Kang Deden

Tidak ada awal, akhir ataupun pertengahan, sebab yang ada hanyalah perjalanan.

Kang Deden

Orang besar ialah orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri.

Kang Deden

Berlarilah mengejar impian. Disana terdapat indahnya kehidupan.

Kang Deden

Berjalanlah, engkau akan mendapatkan banyak pelajaran.

Kang Deden

Tenangkan hatimu, karena itu sumber kebahagiaan.

Kamis, 17 Januari 2013

Anak Shaleh dan Akikah




(Disampaikan pada kajian Ibu-Ibu DWP KBRI Ankara, Rabu 16 Januari 2013)

Ada dua buah cerita tentang anak. Pertama, suatu ketika ibu saya yang guru SD bercerita bahwa salah satu muridnya sangat kesusahan menerima pelajaran. Bahkan setelah tinggal kelas pun ia tetap susah menerima pelajaran. Selidik punya selidik ayahnya adalah seorang polisi yang bandel. Alias oknum polisi lalu lintas yang sering menilang orang dan memungut biaya darinya. Uang itulah yang disuguhkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Ini bukan soal polisi atau bukan. Tapi soal ia menjadi polisi yang baik atau tidak baik. Atau seorang ayah atau ibu menjadi pekerja yang baik atau tidak. Sebab paman saya pun ada yang menjadi polisi dan baik-baik saja. Soal uang haram yang disuguhkan untuk anaknya itulah yang mungkin menyebabkan anaknya susah menerima pelajaran. Sebab kita adalah apa yang kita makan. Kita akan menjadi sukses ketika semua yang kita gunakan halal dan baik.

Kedua, tentang anak penghafal Alquran. Adalah Husein Thabathaba’i sang penghafal Alquran sejak umurnya di bawah lima tahun. Di usianya tujuh tahun Husein diujin para professor di salah satu kampus di Inggris. Dalam ujian itu Husein diuji tentang hafalan dan tafsiran Alquran. Bukan hanya hafal, Husein juga mampu menerangkan isi kandungan Alquran dengan baik. Husein mendapat nilai 93 dalam ujian itu dan dinyatakan lulus menjadi doktor honoris causa (Dr. HC).

Mengapa bisa demikian? Rupanya kedua orang tuanya setelah menikah memiliki keinginan yang sama yaitu ingin menjadi penghafal Alquran. Keseharian kedua pasangan itu dipenuhi dengan ayat-ayat Alquran. Bahkan hingga Husein dilahirkan pun ibunya selalu membawa Husein ke pengajian-pengajian Alquran. Sehingga Husein selalu dalam lingkungan Alquran. Ayahnya yang mengajarkan hafalan Alquran dan maknanya dengan cara isyarat. Dan itu berhasil, selain usaha juga karena kehendak Allah SWT tentunya.

Dulu ketika saya sudah menyelesaikan thawaf di masjidilharam saya menelepon kakak saya. Saya bertanya apa permintaan doa untuknya. Kakak saya hanya meminta dua doa, pertama agar ia bisa datang ke masjidilharam untuk berhaji dan kedua ia meminta agar ketiga anaknya yang ada ini menjadi anak yang shaleh dan shalehah. Saya melaksanakan semua permintaannya. Namun saya bertanya pada diri saya mengapa sesimpel itu permintaan doanya.

Setelah saya merenung ketemulah jawabannya dalam sebuah hadist, bahwa jika seorang hamba meninggal dunia maka semua amalnya terputus kecuali tiga hal. Pertama, anak yang shaleh yang mendoakan kedua orangtuanya. Kedua, ilmu yang bermanfaat. Dan ketiga, sedekah jariah. Anak yang shaleh adalah harta yang paling berharga di dunia dan akhirat. Atau sebagai investasi jangka yang sangat panjang.

Sebuah hadits Rasulullah SAW menyebutkan setiap manusia diciptakan dalam keadan fitrah alias suci dan kedua orangtuanyalah yang menjadikan anak itu Yahudi, Nasrani atau Majusi. Artinya dalam hadits ini dapat dimaknai bahwa orang yang mengasuh anak inilah yang mewarnai kehidupan keagamaan anaknya. Selain tentang agama anak juga bagai kertas putih yang dapat diwarnai menjadi apapun sekehendak kedua orangtuanya.

Ada empat macam anak dalam Alquran. Pertama, pertama anak adalah sebagai fitnah. Ada sebuah cerita, suatu ketika seorang ayah menghadap Umar bin Khattab. Ayah itu mengadu tentang anaknya yang durhaka padanya. Kemudian Umar memanggil anak dari ayah itu untuk mengonfirmasi apakah betul dia sudah berdurhaka pada ayahnya. Setelah Umar bertanya anak itu balik bertanya.

Wahai Umar, tanya anak itu, apakah ada kewajiban orangtua kepada anaknya. Umar menjawab ada. Pertama ayah wajib memberikan nama yang baik kepada anaknya, kedua ayah wajib menghadirkan ibunya wanita shalihah dan ketiga ayah wajib mengajarkan Alquran. Sang anak mengatakan bahwa ayahnya tidak mengerjakan kewajiban dari ketiganya. Maka si anak itu tidak bisa disalahkan karena ada kewajiban yang ditinggalkan dari sang ayah.

Kedua anak sebagai musuh. Jika orangtua tidak becus mendidik anaknya maka tunggu saatnya anak itu menjadi musuh baginya. Atau jika anak selalu dimanja dengan harta benda dan bukan dengan ketakwaan maka harta itu yang akan menjadikannya hancur. Tidak ada yang lebih baik dari sebuah warisan selain ilmu agama dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Ketiga anak sebagai perhiasan. Lihatlah ibu-ibu bagaimana menggunakan perhiasan. Gelang, cincin dan kalung atau barang berharga lainnya sangat bangga dikenakan dan diperlihatkan kepada orang lain. Begitu juga anak. Ibu mana yang tidak bangga jika anaknya berhasil. Si ibu itu tidak pernah berhenti membicarakan keajaiban anaknya, meski itu adalah hal kewajaran namun dimata ibunya itu adalah kemewahan.

Maka sebagai perhiasan, anak perlu dijaga dengan baik. Anak juga harus dididik dengan sebaik mungkin. Anaknya butuh perlindungan. Agar terjaga dari makhluk-makhluk jahat yang dapat menjerumuskan anak itu.

Keempat anak sebagai qurrata ayun atau sebagai penyejuk. Anak dapat menyejukkan hati orangtuanya meski si orangtua lelah setelah seharian bekerja. Dulu saya punya teman di lapangan sewaktu menjadi wartawan. Teman saya itu stres dan kelelahan. Lalu tiba-tiba hapenya berdering dan terdengar suara anaknya di ujung telepon menanyakan kapan ayahnya pulang ke rumah.

Si ayah tadi langsung semangat bekerja dan jadilah semua berita dengan cepat. Kecepatan itu disebabkan semangat yang disuntikan anaknya. Setiba di rumah si ayah itu lupa bahwa ia sudah seharian bekerja dan berkeliling mencari berita. Namun senyum dan canda sang anak dapat menyejukkan orangtua itu.

Kita tentu ingin memiliki anak macam ketiga dan keempat sebagai perhiasan dan penyejuk hati. Untuk itu ada lima hal yang dapat dilakukan agar kita dapat menjadikan anak kita sebagai anak yang shaleh yang dapat dibanggakan oleh kedua orangtua. Sebab jika anak berhasil banyak yang mengaku ia adalah saudaranya, tetapi jika anak itu gagal dan menjadi sampah masyarakat tidak ada satupun yang menganggapnya.

Pertama adalah ajarkan anak itu shalat. Sebuah hadits menyatakan ajarilah anak shalat pada umur tujuh tahun, jika pada umur 10 tahun tidak melaksanakan halat maka pukullah ia, dan pisahkan tempat tidur anak perempuan dan laki-laki. Mengajarkan anak shalat ya dengan shalat. Sebab jika orangtua memerintahkan anaknya shalat sementara ia sendiri tidak shalat maka anak juga akan meniru untuk tidak shalat.

Dan Allah dalam firmanNya mengatakan Allah sangat marah kepada hambaNya yang mengatakan atau memerintahkan sesuatu sementara ia sendiri tidak melaksanakannya. Maka agar anak itu bisa halat ajaklah ia ke masjid untuk shalat berjamaah. Atau ajak anak itu ke pengajian-pengajian. Meski saat itu ia tidak paham dengan apa yang dilakukannya namun itu akan membekas dalam ingatannya sampai ia dewasa.

Kedua adalah berikan anak penghargaan. Jika anak itu anak pertama maka panggilah ia kakak, mas atau mbak. Sebab dengan begitu ia menjadi bertanggungjawab kepada adik-adiknya. Atau penghargaan itu juga dapat menghadirkan kepercayaan diri dalam anak. Jika anak melakukan suatu kebaikan berikan ia penghargaan, dan jika anak melakukan kesalah tegurlah dengan baik-baik. Jangan menggunakan kekasaran dan kekerasan.

Ketiga berikan hak anak. Setiap anak memiliki hak. Berikan semua hak itu kepada anak, jangan ada sedikitpun kita menyembunyikannya. Misalnya hak anak pada hari libur adalah bermain, maka berikan waktu itu. Sebab selain waktu itu ia sudah habiskan waktunya untuk melakukan kewajibannya. Ini juga sebagai pelajaran yang sangat berharga bagi seorang anak.

Keempat jangan pernah membohongi anak. Ada sebuah perawi alias yang meriwayatkan hadits namun kemudian menjadikannya gagal sebagai perawi yang jujur. Ini disebabkan hanya karena sutau ketika ia mengiming-imingi rumput kepada kuda namun setelah kuda mendekat malah ia tidak memberikan rumput itu kepada sang kuda.

Atau perintah Nabi juga begitu. Jika kita memanggil seorang anak untuk dikasih sesuatu namun kemudian tidak jadi memberikannya itu adalah sebuah kebohongan. Maka jika kita menjanjikan sesuatu kepada anak maka penuhi janji itu secepat mungkin. Ini adalah pelajaran tentang kejujuran. Anak dilatih untuk jujur dan tidak berbohong mulai dari hal-hal kecil.

Kelima ajari anak adab soban santun. Hadits Nabi menyebutkan, wahai ananda makanlah dengan membaca bismillah, makanlah dengan tangan kanan, ambillah makanan yang dekat denganmu dan ucapkan Alhamdulillah susadah makan. Membaca bismillah adalah cara terbaik memberikan pelajaran kepada anak bahwa apa yang kita makan semuanya datang dari Allah.

Sekarang kita membahas tentang akikah. Akikah berasal dari bahasa Arab yang berarti memutus dan melubangi, dan dikatakan juga bahwa akikah merupakan rambut yang dibawa si bayi ketika lahir. Adapun maknanya secara syari’at adalah hewan yang disembelih untuk menebus bayi yang dilahirkan.

Hukum akikah menurut pendapat yang paling kuat adalah sunah muakkadah. Hadits Nabi mengatakan, “Bersama anak laki-laki ada akikah, maka tumpahkan (penebus) darinya darah (sembelihan) dan bersihkan darinya kotoran (Maksudnya cukur rambutnya).” (HR: Ahmad, Al Bukhari dan Ashhabus Sunan)

Akikah merupakan tebusan hutang anak untuk memberikan syafaat bagi kedua orang tuanya kelak pada hari perhitungan. Sebagaimana Imam Ahmad mengatakan: "Dia tergadai dari memberikan Syafaat bagi kedua orang tuanya (dengan akikahnya)". Ini merupakan bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah SWT sekaligus sebagai wujud rasa syukur atas karunia yang dianugerahkan Allah SWT dengan lahirnya sang anak.

Syarat Akikah adalah hewan dari jenis kibsy (domba putih) nan sehat umur minimal setengah tahun dan kambing jawa minimal satu tahun. Untuk anak laki-laki dua ekor, dan untuk anak perempuan satu ekor. Imam Malik berkata: Akikah itu seperti layaknya nusuk (sembeliah denda larangan haji) dan udhhiyah (kurban), tidak boleh dalam akikah ini hewan yang picak, kurus, patah tulang, dan sakit. Imam Asy-Syafi'iy berkata: Dan harus dihindari dalam hewan akikah ini cacat-cacat yang tidak diperbolehkan dalam qurban.

Kadar aqiqah yang mencukupi adalah satu ekor baik untuk laki-laki atau pun untuk perempuan, sebagaimana perkataan Ibnu Abbas rahimahulloh: “Sesungguh-nya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam mengaqiqahi Hasan dan Husain satu domba satu domba.” (Hadis shahih riwayat Abu Dawud dan Ibnu Al Jarud)

Ini adalah kadar cukup dan boleh, namun yang lebih utama adalah mengaqiqahi anak laki-laki dengan dua ekor, ini berdasarkan hadis-hadis berikut ini: Ummu Kurz Al Ka’biyyah berkata, yang artinya: “Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam memerintahkan agar dsembelihkan akikah dari anak laki-laki dua ekor domba dan dari anak perempuan satu ekor.” (Hadis sanadnya shahih riwayat Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan)

Dari Aisyah Radhiallaahu anha berkata, yang artinya: “Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam memerintahkan mereka agar disembelihkan akikah dari anak laki-laki dua ekor domba yang sepadan dan dari anak perempuan satu ekor.” (Shahih riwayat At Tirmidzi)

Pelaksanaan akikah disunnahkan pada hari yang ketujuh dari kelahiran, ini berdasarkan sabda Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam, yang artinya: “Setiap anak itu tergadai dengan hewan akikahnya, disembelih darinya pada hari ke tujuh, dan dia dicukur, dan diberi nama.” (HR: Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan, dan dishahihkan oleh At Tirmidzi)

Dan bila tidak bisa melaksanakannya pada hari ketujuh, maka bisa dilaksanakan pada hari ke empat belas, dan bila tidak bisa, maka pada hari ke dua puluh satu, ini berdasarkan hadis Abdullah Ibnu Buraidah dari ayahnya dari Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam, beliau berkata yang artinya: “Hewan akikah itu disembelih pada hari ketujuh, keempatbelas, dan keduapuluhsatu.” (Hadis hasan riwayat Al Baihaqiy)

Demikain pemaparan kajian kali ini. Semoga kita termasuk dalam anak yang shaleh/shalehah, amin. Mohon maaf bila banyak kesalahan karena itu datangnya dari saya pribadi. Dan jika terdapat kebenaran itu datangnya mutlak dari Allah SWT.

Senin, 14 Januari 2013

Jangan Ucapkan Terimakasih! (India-8)



Setibanya di penginapan Assam dari Bandara Internasional Indira Gandhi New Delhi, si sopir taksi meminta kami tips alias tambahan biaya ongkos taksi. Kami tetap memberikan ongkos yang sudah disepakati di bandara sebelum kami naik taksi itu. Setelah sedikit berdiskusi dengan sopir taksi, akhirnya ia mau menerima ongkos yang telah ditentukan. Dan saya ucapkan terimakasih padanya.

Tiba-tiba seorang panitia mengingatkan kami agar jangan mengucapkan terimakasih padanya; pada sopir taksi itu. Nanti, ujarnya, dia akan besar kepala dan meminta jatah lagi. Saya mengernyitkan dahi bertanya dalam diri mengapa dia mengatakan seperti itu. Bagi saya ucapan terimakasih itu hukumnya wajib setelah orang itu memberi bantuan kepada kita meski kita juga membayarnya.

Paling tidak, menurut saya, ucapan terimakasih adalah sebuah penghargaan kepada seseorang yang telah membantu kita. Sebab kita tidak bisa berbuat apapun tanpa bantuan orang lain. Manusia itu makhluk lemah. Meski kita memiliki banyak uang tetapi jika tidak ada yang mau membantu kita akhirnya uang juga bukan segalanya.

Budaya berterimakasih bagi saya adalah budaya yang baik. Kita ambil permisalan di Turki, setiap bertemu orang, biasanya orang Turki akan menyapa temannya dengan bertanya apa kabar dan dijawab dengan terimakasih dan baik. Bahkan kata terimakasih dalam bahasa Turki ada tiga macamnya, Tesekkur Etmek, Tesekkurler dan Sagol. Memang ini terkesan basa-basi. Tetapi hal seperti inilah yang mempererat hubungan antar teman, bahkan dengan orang yang belum dikenal.

Budaya terimakasih adalah budaya egaliter. Persamaan derajat. Tidak ada yang merasa paling besar dan sebaliknya. Semuanya sama. Sama-sama manusia. Sama-sama makhluk Tuhan. Budaya terimakasih ini juga yang ditanamkan ibu saya sedari kecil. Saya selalu diingatkan olehnya agar selalu mengucapkan terimakasih kepada siapapun yang membantu saya. Sekecil apapun bantuan itu.

Dalam sebuah seminar dalam rangkaian Simposium Internasional PPI Dunia, salah seorang pembicara, Aat Soeratin Natawisastra, menerangkan tentang budaya India. Aat mengatakan seraya bertanya kepada peserta, berapa persen orang India yang menikah seperti ‘Siti Nurbaya’ alias nikah paksa? Saya menyeletuk, 80 persen. Asumsi saya menyetuk ini karena di India sistem kasta alias perbedaan status sosial sangat menonjol.

Pemateri mengiyakan celetukan saya. “Betul, sekitar 80 hingga 90 persen yang seperti Siti Nurbaya itu,” ungkapnya. Jadi, banyak dari warga India yang berpacaran tapi tidak sampai pada pernikahan. Berpadu kasih alias berpacaran adalah hal lain jika disandingkan dengan pernikahan. Dua jalan yang berbeda. Berpacaran dengan siapa dan menikah dengan siapa lagi.

Mengapa bisa begitu? Karena jika orang yang berkasta tinggi tidak mungkin menikah dengan kasta yang lebih rendah darinya. Begitu juga sebaliknya. Padahal soal hati siapa yang tahu. Tapi menikah di India lebih dari sekadar soal hati. Ini soal status sosial.

Ada beberapa kasta di negeri yang memilki penduduk lebih dari satu miliar ini. Ada kasta Brahmin yang tertinggi sebagai guru spiritual, lalu Ksatria sebagai orang yang duduk di pemerintahan, kemudian Vaisya sebagai pedagang, petani dan pelukis, selanjutnya Sudra sebagai buruh dan terendah Pariah yaitu buruh kasar.

Budaya hierarki ini sebenarnya bukan hanya di India, di beberapa negara di sekitar India juga menerapkan budaya yang sama. Namun berbeda bentuknya. Di Kabul Afganistan, misalnya. Kaum perempuan tidak punya hak apapun dalam kehidupannya. Termasuk dalam menentukan dengan siapa dia akan menikah. Begitupun di Pakistan. Hampir sama. Jadi ini bukan soal agama namun lebih kepada soal budaya yang memang sudah demikian adanya.

Akhirnya terjawab pula pertanyaan saya mengapa panitia itu mengatakan jangan mengucapkan terimakasih kepada orang India. Ini disebabkan budaya strata sosial atau budaya kasta di India masih dijunjung tinggi. Perbedaan dan pembedaan kasta menjadi tolok ukur bagaimana seseorang berbahasa dan berkomunikasi. Misalnya jangan mengucapakan terimakasih kepada orang yang berkasta lebih rendah.

Meski demikian, saya mengonfirmasi tentang budaya terimakasih ini kepada sahabat saya yang sudah lama tinggal di India namanya Susanto. Dia membantah soal ini. “Tidak juga demikian,” ucapnya. Sebab orang India juga senang dengan ucapan terimakasih, terlebih jika ucapan itu berbahasa India. Dan saya katakan padanya, “Shukriya, Mas Susanto.”

(bersambung)

Sabtu, 12 Januari 2013

Silaturahim IKPM di SI PPI Dunia (India-7)

Alumni Gontor di SI PPI Dunia 2012 di India
Untuk ketiga kalinya saya mengikuti acara perkumpulan mahasiswa Indonesia di luar negeri yang berskala internasional. Artinya perkumpulan itu dihadiri palajar Indonesia dari berbagai negara di dunia. Dan perkumpulan ini diadakan secara resmi oleh sebuah organisasi pelajar Indonesia di luar negeri.

Pertama di Kairo, Mesir saat menghadiri acara Workshop Internasional dan Sosialisasi Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4) pada Juli 2010. Yang kedua pada Simposium Internasional (SI) PPI Dunia di London, Inggris pada Oktober 2010. Dan ketiga SI PPI Dunia di New Delhi India pada akhir Desember 2012.

Hampir di setiap pertemuan itu saya menemukan teman-teman alumni Gontor. Mereka adalah para delegasi yang diutus oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia di negara tempat mereka belajar. Dan saat ini alumni Gontor yang sekolah di luar negeri paling banyak terdapat di negara Mesir.

Saking banyaknya alumni Gontor di Mesir, saat saya berkunjung ke sana pertengahan 2010 itu, banyak yang menjemput kami yang datang dari Turki, baik dari panitia acara maupun teman sendiri yang sengaja datang ke bandara dan menyiapkan mobil untuk kami. Saat itu yang dari Turki ada saya dan Christian Kuswibowo, dua-duanya alumni Gontor.

Alumni Pondok Modern Darussalah Gontor di Kairo, Mesir sendiri sudah lama memiliki wadah perkumpulan bernama Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Cabang Kairo. Dan para alumni itu menyebar di berbagai organisasi primordial seperti Keluarga Mahasiswa Jakarta, Keluarga Mahasiswa Banten, Keluarga Mahasiswa Jawa Timur dan sebagainya.

Dan umumnya yang menjadi ketua IKPM Kairo bisa menjadi ketua PPI Mesir atau PPMI Mesir. Bahkan tahun 2012-2013 ini alumnus Gontor selain memimpin PPMI Mesir, organisasi mahasiswi Wihdah di Kairo juga dipimpin alumnus Gontor Putri yang juga menjadi delegasi pada SI PPI Dunia di New Delhi, India.

Saat pertemuan I-4 di Mesir, alumni Gontor yang menjadi delegasi datang dari berbagai negara, seperti Turki, Iran, Suriah dan Yordania. Sementara di yang menjadi delegasi pada SI PPI Dunia di Inggris yaitu Turki, Iran dan Libya. Sedangkan pertemuan pada SI PPI Dunia di India ada saya dari Turki, Firman dan Heryanto dari Pakistan, Fakhrurrazi dari Sudan serta Jamil dan Nurul dari Mesir.

Saya selalu senang dan bangga bertemu dengan para alumni ini. Mereka adalah orang-orang terpilih dari negaranya masing-masing. Selain itu mereka juga selalu mewarnai pada pertemuan-pertemuan skala internasional itu. Kalau saya hanya kebetulan saja bisa datang ke acara-acara itu. Para delegasi ini juga adalah para aktivis IKPM di negaranya masing-masing.

Saya dan Delegasi PPMI Mesir
Jamil ketua PPMI misalnya adalah mantan ketua IKPM Kairo. Atau Firman dan Heryanto dari IKPM Pakistan yang juga aktivis PPMI Pakistan. Dan kami yang di Turki juga akhirnya mendirikan IKPM Turki pada 17 Juni 2012 meski anggotanya hanya sekitar belasan orang.

Silaturahim adalah bentuk ibadah yang mengasikan. Selain bisa bertemu dan berbincang dalam bahasa Arab khas Gontor, juga dapat bertukar pengalaman tentang belajar di negeri orang. Banyak pelajaran yang bisa kita dapatkan dalam silaturahim ini. Juga dapat mengingat nostalgia di sebuah pesantren di sebuah perkampungan. Bahkan, meski alumni itu tak pernah bertemu di pondok.

Saya teringat sahabat seangkatan saya yang sekampung yang juga alumnus Gontor yang pernah menjadi ketua IKPM Kairo dan mantan ketua PPMI Mesir. Namanya Yazid. Akhir tahun 2007 lalu dia bertandang ke kost saya di Ciputat. Saya menemaninya jalan-jalan berkeliling Jakarta dan Rangkasbitung. Rumah kami berdua hanya berbeda desa dan terpaut sekitar empat kilometer di Kabupaten Lebak.

Kami banyak bercerita tentang aktivitas kami masing-masing. Saya yang waktu itu sudah sibuk mempersiapkan skripsi, eh, si Yazid ini malah bercerita tentang akan keberangkatannya ke Belanda dalam rangka SI PPI Dunia di sana. Saat itu saya berkhayal semoga saya dapat sekolah ke luar negeri dan dapat juga bergabung dengan PPI Dunia. Dan tidak lama khayalan itu terkabul setelah silaturahim terjadi.

(bersambung)

Kamis, 10 Januari 2013

Hadiah Ulang Tahun (India-6)





Sebelum berangkat ke India saya menelepon ayah, ibu dan saudara-saudara saya. Ini sudah menjadi kebiasaan saya ketika akan bepergian, baik ke luar kota maupun ke luar negeri. Tujuannya selain mereka tahu saya akan kemana, juga yang paling penting adalah mereka mendoakan saya agar selamat dalam perjalalan dan saat kembali.


Di akhir pembicaraan kami melalui skype itu, ayah saya menyeletuk dari belakang, bahwa ulang tahun saya akan berlangsung di India. Dan saya langsung tersadar tentang itu. Tahun lalu, saya pulang ke Indonesia untuk riset tesis sengaja memilih tanggal 9 Maret 2012, beberapa hari sebelum ayah saya berulang tahun.


Setelah shalat subuh di hari ulang tahun ayah saya, ibu saya membawakan sepiring gorengan gemblong alias uli yang masih hangat. Tidak lupa ibu saya membawakan semur daging sebagai pelengkap dalam sajian gemblong untuk kami. Saat makan gemblong itu saya berbisik kepada ayah saya, selamat ulang tahun. Ayah saya terkaget dan ia juga baru sadar kalau hari itu beliau ulang tahun. Sederhana memang.


Kamis pagi, 20 Desember 2012, para delegasi Simposium Internasional PPI Dunia diundang untuk sarapan pagi bersama Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono. Selain presiden, ada beberapa menteri yang juga hadir dalam pertemuan di KBRI New Delhi itu. Dan kamis itu adalah hari ulang tahun saya.


Usai sarapan pagi dan sebelum berphoto bersama Presiden saya berbisik kepada Menko Polhukam, Djoko Suyanto, mengabarkan kalau saya berulang tahun sekaligus meminta doanya. Pak Menko Polhukam mengucapkan selamat dan berdoa untuk saya, “selamat dan semoga sukses,” katanya sembari tersenyum.


Saat itu saya berharap tidak ada yang tahu tentang tanggal lahir saya. Namun sayang harapan saya pupus, karena media sosial mengumumkan hari kelahiran para pemilik akun di sana, terutama facebook. Selain itu, panitia juga meminta formulir dan photocopy paspor kami para peserta SI PPI Dunia. Dari sana mereka tahu tentang profil kami.


Salah seorang panitia mengucapkan selamat kepada saya, dan saya menjawab terimakasih. Untungnya saat itu hanya saya dan panitia itu saja. Sialnya, usai seminar di kampus Universitas Jawaharlal Nehru, si panitia tadi mengucapkan hal yang sama, bedanya ia lebih keras mengucapkannya agar orang lain mendengar ucapan tersebut.


Saya tersenyum dan langsung kabur. Tujuannya menghindar dari teman-teman peserta SI PPI Dunia. Namun, semuanya sudah telanjur. Satu persatu mereka menyalami saya dan mengucapkan selamat ulang tahun. Saya terharu. Dan tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada mereka semua.


Di kamis malam, kami para peserta berphoto bersama usai agenda hari itu selesai. Setelah berphoto beberapa teman di samping saya memegang tangan dan kaki saya. Mereka mengangkat dan mengayunkan badan saya. Dan melepaskan begitu saja. Gubrak. Sakit sih, tapi tak apalah. Itu sebagai ungkapan ucapan selamat ulang tahun untuk saya.


Dan benar apa kata teman saya Dicky, sebelum saya berangkat ke India. Dicky mengatakan kalau keberangkatan saya ke India adalah sebagai hadiah ulang tahun saya. Bagi saya ini lebih dari sekadar hadiah, ini adalah bentuk kasih sayang Tuhan kepada hambaNya yang lemah ini.


(bersambung)

Bajaj Berargo (India-5)




Sesampainya di penginapan Assam, kami berempat, saya, Faris, Oky dan Mitra bersepakat untuk menelusuri kota New Delhi minimal untuk mencicipi kuliner India. Penginapan kami yang dekat kampus Universitas Jawaharlal Nehru itu memang memudahkan kami untuk bepergian kemana saja karena tidak susah mencari alamat kembali karena dekat kampus.

Setelah berjalan-jalan di depan pintu timur gerbang kampus kami memutuskan untuk mencari trasnportasi umum dan terpilihlah bajaj. Setelah tawar-menawar kami langsung menaik bajaj tersebut. Karena pertama kali naik bajaj, kami ditumpuk berempat di bajaj tersebut. Maksain, hahaha.

Ada yang spesial pada bajaj tersebut. Rupanya bajaj di India dilengkapi dengan argo atau penghitung tarif. Meski begitu, banyak dari sopir bajaj yang menentukan tarif setelah tawar menawar hagra. Dari Assam ke pasar Yashwant Place yang jaraknya sekitar lima kilometer itu kami mengeluarkan uang 140 Rupee alias sekitar Rp. 28 ribu.

Bagi saya naik bajaj ini bukan hal pertama kalinya. Sebab di Jakarta, bajaj juga menjadi kendaraan alternatif jika tidak ada trayek bus, selain taksi dan ojek. Misalnya, saat saya dan teman saya Tyas menjadi wartawan kampus dan akan mewawancarai Helvy Tiana Rosa di kantor Dewan Kesenian Jakarta di Taman Ismail Marzuki (TIM) sekitar tahun 2004, kami menggunakan bajaj. 

Pasalnya bus dari Lebak Bulus atau Ciputat (kampus UIN Jakarta) tidak ada yang langsung ke TIM dan yang ada hanya jurusan Pasar Senen. Akhirnya setelah menggunakan bus P20 jurusan Lebak Bulus-Pasar Senen kami menyambungnya lagi dengan bajaj ke TIM.

Bajaj ini juga hanya berlaku di Jakarta saja. Sementara di Ciputat yang wilayahnya masuk Kota Tangerang Selatan, becak menjadi pilihan alternatif. Atau di kota-kota penyangga Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi, bajaj tidak digunakan. 




Bajaj diketahui berasal dari India. Nama bajaj sendiri sebenarnya merupakan merek salah satu perusahaan otomotif di India, Bajaj Auto. Bajaj menjadi lebih dikenal lagi setelah adanya Bajaj Bajuri, serial komedi yang bercerita tentang seorang sopir bajaj. Belakangan, karena diketahui sebagai sumber polusi, bajaj di Jakarta akan segera diganti dengan kendaraan mini lainnya, Kancil.

Bajaj beroda tiga, satu di depan dan dua di belakang, dengan bentuk kemudi mirip seperti kemudi sepeda motor daripada kemudi mobil. Untuk di Jakarta, warna bajaj ada dua, yaitu biru dan oranye. Di pintu depan bajaj, biasanya tertulis daerah operasi bajaj, yang biasanya terbatas pada satu kotamadya saja.

Kapasitas penumpang bajaj adalah dua, atau ditambah satu anak kecil, yang semuanya akan duduk di belakang sopir bajaj. Suara mesin 2 langkah bajaj sangatlah memekakkan telinga. Namun, karena fisiknya yang relatif kecil, bajaj dapat diandalkan untuk menerobos kemacetan ibu kota.

Bajaj (auto rickshaw) di India berwarna kuning hijau. Jika anda menyempatkan jalan-jalan ke India tidak ada salahnya untuk mencoba bajaj ini. Sebab, India adalah negeri bajaj.

(bersambung)

Rabu, 09 Januari 2013

Cerdas Bermedia Sosial


gambar: thesocialskinny.com


Oleh Deden Mauli Darajat

(Disampaikan pada kajian Gema Ilmiah Ankara (GIA) Sabtu, 5 Januari 2013)

Hidup ini sejatinya adalah permainan. Permainan bisa serius? Ya. Permainan bisa main-main? Ya. Mulutmu harimaumu. Man hafara hufratan waqa’a fiha, siapa yang membuat lubang maka ia akan masuk ke dalamnya. Hampir semua yang ada di dunia ini mengikuti teori kausalitas, sebab-akibat. Saya berbuat begini, maka saya akan begitu.

Saat ini dunia berada di dalam genggaman tangan kita. Dari bangun tidur di pagi hari hingga hendak tidur di malam hari memegang gawai (Inggrisnya, gadget) untuk sekadar mengecek status atau email yang masuk. Saking berpengaruhnya, teman saya pernah bilang, hidup tanpa gawai seperti hidup di hutan belantara. Tak bisa berbuat apa-apa. Jadi, dunia dalam genggaman kita itu bisa menjadi positif maupun negatif.

Banyak orang yang berhasil karena media sosial ini. Misalnya, Barack Obama di Amerika. Atau revolusi di Timur Tengah atau Arab Spring, Musim Semi Arab, disebabkan media sosial. Ada juga cerita tentang orang yang ngeblog bisa jalan-jalan gratis. Ada juga yang sering nulis di media massa dan kemudian di blog akhirnya mendapat beasiswa. Ada juga yang ngeblog kemudian menjadi pahlawan pendidikan di Pakistan bernama Malala Yousafzai dan dijadikan person of the year oleh majalah TIME.

Saat ini untuk mencari informasi tentang seseorang cukup melihat profilnya di akun media sosial orang itu. Mau tak mau, media sosial jadi rekap sejarah. Dunia media sosial tak pernah tidur. Ia selalu hidup. Maka ada yang bilang berfacebook bisa membuat gemuk. Karena banyak duduk dan makan makanan yang tak disaring.

Dan media sosial menjadi sarana untuk percintraan. Steve Jobs pernah mengatakan pencitraan lebih diunggulkan dibanding apa yang dicitrakan. Maka kenapa produk Apple lebih memilih disain yang minimalis sementara produk lainnya lebih mengunggulkan isinya. Maka orang-orang yang pertama kali memilih adalah bentuknya dulu yang minimalis baru kemudian isinya. Jadi pencitraan adalah sangat penting. Dan kemduain baru isinya.

Begitupun media dosial ada dampak negatifnya. Pertama, ajaran ekstremisme dan radikalisme dapat merusak pada prilaku seperti bom bunuh diri dan kekerasan atas nama agama. Kedua, penyalahgunaan obat-obatan. Ketiga, pornografi dan seks bebas. Keempat, menjadi sarana kejahatan.

Suatu ketika perusahaan kamera NIKON pernah menjadi bulan-bulanan karena status facebook yang menulis, “Seorang fotografer tergantung dari alat apa yang digunakannya. Dan lensa kamera penting dalam hasilkan produk yang bagus,” kemudian banyak yang mengeritik hingga 3.000 komentar dan 1.636 menyebarkan status ini. Akhirnya pihak NIKON meminta maaf.

Ada juga karena status facebook atau twitter seorang karyawan dipecat. Atau ada juga yang bercerrai karena statusnya dalam media sosial yang ‘single’ padahal sudah menikah. Dan sebagainya.

Sekarang apa itu media sosial? Antony Mayfield (2008) mengatakan bahwa media sosial paling baik dipahami sebagai kelompok jenis baru media online, yang bercirikan berbagi kepada sebagian atau kepada semua khalayak denga karakteristik sebagai berikut:

(1)   Partisipasi, media sosial mendorong kontribusi dan umpan balik dari setiap orang yang tertarik. Ini mengaburkan batas antara media dan penonton.
(2)   Keterbukaan, layanan media sosial terbuka untuk memberikan partisipasi dan umpan balik. Media sosial mendorong untuk para penggunanya untuk bersuara, berkomentar dan berbagi informasi.
(3)   Percakapan, media tradisional adalah tentang penyebaran informasi (konten ditransmisikan atau didistribusikan kepada penonton) sementara media sosial dilihat sebagai percakapan dua arah.
(4)   Komunitas, media sosial membentuk komunitas dengan cepat dan berkomunikasi secara efektif. Komunitas-komunitas itu berbagi hal-hal yang menarik untuk sesama penyuka sesuatu hal, seperti pecinta fotografi, penyuka isu politik atau acara TV favorit.
(5)   Keterhubungan, sebagian besar jenis media sosial berkembang pada keterhubungan mereka, memanfaatkan link dan menghubungkannya kepada sebuah situs, sumber referensi dan orang-orang.

Mayfield juga mengungkapkan, bentuk dasar media sosial saat ini, pada dasarnya ada enam jenis media sosial, yaitu:
(1)   Jejaring sosial, situs ini memungkinkan orang untuk membangun halaman web pribadi dan kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi konten dan informasi. Jejaring sosial terbesar adalah MySpace, Facebook dan Bebo.
(2)   Blog, mungkin bentuk yang paling dikenal dari media sosial, blog adalah jurnal online, dengan entri muncul dengan pertama terbaru.
(3)   Wiki, situs ini memungkinkan orang untuk menambahkan konten atau mengedit informasi pada mereka, bertindak sebagai dokumen komunal atau database. Wiki paling terkenal adalah Wikipedia, yaitu ensiklopedi online yang memiliki lebih dari 2 juta artikel bahasa Inggris.
(4)   Podcast, file audio dan video yang tersedia dengan berlangganan, melalui layanan seperti Apple iTunes.
(5)   Forum, area untuk diskusi online, sering sekitar topik tertentu dan kepentingan. Forum datang sekitar sebelum "media sosial" panjang dan merupakan elemen kuat dan popular komunitas online. Konten masyarakat masyarakat yang mengatur dan berbagi jenis konten tertentu. Yang paling popular masyarakat konten cenderung membentuk sekitar foto (Flickr), link bookmarked (del.icio.us) dan video (YouTube).
(6)   Mikroblogging, jejaring sosial dikombinasikan dengan gigitan-ukuran blogging, mana kecil jumlah konten ('update') yang didistribusikan secara online dan melalui jaringan telepon selular. Twitter adalah pemimpin yang jelas di bidang ini.

Yang penting untuk JANGAN DILAKUKAN pada media sosial:
1. Jangan menulis status mengeluh
2.  Hindari menulis status dengan kata-kata negatif
3.  Jangan menyebarkan berita hoax alias palsu 
4.  Jangan memposting gambar senonoh
5.  Jangan menulis status yang mengandung SARA
6.  Jangan menulis status di rumah lagi sendirian. Ini mengundang kejahatan seperti pencuri.
7.  Jangan oversharing, keseringan berbagi menjadi lebay
8.  Jangan memosting status sedang mabuk
9.  Posting terus-terusan selama bekerja atau belajar.
10.  Menyampah dengan status yang tidak jelas.
11.  Gila check-in, misalnya sedang di sini di sana dll
12.  Menulis status setiap menit 
13.  Jangan kata-kata galau menjadi status
14.  Memosting kegiatan yang sebenarnya tidak ada atau illegal
15.  Melecehkan orang dengan kata-kata kotor
16.  Jangan menulis tentang keburukan orang lain
17.  Jangan memosting informasi rahasia
18.  Jangan berdusta
19.  Jangan mengancam dengan kekerasan

Yang penting untuk DILAKUKAN pada media sosial:
1.      Jadi diri sendiri.
2.      Tulis status yang positif
3.      Sebarkan kebaikan
4.      Tulis status dengan santun
5.      Sapa followers dengan ramah
6.      Sebarkan informasi yang dibutuhkan banyak orang, beasiswa misalnya.
7.      Kalau menulis status yang panjang sebaiknya di blog 




Kamis, 03 Januari 2013

Tahun Baru dan Islam


gambar: http://theviewspaper.net
(Disampaikan pada Kajian Islam Ibu-ibu KBRI Ankara, Rabu 2 Januari 2012)

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat iman dan Islam hingga kita dapat merasakan awal tahun 2013 ini. Shalawat serta salam kita berikan kepada manusia paling sempurna sejagad raya, Nabi Muhammad SAW. Kajian kali ini terkait dengan tahun baru yang kemarin berganti dari tahun 2012 menjadi 2013.

Sejatinya kalender di dunia ini banyak macamnya, bukan hanya kalender masehi yang baru saja berganti tahun. Kalender masehi misalnya dinisbatkan kepada kelahiran yesus alias Nabi Isa Almasih. Kalender ini menggunakan penanggalannya dengan matahari.

Kalender yang Islam punya adalah kalender Hijriah. Penanggalan Hijriah dimulai sejak khalifah Umar bin Khattab. Para sahabat rapat menentukan kalender Hijriah. Ali bin Abi Thalib yang hadir saat itu mengajukan bahwa kalender Hijriah dimulai sejak hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah menuju Madinah. Dalam penentuan penanggalannya Hijriah menggunakan bulan.

Kalender yang paling lama adalah kalender China atau Tionghoa yang dimulai sejak tahun 2698 SM – 2599 SM. Kalender ini menggunakan perpaduan antara matahari dan bulan atau lunisolar. Kalender ini hampir mirip dengan kalender Korea, Jepang dan Vietnam.

Ada juga kalender Ibrani atau Yahudi. Juga ada kalender Iran yang awal tahunnya dirayakan dengan Norouz, dimana di jazirah Iran saat perayaan itu perkantoran dan belajar mengajar diliburkan. Ada juga kalender Jawa, kalender Jepang, bahkan kalender Maya. Hampir semua kalender menggunakan 12 bulan dalam setahun.

Jadi dalam setahun kita dapat merayakan berbagai pergantian tahun sesuai kalender apa yang digunakan. Dan semua penanggalan itu hakikatnya tidak ada yang pasti. Sebab yang pasti adalah kematian yang semakin hari semakin mendekat.

Untuk itu Rasulullah SAW bersabda, ada dua kenikmatan yang banyak dilupakan oleh manusia, yaitu nikmat sehat dan waktu luang (HR Bukhori Muslim). Kita baru tersadar akan nikmatnya sehat saat kita merasakan sakit. Sangat jarang kita tersadar dengan nikmat terbesar itu.

Yang kedua adalah waktu luang. Allah berjanji dengan waktu di beberapa surat dalam Al-Quran seperti, Al-lail (92), Al-Fajr (89), Adh-Dhuha (93), dan Al-Ashr (103). Bahkan dalam surat Al-Ashr disebutkan bahwa Demi Masa, Sesungguhnya manusia dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Banyak waktu luang yang terkadang kita sia-siakan dengan kegiatan-kegiatan yang tidak berguna. Padahal menurut orang barat, time is money, waktu adalah uang. Pepatah Arab mengatakan waktu itu lebih berharga daripada emas. Emas adalah benttuk harta termahal di dunia ini. Tapi waktu lebih mahal lagi, karena jika emas lenyap dari tangan kita suatu saat kita bisa mendapatkannya lagi. Sementara waktu tidak akan kembali lagi.

Pepatah Arab lainnya mengatakan, waktu itu laksana pedang, jika engkau tidak bisa menggunakannya, pedang itu akan menebasmu. Sebegitu dahsyatnya peribahasa itu. Bahwa waktu akan menggilas orang-orang yang terlena dengan waktu.

Agar kita dapat memanfaatkan nikmat waktu luang antara lain dengan melakukan; pertama, mengisi waktu luang dengan menuntut ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu umum. Sebab perintah ajaran Islam sangat jelas bahwa perintah menuntut ilmu itu dari buayan hingga liang lahat. Baik perempuan maupun laki-laki hukumnya wajib menuntut ilmu.

Kedua, tafakkur alias berpikir. Kita seyogianya banyak perpikir dan merenung apa saja yang telah kita lakukan dan kita juga dapat merenungkan apa yang sebiaknya kita lakukan. Ketiga berzikir. Sebab Allah berfirman bahwa dengan berzikir mengingat Allah maka hati kita akan damai dan tentram.

Keempat berinfak dan bersedekah. Jika nimkat waktu luang kita gunakan untuk berinfak dan bersedekah maka waktu itu menjadi pahala yang tinggi nilainya. Bersedekah yang paling mudah adalah tersenyum dengan tulus. Syukur-syukur kita bisa bersedekah dengan harta kepada orang-orang yang berkekurangan dan membutuhkannya.

Kelima adalah bersilaturahim. Bersilaturahim selain dapat memperbanyak rejeki namun juga dapat memanjangkan umur. Dan yang terakhir adalah nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Tentang nikmat ini Allah juga berfirman dalam surat Ibrahim (14) ayat 34, yaitu, Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesunguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).

Nikmat Allah yang kita rasakan dalam hidup ini memang tak terhingga nilai dan jumlahnya. Namun kita kadang lupa dengan kenikmatan-kenikmatan itu. Sebab kita kadang hanya mengingat dan iri dengan kelebihan seseorang dari harta dan tahta. Padahal nikmat yang paling baik adalah nikmat iman dan Islam.

Dalam kaitannya dengan tahun baru tentu kita perlu resolusi. Untuk membut resolusi itu kita perlu mencatat beberapa hal; pertama dengan membuat target dan rencana yang matang. Kedua kita juga mesti menyiapkan cadangan rencana. Ketiga, dalam melakukan perencanaan kita harus tetap realistis atau mengetahui kadar diri.

Keempat, agar kita mendapatkan sebuah tujuan yang ingin kita capai maka kita harus disiplin. Tanpa disiplin kita tidak akan berhasil. Kelima, kita harus menyempurnakan rencana kita dengan kegiatan yang sunguh-sungguh. Keenam, jika kita memang banyak kagiatan atau kebutuhan maka kita harus membuat skala prioritas.

Demikianlah kajian kali ini yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf jika banyak kesalahan dan itu datangnya dari saya sendiri, sementara jika terdapat kebenaran itu datangnya mutlak dari Allah SWT.