Kamis, 05 Januari 2012

Sombong, Penyakit Hati


(Disampaikan pada kajian Ibu-ibu DWP KBRI Ankara, Rabu, 4 Januari 2012)

Oleh Deden Mauli Darajat


Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan dengan sebaik-baik ciptaan. Berbeda dengan makhluk yang lainnya yang hanya memiliki jasad, ruh, dan naluri, manusia diberi hal yang paling berharga di dunia ini yaitu hati dan pikiran.

Namun pada hakikatnya Allah hanya memandang manusia dari hatinya. Jika hatinya bersih semua akan baik dan  semua orang bisa merasakannya. Pun kebalikannya, hati kotor bisa juga dirasakan oleh orang di sekitarnya. Hati yang kotor adalah hati yang sakit. Penyakit hati itu di antaranya adalah sombong. Pada kajian kali ini kita akan membahas tentang sombong.

Baiklah, kita mulai dengan sebuah kisah dalam surat Al-Qasas (28) ayat 76-82. Mungkin kita tahu asal muasal istilah harta karun atau harta qarun. Alkisah, Qarun adalah orang kaya sejagad waktu itu. Qarun termasuk kaum Nabi Musa AS. Juga dikatakan bahwa Qarun adalah anak dari pamannya Musa AS.

Qarun orang yang diberi kekayaan oleh Allah itu ingkar untuk bersyukur. Malah ia berlaku zalim terhadap orang-orang di sekitarnya. Gambaran kekayaan Qarun adalah kunci-kunci gudang kekayaannya itu tidak sanggup dibawa oleh orang yang paling kuat sekalipun.

Dan Qarun dengan bangga mengatakan bahwa kekayaan yang dimilikinya itu disebabkan oleh ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Kemudian ia keluar dan memamerkan kekayaan terhadap kaumnya. Orang-orang yang cinta akan dunia mengatakan bahwa semoga kami dapat seperti Qarun yang memiliki kekayaan yang banyak, dan sungguh ia beruntung.

Tetapi orang yang dianugerahi ilmu mengatakan bahwa celakalah wahai kamu, karena pahala lebih baik bagi orang yang beriman dan bersabar. Karena kesombongan Qarun, Allah membenamkan Qarun dan kekayaannya ke dalam bumi. Dan tidak ada yang dapat menolongnya seorangpun.

Orang yang dulu mengatakan ingin seperti Qarun tersadar bahwa kekayaan dan rejeki itu datangnya hanya dari Allah dan akan kembali kepadaNya. Begitulah cerita kesombongan di zaman lalu yang menjadi pelajaran bagi kita semua. Hingga kita membuat istilah harta karun untuk barang-barang yang kita temui di dalam bumi.

Sekarang apa itu sombong? Menurut Rasulullah SAW dalam haditsnya mengatakan bahwa sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. Contoh menolak kebenaran adalah kisah Qarun di atas.

Sombong bisa dibedakan menjadi dua, yaitu sombong lahir dan sombong batin. Secara lahir sombong ini mudah dilihat dari gerak-gerik dan perkataan seseorang. Sementara sombong batin ini susah dideteksi karena syetan dan iblis masuk ke hati manusia secara halus dan diam-diam.

Sementara macam-macam sombong itu ada lima macam: (1) Sombong karena keturunan/status sosial, (2) sombong karena kekayaan, (3) sombong karena ketampanan/kecantikan (4) sombong karena ilmu pengetahuan, dan (5) sombong karena amal ibadah yang telah dilakukan.

Sombong karena status sosial ini mudah terdeteksi. Kita yang memiliki status sosial, misalnya, dengan mudah memandang orang yang lebih rendah dari status kita. Ini termasuk sombong secara lahiriyah. Begitu pun sombong karena kekayaan, kita dapat melihat dari gerak-geriknya karena mudah terlihat.

Sombong karena ketampanan/kecantikan ini yang kadang mengalihkan kita dari kebersyukuran kepada Allah. Kita dengan cepat bangga saat melihat orang yang kurang sempurna secara fisik dan dengan mudah menghinanya tanpa kita sadari bahwa orang tersebut telah kita tersakiti dengan tindakan atau perkataan kita. Ini juga termasuk sombong yang lahir.

Dua yang terakhir ini yang susah terdeteksi karena keduanya adalah sombong secara batin dan susah terdeteksinya. Misalnya, kita yang sudah menempuh pendidikan S1, memandang rendah orang yang tidak melanjutkan sekolahnya di universitas atau perguruan tinggi. Padahal itu semua sudah ditentukan oleh Allah.

Sementara yang terakhir adalah sombong karena amal perbuatan yang kita nilai sangat berharga. Padahal belum tentu di mata Allah. Kita yang mengerjakan kebaikan dan kebajikan, misalnya, memandang tidak berharga orang yang tidak melakukannya. Dan bahkan kita sering mengungkapkannya kepada orang-orang. Ini yang paling susah terdeteksi. Dan ini adanya dalam hati.

Mengapa harus ada kata hari-hati dengan hati? Karena hati itu tidak menetap, kadang naik kadang turun. Hati dalam bahasa arab adalah qalb, asal katanya adalah qallaba yuqallibu, artinya membalik-balikan. Kadang taat kadang tidak. Maka kita harus berusaha sekuat tenaga agar tetap taat dengan berdoa pada Allah di setiap waktu. Juga untuk itu kita perlu memperbanyak istighfar. Astaghfirullahaladzim.

Mengapa manusia tidak boleh sombong? karena kesombongan hanya milik Allah Al-Mutakabbir. Kita manusia tercipta hanya dari tanah dan akan kembali menjadi tanah. Dan kesombongan ini akan menjadi penghalang manusia untuk masuk surga, karena orang-orang yang sombong tempatnya adalah di neraka. Naudzubillah.

Demikian pemaparan singkat tentang sombong sebagai penyakit hati. Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika ada kesalahan karena itu datangnya dari diri saya yang fakir. Dan jika terdapat kebenaran itu mutlak datangnya dari Allah SWT, Sang pemilik kebenaran. Wallahu a’lam bishshawab.

0 komentar:

Posting Komentar