekonomi Islam di Universitas Durham

Durham telah menjadi pusat penelitian ekonomi Islam selama lebih dari 25 tahun. Pusat penelitian ini bernama Program Ekonomi Islam Durham atau DIFP yang berada di bawah naungan Institut Timur Tengah dan Studi Islam Universitas Durham.

Institut adalah bagian dari sekolah pemerintah dan urusan internasional. Dengan adanya program ini, akan memperkuat disiplin keilmuan tentang pemerintahan dan regulasi yang berhubungan dengan ekonomi syariah di Universitas Durham.

Program pascasarjana yang ditawarkan di Program Ekonomi Islam ini, antara lain, perbankan syariah, keuangan, manajemen, dan ekonomi. Universitas Durham telah menghasilkan sejumlah sarjana yang kini bekerja di perbankan syariah dan sektor keuangan, serta memberikan kontribusi dalam pengajaran ekonomi dan keuangan Islam di seluruh dunia.

Dengan didirikannya program DIFP, Universitas Durham terus berbenah dan memajukan untuk mencari posisi sebagai pusat terkemuka untuk penelitian pascasarjana di bidang ekonomi dan keuangan Islam, serta memperluas kegiatannya ke dalam dunia profesional. DIFP saat ini dipimpin oleh Profesor Rodney Wilson dan Dr Mehmet Asutay.

DIFP Universitas Durham memiliki ruangan audio visual yang bisa digunakan untuk seminar online jarak jauh secara langsung. Dalam sebuah seminar ekonomi syariah, papar Rifki, Universitas Durham bekerja sama dengan beberapa universitas di sejumlah negara, seperti Pakistan, Jepang, Malaysia, Libanon, Iran, Kuwait, dan Indonesia.

Karena seminar online, pembicaranya pun berasal dari Jeddah, Arab Saudi, yang membahas khusus soal syariah, sementara pembicara lainnya dari beberapa negara lainnya. Meski demikian, program seminar online ini memiliki kendala, di antaranya kendala perbedaan waktu, misalnya, Inggris dan Indonesia karena kedua negara itu memiliki selisih waktu sekitar enam jam.

Universitas Durham didirikan pada 1837 oleh Royal Charter dengan didasari oleh undang-undang parlemen Inggris pada 1832. Universitas ini juga merupakan salah satu perguruan tinggi pertama yang terbuka di Inggris selama lebih dari 600 tahun dan diklaim sebagai universitas tertua ketiga di Inggris setelah Universitas Oxford dan Universitas Cambridge.

Universitas Durham memiliki fakultas dan sekolah sebanyak 24 fakultas, di antaranya adalah Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Pendidikan dan sejumlah sekolah, seperti sekolah Budaya dan Bahasa Modern serta sekolah pemerintahan dan urusan internasional. Program Ekonomi Islam sendiri di bawah naungan sekolah pemerintah an dan urusan internasional.

Dapat juga diakses di: http://koran.republika.co.id/koran/153/136038/Geliat_Masyarakat_Ekonomi_Syariah_di_Inggris