Kang Deden

Tidak ada awal, akhir ataupun pertengahan, sebab yang ada hanyalah perjalanan.

Kang Deden

Orang besar ialah orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri.

Kang Deden

Berlarilah mengejar impian. Disana terdapat indahnya kehidupan.

Kang Deden

Berjalanlah, engkau akan mendapatkan banyak pelajaran.

Kang Deden

Tenangkan hatimu, karena itu sumber kebahagiaan.

Minggu, 28 April 2013

Ajar


Tuhan ajarkan manusia
Berdiri tegak setelah
Jatuhkan dengan keras

Sebab Tuhan jatuhkan
Ia sembuhkan rasa jiwa dan raga
Yang penuh luka dengan cinta

Tak perlu lagi bertanya
Mengapa semua terjadi
Di luar pikiran dan nalar manusia

Sebab pernahkah berpikir
Mengapa manusia terlahir
Di alam yang akan berakhir

Atau pernahkah manusia
Meminta untuk hidup
Dengan segala yang menyertainya

Tuhan ciptakan manusia di dunia
Bukan tanpa sebab
Ia inginkan manusia mengabdi padaNya

Sebagai abdiNya, maka manusia
Mesti menurut dengan
Apa yang ditetapkanNya

Sebab manusia ini milikNya
Dan akan kembali padaNya
Dengan semua ketetapanNya

Jatuh bangun dan berdiri
Itu adalah pilihan
Setelah jalani kehidupan

Tapi kemampuan
Untuk bangun jatuh dan berdiri
Adalah kuasa Tuhan

Kuasa Tuhan berada
Di atas kuasa manusia
Tak ada tandingnya

Jika mampu berdiri
Setelah jatuh bangun
Maka berlarilah

Mengejar asa
Dengan sekuat tenaga
Juga perbanyak doa

Ankara, 28 April 2013 Sore 17.57 WT

Selasa, 23 April 2013

Seni Kaligrafi

Pekan lalu saya berkunjung ke pameran seni kaligrafi di Ankara Congresium bersama teman saya, Jurjani. Kami memang sengaja datang ke sana untuk melihat ukiran seni yang diukir oleh tangan-tangan penuh bakat dengan rapih dan detail. Dari dulu saya dan saudara kembar saya memang penyuka seni kaligrafi. Meski tulisan Arab saya tidak sebagus saudara saya itu, Dadan.

Ketika saya berkunjung ke Kairo, Mesir pertengahan tahun 2010 lalu, saya bertemu dengan banyak teman saya yang satu almamater di Gontor. Pertemuan itu menjadi nostalgia tentang sekolah yang berada di kampung damai dengan pemikiran yang mendunia. Selain silaturahim dan kongkow saya juga  berkunjung ke tempat-tempat bersejarah di tanah para nabi itu.

Masjid-masjid bersejarah juga tak luput saya tengok. Di sela perbincangan itu, teman saya berkata ingin bertandang ke Istanbul, Turki. Mengapa, saya tanya padanya. Ia menjawab bahwa Istanbul itu pusat seni kaligrafi atau khat, yaitu seni tulisan Arab. Saya tercenung, mengapa harus Istanbul? Padahal Turki bukanlah negara Arab atau negara yang berbahasa Arab.

Turki yang berada di tengah dua benua besar, Asia dan Eropa adalah negara yang berbahasa Turki dan tulisannya berjenis alphabet latin seperti Inggris. Walaupun ada beberapa huruf tambahan seperti huruf   ‘i’ tanpa titik, dsb, yang jumlah keseluruhannya sebanyak 29 huruf, berbeda dengan alphabet bahasa Inggris dan Indonesia yang berjumlah 26 huruf.

Saya lupa waktu itu, kalau Istanbul adalah ibukota Kesultanan Turki Usmani yang berjaya sekitar 500 tahun. Sejak 1453 masehi, Konstantinopel berubah nama menjadi Istanbul setelah ditaklukkan oleh Sultan Fatih. Dan peradaban besar dimulai dari sini. Saat itu bahasa Turki ber-alphabet tulisan Arab. Seperti tulisan bahasa jawa dan melayu kuno. Tulisannya Arab tapi bacaannya bahasa melayu atau jawa.

Juga kekuasaan wilayah Kesultanan Turki Usmani ini terentang di wilayah Timur Tengah dan sebagian Eropa. Termasuk di dalamnya Arab Saudi dan Mesir. Setelah peradaban Islam maju di Baghdad selama lima abad, kemudian berpindah ke Istanbul dengan waktu yang nyaris sama. Begitu juga dengan pusat keilmuan dan kesenian yang juga berpindah dari Baghdad ke Istanbul.
Seni kaligrafi di dinding Taj Mahal, India
Dulu, ketika tahun pertama di Gontor tahun 1997, saya dan Dadan ditunjuk oleh pengurus asrama untuk menghias atau mendekorasi asrama gedung baru shighor, gedung Alighar lantai satu. Waktu mengerjakan dekorasi itu kami berdua merasakan takhsis alias dispensasi untuk tidak berangkat ke masjid saat shalat maghrib. Dan ada beberapa dispensasi lainnya saat kami menghias asrama.

Dispensasi ini sangat spesial, karena disiplin di Gontor sangat ketat. Jika melanggar aturan paling tidak dihukum dengan hafalan hingga botak bahkan bisa lebih, tergantung dari aturan apa yang dilanggar. Dan karena dispensasi ini juga kami berdua jadi lumayan dikenal orang-orang se-asrama yang dihuni anak baru itu. Kami mendekorasi asrama dengan tulisan kata-kata mutiara yang kami buat dari kertas karton.

Setiap semester bagian kesenian di Gontor mengadakan perlombaan mendekorasi asrama. Dan setiap pengurus asrama mengadakan perlombaan serupa bagi setiap kamarnya. Ini dilakukan agar asrama dan kamar yang kita huni indah dipandang mata. 

Setiap saya berkunjung ke beberapa negara, seperti Mesir, Iran, Arab Saudi, India bahkan Inggris, saya berusaha berkunjung ke tempat sejarahnya. Juga ke masjid-masjidnya yang memiliki dekorasi seni kaligrafi yang bagus dan unik, hanya untuk shalat dan untuk mengambil gambarnya. Sebab Allah itu Mahaindah dan menyukai keindahan.

Di setiap masjid di Turki juga dipenuhi dengan dekorasi seni kaligrafi yang indah. Dan di Istanbul beberapa abad lalu sudah ada sekolah seni kaligrafi. Ini yang menjadikan seni kaligrafi di Turki tetap terjaga kualitasnya hingga saat ini. Meski setelah pengalihan kekuasaan dari Kesultanan Turki Usmani ke Republik Turki yang sekuler di tahun 1923, yang mengubah tulisan Arab menjadi Latin, seni kaligrafi rupanya masih tetap terjaga.

Dari hasil kunjungan itu saya bisa mengambil kesimpulan bahwa bangunan tua dan bersejarah yang terawat dan masih kokoh di dunia ini adalah bangunan yang didekorasi dengan indah, apik dan detail oleh sang arsitek dan dekoratornya. Seni kaligrafi yang ditulis di dinding di Taj Mahal adalah salah satu contohnya. Dan kami bermimpi suatu saat nanti punya sekolah yang gedung-gedungnya dan masjidnya dihiasi dengan seni kaligrafi yang indah, seperti bangunan dan masjid yang bersejarah di dunia, amiin.

Senin, 22 April 2013

Industri Musik



Saya bukan penyuka jenis musik tertentu. Dan saya bisa juga menyukai berbagai jenis musik. Yang penting bagi saya adalah musik itu enak didengar dan lirik lagunya bagus. Maka, dari pada saya mendengar lagu dari mp3 tapi tidak nyaman di kuping lebih baik mendengar radio yang lagunya diputar dan dipilih sama operator radio.

Berbeda jika ada konser musik. Karena saat konser kita dapat mendengar dan menyanyi langsung bareng si artis. Tapi itu pun dilihat dulu siapa yang hadir di konser, selain berapa tiketnya, atau apakah itu konser gratis? Hahaha tetep mahasiswa.  Akhir pekan lalu, Maher Zain konser di Ankara Arena, alias GOR baru yang dimiliki Ankara. konser ini gratis karena disponsori oleh Kementerian Agama Turki.

Usai diskusi rutin dua mingguan GIA di kantor KBRI, kami bersama-sama berkunjung ke Ankara Arena. Tapi sebelumnya kami bertandang ke pameran pelajar internasional di Genclik Park atau taman pemuda yang tidak jauh dari Ankara Arena. Karena waktu konser pukul 21.30 maka kami jalan-jalan lagi ke Luna Park yang masih satu komplek dengan Genclik Park.

Luna Park ini sejenis Dunia Fantasi (Dufan) di Jakarta. Tapi Dufan lebih besar dan lebih luas ketimbang Luna Park. Jenis mainannya pun di Luna Park lebih sedikit. Masuk ke Luna Park ini murah, cuma 25 Kurus TL atau sekitar, 1.250 IDR.  Setiap mainan dikenakan biaya 4 TL atau sekitar 20 ribu rupiah. Yang paling saya suka kalau masuk ke tempat hiburan sejenis ini adalah bombomkar alias permainan mobil yang bebas untuk ditabrakan.

Setelah itu kami juga mencoba adrenalin yang membuat badan diputar-putar. Meski tidak sedahsyat  Tornado di Dufan, tapi mirip dikitlah. Bedanya pas naik adrenalin di Luna Park itu hawa dingin yang menghantam tubuh ini. Karena masih musim semi. Lanjut kemudian bermain bilyard di lokasi yang sama.

Akhirnya kami pun datang ke Ankara Arena, tentunya di sana sudah penuh dengan penonton. Mereka datang dari sore. Sementara kami datang pas konser Maher Zain sahaja. Sebab, acara sebenarnya dibuka dari pukul 20.00 dengan berbagai macam kegiatan yang menunjangnya. Setelah mencari tempat yang kosong karena Ankara Arena sudah dipenuhi sekitar 15 ribu penonton, akhirnya kami mendapat tempat kosong di sebelah kanan panggung yang hampir membelakangi panggung itu.

Sebenarnya saya tidak begitu hafal lagu-lagu milik Maher Zain ini. Hanya ada beberapa yang saya ingat, yaitu lagu Insyallah dan Barakallah. Yang membuat saya senang adalah kebersamaan menonton ini bersama teman-teman. Tidak terbayang kalau saya harus menonton sendiri. Kecuali kalau yang mengisi konser adalah lagu-lagu favorit saya seperti Iwan Fals. Sendiri pun saya akan datangi.

Saya teringat ketika hadir di konser GIGI di kampus saya di UIN Jakarta. Konser itu adalah penutup prosesi propesa alias opspek tahun 2004. Dengan antusias yang tinggi para penonton ada yang menonton di atap gedung student center. Setelah beberapa lagu Arman Maulana menyapa penonton dari berbagai sudut, terakhir ia menyapa sudut student center dan tiba-tiba dua orang jatuh dari lantai tiga atap gedung itu.

Setelah diselidiki, rupanya orang-orang yang menonton dari atap gedung student center itu bukan mahasiswa kampus UIN, melainkan warga sekitar kampus. Dan malam itu konser yang harusnya suka menjadi duka. Akibatnya  pihak rektorat mempertimbang-ulang tentang kebijakan konser di dalam kampus. Beberapa tahun kemudian, tetap berlangsung beberapa konser musik di dalam kampus, seperti jazz dll.

Yang hadir di Ankara Arena ini kebanyakan adalah perempuan yang mayoritas berkerudung. Teman saya berujar, dengan menutup mata saja, kita dapat memilih dan mendapat wanita cantik. Saking banyaknya wanita cantik malam itu. Hahaha.  Mereka bukan hanya datang dari Ankara tapi ada juga yang datang dari beragai daerah di Turki dengan menyewa bus yang diparkir di sekitar Ankara Arena.

Musik, apapun jenisnya, saat ini menjadi industri yang menjanjikan. Asal jeli melihat pangsa pasar dan kondisi sosial. Maher Zain, termasuk yang cerdas dalam hal ini. Mayoritas lagunya berbahasa Inggris, tapi ada beberapa lagunya yang berbahasa Arab, Turki dan bahkan Indonesia. Ia tahu bahwa pangsa pasarnya adalah negara yang mayoritas penduduknya muslim.

Bahkan ada kabar bahwa Indonesia adalah sasaran pasar utama untuk para pemusik dunia untuk melakukan konser di Jakarta. Karena hadir dalam konser itu, bagi kelas menengah adalah bagian dari gaya hidup metropolitan, setelah berjuang melawan hiruk pikuk ibukota.

Begitu juga jika Ramadhan tiba, para artis di Indonesia berbondong-bondong membuat lagu atau menyanyikan lagu reliji. Kita memang tidak bisa menerka apa niat para pembuat lagu reliji. Yang pasti secara bisnis ini tetap menguntungkan. Inilah industri musik. Selain keuntungan dari penjualan CD musik dan iTunes, yang paling menggiurkan adalah konser. Karena sekali konser si pemusik dapat puluhan juta rupiah.

Rabu, 17 April 2013

Sabar Merindu




Apakah dia selalu sabar menunggu
Atau aku yang tak sanggup menahan rindu


Ankara, 12 April 2013