Kang Deden

Tidak ada awal, akhir ataupun pertengahan, sebab yang ada hanyalah perjalanan.

Kang Deden

Orang besar ialah orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri.

Kang Deden

Berlarilah mengejar impian. Disana terdapat indahnya kehidupan.

Kang Deden

Berjalanlah, engkau akan mendapatkan banyak pelajaran.

Kang Deden

Tenangkan hatimu, karena itu sumber kebahagiaan.

Senin, 30 Januari 2012

Sajak Merindu

Tahukah engkau
Aku memupuk rindu 
Di tiap malam 
Berteman kelam


Kadang salju 
Ikut merindu
Rasakan dingin
Berikut angin


Kurasa getaran cinta
Tak akan terbatas 
Oleh lautan samudera
Pun jarak nan luas


Kalau kau tak rasakan
Rindu yang terkungkung
Kuingin kau tengadahkan
Muka ke langit tak berujung


Pandangi bintang
Bersama bulan
Yang datang
Selalu bersamaan


Saat ragu menderu hatimu
Akankan kau takluk olehnya
Atau kau taklukan rasamu
Agar rindu tetap menyala


Inginku kau jua merindu
Agar tak ada yang palsu
Hingga semua terkuak
Dan tak ada suara yang soak


Sebab, harapan adalah keberanian
Kesabaran adalah jawaban
Penantian adalah kesetiaan
Dan, pertemuan adalah kemenangan


Ankara, Jumat Bersalju, 27 Jan 2012

Rabu, 25 Januari 2012

Mari Berhimpun!


Pagi-pagi jalan masih putih tertutup salju. Mobil pembersih belum menyapu salju yang baru turun semalam sebelumnya. Kami turun dari bus dan sekelompok pelajar yang baru datang dari Istanbul juga turun dari bus di belakang kami. Karena wisma Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) berada di dataran tinggi, beberapa teman kami ingin menggunakan taksi.

Saat  taksi datang dan kami duduk di dalamnya, si pengemudi taksi bertanya, mau kemana kalian, kami menjawab mau ke gedung di atas sana yang ada bendera merah putihnya. Oh, ungkap sopir taksi, mobil saya tidak bisa meluncur ke sana, silakan kalian turun dan jalan kaki saja ke atas sana. Kami pun terpaksa berjalan di atas salju tebal dengan jalan yang menanjak.

Ahad, 22 Januari 2012, kemarin, sekitar 50 perwakilan pelajar Indonesia di berbagai wilayah di Turki berdatangan ke Ankara untuk menghadiri musyawarah tahunan atau kemarin dinobatkan menjadi musyawarah luar biasa Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Turki. Para pelajar dari luar kota itu ada yang menggunakan bus, kereta api hingga pesawat terbang untuk menuju Ankara. Mereka datang dengan biaya sendiri. Sungguh luar biasa semangatnya.

Meski musim dingin dan hujan salju di Ankara tak ada hentinya, namun kedatangan saudara seperjuangan dari berbagai daerah mampu menghangatkan keadaan kami. Canda, tawa, serius, hangat, sapaan, ketukan, pelukan, sindiran, sanggahan menyatu dalam satu waktu bersama hidangan khas Indonesia yang disajikan dalam sehari yang tak pernah berhenti, mulai sop buntut, bakso, mie goreng hingga bubur kacang ijo dan kacang hitam.

Sebenarnya acara itu direncakan selesai pukul 17 sore di saat adzan maghrib berkumandang waktu Ankara. Tetapi, ada beberapa hal yang masih alot untuk disepakati bersama dan akhirnya musyawarah itu berakhir pukul 23.00 (GMT + 2). Meski begitu, tampak dari wajah semua pelajar senang dengan acara yang telah dilaksanakan. Sebagian dari pelajar langsung kembali ke kotanya masing-masing, ada juga yang masih menetap beberapa hari di Ankara.


Acara seperti ini tidak asing bagi saya. Sejak dari KMI atau SMA dulu, saya suka berhimpun atau berorganisasi. Bahkan, pas di Ciputat semakin menjadi. Berbagai organisasi saya ikuti. Ini sebenarnya hanya soal pilihan. Saya memilih untuk menyibukkan diri di beberapa organisasi saat di Ciputat. Bukan tanpa sebab. Kita mungkin masih ingat kata-kata Sayyidina Ali RA, kejahatan yang terorganisir akan mengalahkan kebenaran yang tak terorganisir. Jadi, mari kita berhimpun!


Sabtu, 21 Januari 2012

Jembatan untuk Bersekolah di Lebak

Sedikit emosional catatan kali ini. Betapa tidak, jembatan yang rusak namun tetap dipakai menyeberang oleh anak-anak sekolah itu kemudian diphoto dan diberitakan oleh media Inggris Daily Mail. Bukan cuma soal pemberitaan itu, namun jembatan itu memang sudah lama ada dengan kondisi yang tidak baik. Rupanya jembatan itu tidak berubah sejak dulu hingga bertambah rusak saat ini. Entah mengapa.

Saat menjadi mahasiswa di Jakarta, kadang seminggu sekali saya pulang kampung ke Rangkasbitung, Lebak, Banten. Menggunakan kereta api langsam Kota-Rangkasbitung saya kembali ke kota kelahiran itu selama 2 jam perjalanan. Namun, saat bekerja di Jakarta saya terkadang menggunakan bus dari Jakarta ke Rangkasbitung. Tidak ada yang nyaman sebenarnya saat di perjalanan, naik kereta pasti penuh sesak, sementara naik bus juga jalannya tidak bagus alias hancur tak terurus.

Di sela liburan kuliah atau bekerja itu saya kadang menemani ibu saya ke sekolah yang saat itu menjadi kepala sekolah di SDN Sangiang Tanjung 02, Kecamatan Kalang Anyar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Untuk menuju sekolah dari rumah saya yang berjarak sekitar 5 kilo meter itu, kami menggunakan angkutan kota (angkot). Setiba di sana kami tidak bisa langsung menuju sekolah, karena kami mesti menyeberang sungai Ciberang.

Untuk menyeberang sungai itu ada beberapa cara. Ada yang menggunakan jembatan, ada juga yang menggunakan perahu kecil. Menggunakan jembatan yang sedikit dan jaraknya jauh memang bukan pilihan utama. Akhirnya kebanyakan guru dan murid yang akan menuju ke sekolah itu menggunakan perahu kecil yang digerek menggunakan tali tambang yang tersambung dari ujung seberang sungai ke seberang.

Kami memberikan ongkos untuk sekali menyeberang kepada pengemudi perahu kecil itu. Kadang jika tidak ada yang menjaga perahu kecil maka para muridlah yang menarik kendaraan bertenaga manusia itu saat para guru akan menyeberang, baik di pagi hari maupun di siang hari. Namun, penggunaan perahu kecil ini terbatas jika air di sungai itu meluap. Apalagi jika banjir datang. Kadang jam sekolah diundur dari biasanya karena harus menunggu guru yang datang terlambat karena harus putar arah menuju sekolahnya.

Kadang saudara kembar saya yang mengantar ibu kami ke sekolah dengan motor melintasi jembatan yang pas-pasan untuk dilewati sebuah kendaraan roda dua. Ada beberapa jembatan penghubung di sungai Ciberang itu. Namun, kebanyakan jembatan itu sudah tidak layak lagi digunakan, banyak di tengah-tengahnya bolong. Artinya sudah tidak nyaman dan berbahaya jika digunakan. Itu dulu pas saya mahasiswa di Jakarta sekitar tahun 2005-2007. Eh, rupanya saat saya jadi mahasiswa di Ankara, Turkey pun masih seperti itu, dan saya tahunya dari berita di Inggris itu.

Pagi tadi saat saya mengecek email kiriman dari teman saya mahasiswa di Belanda, bahwa media di Inggris menerbitkan photo bergambar siswa SD dan SMP menyeberangi jembatan yang rusak untuk bersekolah. Saat saya baca keterangan photo itu, ternyata daerah itu adalah daerah saya di Lebak Banten. Kami pun kemudian berdiskusi, apa yang bisa kami perbuat untuk menyelamatkan aset bangsa itu. Sebab, mereka masih semangat untuk belajar meski melintasi jembatan yang tak layak pakai alias rusak.
Sebenarnya, kabupaten Lebak, Banten tidaklah jauh dari kantor pusat pemerintahan Republik Indonesia di Jakarta. Jarak antara Jakarta dan Kabupaten Lebak sekitar 150 kilometer. Artinya  tidak begitu jauh. Namun kebijakan di Jakarta tidak begitu dirasakan oleh masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Ingat, yang dekat saja seperti ini bagaimana dengan bagian Indonesia lainnya yang berada di ujung sana. Atau juga bagaimana kebijakan pemerintah daerah di Kabupaten Lebak atau Provinsi Banten yang tak menyentuh akar rumput? Pertanyaan dasarnya adalah, mengapa ini semua bisa terjadi?

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan kemudahan bagi para pelajar yang sedang menuntut ilmu dan memberikan kesadaran kepada para pemimpin kami untuk lebih memikirkan kebutuhan dasar masyarakatnya. Semoga!


Kamis, 05 Januari 2012

Sombong, Penyakit Hati


(Disampaikan pada kajian Ibu-ibu DWP KBRI Ankara, Rabu, 4 Januari 2012)

Oleh Deden Mauli Darajat


Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan dengan sebaik-baik ciptaan. Berbeda dengan makhluk yang lainnya yang hanya memiliki jasad, ruh, dan naluri, manusia diberi hal yang paling berharga di dunia ini yaitu hati dan pikiran.

Namun pada hakikatnya Allah hanya memandang manusia dari hatinya. Jika hatinya bersih semua akan baik dan  semua orang bisa merasakannya. Pun kebalikannya, hati kotor bisa juga dirasakan oleh orang di sekitarnya. Hati yang kotor adalah hati yang sakit. Penyakit hati itu di antaranya adalah sombong. Pada kajian kali ini kita akan membahas tentang sombong.

Baiklah, kita mulai dengan sebuah kisah dalam surat Al-Qasas (28) ayat 76-82. Mungkin kita tahu asal muasal istilah harta karun atau harta qarun. Alkisah, Qarun adalah orang kaya sejagad waktu itu. Qarun termasuk kaum Nabi Musa AS. Juga dikatakan bahwa Qarun adalah anak dari pamannya Musa AS.

Qarun orang yang diberi kekayaan oleh Allah itu ingkar untuk bersyukur. Malah ia berlaku zalim terhadap orang-orang di sekitarnya. Gambaran kekayaan Qarun adalah kunci-kunci gudang kekayaannya itu tidak sanggup dibawa oleh orang yang paling kuat sekalipun.

Dan Qarun dengan bangga mengatakan bahwa kekayaan yang dimilikinya itu disebabkan oleh ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Kemudian ia keluar dan memamerkan kekayaan terhadap kaumnya. Orang-orang yang cinta akan dunia mengatakan bahwa semoga kami dapat seperti Qarun yang memiliki kekayaan yang banyak, dan sungguh ia beruntung.

Tetapi orang yang dianugerahi ilmu mengatakan bahwa celakalah wahai kamu, karena pahala lebih baik bagi orang yang beriman dan bersabar. Karena kesombongan Qarun, Allah membenamkan Qarun dan kekayaannya ke dalam bumi. Dan tidak ada yang dapat menolongnya seorangpun.

Orang yang dulu mengatakan ingin seperti Qarun tersadar bahwa kekayaan dan rejeki itu datangnya hanya dari Allah dan akan kembali kepadaNya. Begitulah cerita kesombongan di zaman lalu yang menjadi pelajaran bagi kita semua. Hingga kita membuat istilah harta karun untuk barang-barang yang kita temui di dalam bumi.

Sekarang apa itu sombong? Menurut Rasulullah SAW dalam haditsnya mengatakan bahwa sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. Contoh menolak kebenaran adalah kisah Qarun di atas.

Sombong bisa dibedakan menjadi dua, yaitu sombong lahir dan sombong batin. Secara lahir sombong ini mudah dilihat dari gerak-gerik dan perkataan seseorang. Sementara sombong batin ini susah dideteksi karena syetan dan iblis masuk ke hati manusia secara halus dan diam-diam.

Sementara macam-macam sombong itu ada lima macam: (1) Sombong karena keturunan/status sosial, (2) sombong karena kekayaan, (3) sombong karena ketampanan/kecantikan (4) sombong karena ilmu pengetahuan, dan (5) sombong karena amal ibadah yang telah dilakukan.

Sombong karena status sosial ini mudah terdeteksi. Kita yang memiliki status sosial, misalnya, dengan mudah memandang orang yang lebih rendah dari status kita. Ini termasuk sombong secara lahiriyah. Begitu pun sombong karena kekayaan, kita dapat melihat dari gerak-geriknya karena mudah terlihat.

Sombong karena ketampanan/kecantikan ini yang kadang mengalihkan kita dari kebersyukuran kepada Allah. Kita dengan cepat bangga saat melihat orang yang kurang sempurna secara fisik dan dengan mudah menghinanya tanpa kita sadari bahwa orang tersebut telah kita tersakiti dengan tindakan atau perkataan kita. Ini juga termasuk sombong yang lahir.

Dua yang terakhir ini yang susah terdeteksi karena keduanya adalah sombong secara batin dan susah terdeteksinya. Misalnya, kita yang sudah menempuh pendidikan S1, memandang rendah orang yang tidak melanjutkan sekolahnya di universitas atau perguruan tinggi. Padahal itu semua sudah ditentukan oleh Allah.

Sementara yang terakhir adalah sombong karena amal perbuatan yang kita nilai sangat berharga. Padahal belum tentu di mata Allah. Kita yang mengerjakan kebaikan dan kebajikan, misalnya, memandang tidak berharga orang yang tidak melakukannya. Dan bahkan kita sering mengungkapkannya kepada orang-orang. Ini yang paling susah terdeteksi. Dan ini adanya dalam hati.

Mengapa harus ada kata hari-hati dengan hati? Karena hati itu tidak menetap, kadang naik kadang turun. Hati dalam bahasa arab adalah qalb, asal katanya adalah qallaba yuqallibu, artinya membalik-balikan. Kadang taat kadang tidak. Maka kita harus berusaha sekuat tenaga agar tetap taat dengan berdoa pada Allah di setiap waktu. Juga untuk itu kita perlu memperbanyak istighfar. Astaghfirullahaladzim.

Mengapa manusia tidak boleh sombong? karena kesombongan hanya milik Allah Al-Mutakabbir. Kita manusia tercipta hanya dari tanah dan akan kembali menjadi tanah. Dan kesombongan ini akan menjadi penghalang manusia untuk masuk surga, karena orang-orang yang sombong tempatnya adalah di neraka. Naudzubillah.

Demikian pemaparan singkat tentang sombong sebagai penyakit hati. Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika ada kesalahan karena itu datangnya dari diri saya yang fakir. Dan jika terdapat kebenaran itu mutlak datangnya dari Allah SWT, Sang pemilik kebenaran. Wallahu a’lam bishshawab.

Rabu, 04 Januari 2012

Ungkapan Mata

Oleh @DedenMD

Aku melihat di matanya
Berbeda dengan di mulutnya
Kadang rindu itu menipu
Tak seperti yang tertutur

Itu dilakukan terpaksa
Untuk menghibur
Agar rindu yang terasa
Tak terungkap

Seperti burung yang
Terbang jauh mencari makan
Dan pasti kembali kandang
Tanpa salah arah

Lihatlah para perindu
Yang merindu di ujung sana
Mereka merawat rasa itu
Agar tak hilang

Dan tidak akan hilang
Karena rasa berasal
Dari dalam
Dari Ilahi

Bertambah dipendam
Bertambah menjadi
Bertambah ingin berjumpa
Bertambah tak terlukiskan

Disebabkan menipu
Janganlah terlena dengannya
Karena semua
Sudah ditetapkannya

Semua pertanyaan
Ada jawabannya
Setiap usaha
Dapatkan hasil

Menanam rindu
Bak menanam buah
Siramlah agar waktunya
Nanti buahnya segar

Mata itu mengatakan
Rindu yang tak berujung
Namun mulutnya
Ah, mengapa tak mau ungkap

Mungkin ia lakukan itu
Agar tak mengubah
Usaha yang telah dilakukan
Dan seakan-akan semua baik

Untuk mereka yang dilanda rindu
Kabar adalah candu
Usahlah gelisah
Semua akan terkisah


Ankara, 04 Januari 2012, 00.00 WT (+2)

Senin, 02 Januari 2012

Kampung Galau

Suatu ketika teman saya ditanya, "Kamu dari mana?" Teman saya menjawabnya singkat, "Saya dari kampung galau."

*****

Cerita di atas bukan cerita beneran. Tapi cerita buatan. Catatan kali ini soal galau yang sering melanda manusia di seantero jagad raya. Cuma sekadar catatan. Ingat, hanya catatan, gak lebih. Hehe.

Sumber photo: https://twitter.com/#!/seputargalau
Suatu ketika teman saya di twitter mengajak saya untuk memfollow akun @RadioGalauFM, dan akhirnya saya follow juga itu akun. Rupanya akun yang sering menulis tentang galau, kegalauan dan penggalauan itu mencatatkan followers atau pengikutnya lebih dari 300 ribu akun. Waw, angka yang sangat fantastis.

Sebenarnya trend kata galau itu populer di tahun 2011. Tapi, sampai saat ini kepopuleran kata galau tidak juga surut. Kata galau sudah mendunia. Di kalangan masyarakat umum, terutama para pengguna sosial media, seperti twitter dan facebook.

Eh, bukan cuma di dunia maya atau di sosial media sih ramainya galau itu, di dunia nyata juga. Contohnya, teman saya biasanya menggalau sebelum dia tidur. Bahkan, kata galau sudah dipakai oleh teman saya yang warga Turki. Kok bisa? Bisa dong. Haha.

Saya dan teman saya di asrama sering becanda dengan kata galau dan teman kami yang orang Turki sering mendengarnya. Dan orang Turki itu bertanya kepada teman saya. “Sen, galau musun?” artinya, apakah anda galau? Sontak saja kami semua tertawa. Hahaha.

Secara bahasa, galau dalam kamus bahasa Indonesia (2008) adalah kacau atau tidak keruan. Artinya suatu keadaan dalam diri seseorang yang sedang kacau dan tidak keruan atau tidak menentu. Galau bisa menghampiri setiap manusia yang memiliki hati.

Kalau boleh mendefinisikan galau dari berbagai aspek, maka mari kita definisikan. Pertama adalah tanda-tanda orang yang galau. Tanda-tandanya adalah, (1) pikiran tak menentu, (2) merasa sendiri meski di tempat ramai, (3) uring-uringan gak jelas, dan (4) tidak tahu harus berbuat apa di saat luangnya waktu.

Yang kedua adalah kapan datangnya kegalauan: (1) di saat perjalanan sendiri, (2) menonton film atau video musik romantis, (3) pesan pendek atau SMS, inbox, DM, BBM atau media pesan lainnya yang tak kunjung dibalas, (4) mendapatkan hasil yang tidak diinginkan, (5) perjuangan yang sia-sia, (6) saat hujan gerimis, (7) di saat berada di tempat yang romantis tapi sendiri, (8) kehilangan sesuatu/seseorang yang dicintai.

Yang ketiga adalah, macam-macam galau. Apa saja sih versinya, (1) galau sekolah, biasanya ini karena banyaknya tugassekolah atau kuliah dan tidak pernah dikerjakan atau dikerjakan tapi tidak selesai-selesai, (2) galau pekerjaan, pekerjaan yang menumpuk dan banyak masukan atau kritikan dari si boss atau atasan, dan yang paling banyak adalah, (3) galau cinta, #eaaa ini yang paling banyak pasiennya, hahaha.

Kalau sudah kita definisikan, maka yang keempat dan yang tidak kalah pentingnya adalah obat galau. Sebenarnya banyak obat galau, tapi bisalah kita definisikan seperti ini: (1) tidur, langsung saja tidur kalau galau melanda, (2) nonton film, sebaiknya film bernuansa humor.

(3) Jalan ke pasar tradisional, sebab di pasar itu banyak penjual kecil yang susah payah mencari rejeki untuk membeli sesuap nasi, (4) membaca buku, dan yang paling mujarab adalah (5) segera beribadah, baik wudhu, dzikir,  sholat atau membaca alquran, atau bermuhasabah atau interospeksi diri.

Karena galau adalah sifatnya di dalam diri atau di dalam perasaan, maka saya menyebutnya adalah kampung galau. Kampung artinya berwujud ada dalam diri manusia. Semua orang memiliki kampung itu. Artinya semua orang pasti pernah merasakan galau, baik terlihat atau tidak terlihat.

Galau juga berasal dari hati. Karena hati itu tidak menetap dan dia sangat dinamis. Bisa saja sekarang galau dan beberapa waktu kemudian galaunya hilang atau sebaliknya. Jadi kalau kamu galau tenang saja, kamu tidak sendiri, karena di luar sana masih banyak orang-orang yang galau. Hehehe.

Lagi-lagi ini hanya sekadar catatan. Ingat, cuma catatan dari sebuah kampung yang bernama kampung galau.

Ankara, 1 Januari 2012
Catatan awal tahun