(Disampaikan pada kajian Ibu-ibu
DWP KBRI Ankara, Rabu, 4 Januari 2012)
Oleh Deden Mauli Darajat
Manusia adalah makhluk Allah yang
diciptakan dengan sebaik-baik ciptaan. Berbeda dengan makhluk yang lainnya yang
hanya memiliki jasad, ruh, dan naluri, manusia diberi hal yang paling berharga
di dunia ini yaitu hati dan pikiran.
Namun pada hakikatnya Allah hanya
memandang manusia dari hatinya. Jika hatinya bersih semua akan baik dan semua orang bisa merasakannya. Pun
kebalikannya, hati kotor bisa juga dirasakan oleh orang di sekitarnya. Hati
yang kotor adalah hati yang sakit. Penyakit hati itu di antaranya adalah
sombong. Pada kajian kali ini kita akan membahas tentang sombong.
Baiklah, kita mulai dengan sebuah
kisah dalam surat Al-Qasas (28) ayat 76-82. Mungkin kita tahu asal muasal
istilah harta karun atau harta qarun. Alkisah, Qarun adalah orang kaya sejagad
waktu itu. Qarun termasuk kaum Nabi Musa AS. Juga dikatakan bahwa Qarun adalah
anak dari pamannya Musa AS.
Qarun orang yang diberi kekayaan
oleh Allah itu ingkar untuk bersyukur. Malah ia berlaku zalim terhadap
orang-orang di sekitarnya. Gambaran kekayaan Qarun adalah kunci-kunci gudang
kekayaannya itu tidak sanggup dibawa oleh orang yang paling kuat sekalipun.
Dan Qarun dengan bangga
mengatakan bahwa kekayaan yang dimilikinya itu disebabkan oleh ilmu pengetahuan
yang dimilikinya. Kemudian ia keluar dan memamerkan kekayaan terhadap kaumnya.
Orang-orang yang cinta akan dunia mengatakan bahwa semoga kami dapat seperti Qarun
yang memiliki kekayaan yang banyak, dan sungguh ia beruntung.
Tetapi orang yang dianugerahi
ilmu mengatakan bahwa celakalah wahai kamu, karena pahala lebih baik bagi orang
yang beriman dan bersabar. Karena kesombongan Qarun, Allah membenamkan Qarun
dan kekayaannya ke dalam bumi. Dan tidak ada yang dapat menolongnya seorangpun.
Orang yang dulu mengatakan ingin
seperti Qarun tersadar bahwa kekayaan dan rejeki itu datangnya hanya dari Allah
dan akan kembali kepadaNya. Begitulah cerita kesombongan di zaman lalu yang
menjadi pelajaran bagi kita semua. Hingga kita membuat istilah harta karun
untuk barang-barang yang kita temui di dalam bumi.
Sekarang apa itu sombong? Menurut
Rasulullah SAW dalam haditsnya mengatakan bahwa sombong adalah menolak
kebenaran dan meremehkan orang lain. Contoh menolak kebenaran adalah kisah
Qarun di atas.
Sombong bisa dibedakan menjadi
dua, yaitu sombong lahir dan sombong batin. Secara lahir sombong ini mudah
dilihat dari gerak-gerik dan perkataan seseorang. Sementara sombong batin ini
susah dideteksi karena syetan dan iblis masuk ke hati manusia secara halus dan
diam-diam.
Sementara macam-macam sombong itu
ada lima macam: (1) Sombong karena keturunan/status sosial, (2) sombong karena
kekayaan, (3) sombong karena ketampanan/kecantikan (4) sombong karena ilmu
pengetahuan, dan (5) sombong karena amal ibadah yang telah dilakukan.
Sombong karena status sosial ini
mudah terdeteksi. Kita yang memiliki status sosial, misalnya, dengan mudah
memandang orang yang lebih rendah dari status kita. Ini termasuk sombong secara
lahiriyah. Begitu pun sombong karena kekayaan, kita dapat melihat dari
gerak-geriknya karena mudah terlihat.
Sombong karena
ketampanan/kecantikan ini yang kadang mengalihkan kita dari kebersyukuran
kepada Allah. Kita dengan cepat bangga saat melihat orang yang kurang sempurna
secara fisik dan dengan mudah menghinanya tanpa kita sadari bahwa orang
tersebut telah kita tersakiti dengan tindakan atau perkataan kita. Ini juga
termasuk sombong yang lahir.
Dua yang terakhir ini yang susah
terdeteksi karena keduanya adalah sombong secara batin dan susah terdeteksinya.
Misalnya, kita yang sudah menempuh pendidikan S1, memandang rendah orang yang
tidak melanjutkan sekolahnya di universitas atau perguruan tinggi. Padahal itu
semua sudah ditentukan oleh Allah.
Sementara yang terakhir adalah
sombong karena amal perbuatan yang kita nilai sangat berharga. Padahal belum
tentu di mata Allah. Kita yang mengerjakan kebaikan dan kebajikan, misalnya,
memandang tidak berharga orang yang tidak melakukannya. Dan bahkan kita sering
mengungkapkannya kepada orang-orang. Ini yang paling susah terdeteksi. Dan ini
adanya dalam hati.
Mengapa harus ada kata hari-hati
dengan hati? Karena hati itu tidak menetap, kadang naik kadang turun. Hati
dalam bahasa arab adalah qalb, asal katanya adalah qallaba yuqallibu, artinya
membalik-balikan. Kadang taat kadang tidak. Maka kita harus berusaha sekuat tenaga
agar tetap taat dengan berdoa pada Allah di setiap waktu. Juga untuk itu kita
perlu memperbanyak istighfar. Astaghfirullahaladzim.
Mengapa manusia tidak boleh
sombong? karena kesombongan hanya milik Allah Al-Mutakabbir. Kita manusia
tercipta hanya dari tanah dan akan kembali menjadi tanah. Dan kesombongan ini
akan menjadi penghalang manusia untuk masuk surga, karena orang-orang yang
sombong tempatnya adalah di neraka. Naudzubillah.
Demikian pemaparan singkat
tentang sombong sebagai penyakit hati. Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika ada kesalahan karena itu datangnya dari diri saya yang fakir. Dan jika terdapat kebenaran itu mutlak
datangnya dari Allah SWT, Sang pemilik kebenaran. Wallahu a’lam bishshawab.
0 komentar:
Posting Komentar