Oleh Deden Mauli Darajat
(Disampaikan pada kajian Gema Ilmiah Ankara (GIA)
Sabtu, 5 Januari 2013)
Hidup ini sejatinya adalah permainan. Permainan bisa
serius? Ya. Permainan bisa main-main? Ya. Mulutmu harimaumu. Man hafara
hufratan waqa’a fiha, siapa yang membuat lubang maka ia akan masuk ke dalamnya.
Hampir semua yang ada di dunia ini mengikuti teori kausalitas, sebab-akibat. Saya
berbuat begini, maka saya akan begitu.
Saat ini dunia berada di dalam genggaman tangan kita.
Dari bangun tidur di pagi hari hingga hendak tidur di malam hari memegang gawai
(Inggrisnya, gadget) untuk sekadar mengecek status atau email yang masuk. Saking
berpengaruhnya, teman saya pernah bilang, hidup tanpa gawai seperti hidup di
hutan belantara. Tak bisa berbuat apa-apa. Jadi, dunia dalam genggaman kita itu bisa menjadi positif maupun negatif.
Banyak orang yang berhasil karena media sosial ini.
Misalnya, Barack Obama di Amerika. Atau revolusi di Timur Tengah atau Arab
Spring, Musim Semi Arab, disebabkan media sosial. Ada juga cerita tentang orang
yang ngeblog bisa jalan-jalan gratis. Ada juga yang sering nulis di media massa
dan kemudian di blog akhirnya mendapat beasiswa. Ada juga yang ngeblog kemudian
menjadi pahlawan pendidikan di Pakistan bernama Malala Yousafzai dan dijadikan
person of the year oleh majalah TIME.
Saat ini untuk mencari informasi tentang seseorang
cukup melihat profilnya di akun media sosial orang itu. Mau tak mau, media
sosial jadi rekap sejarah. Dunia media sosial tak pernah tidur. Ia selalu hidup.
Maka ada yang bilang berfacebook bisa membuat gemuk. Karena banyak duduk dan
makan makanan yang tak disaring.
Dan media sosial menjadi sarana untuk percintraan. Steve
Jobs pernah mengatakan pencitraan lebih diunggulkan dibanding apa yang
dicitrakan. Maka kenapa produk Apple lebih memilih disain yang minimalis
sementara produk lainnya lebih mengunggulkan isinya. Maka orang-orang yang
pertama kali memilih adalah bentuknya dulu yang minimalis baru kemudian isinya.
Jadi pencitraan adalah sangat penting. Dan kemduain baru isinya.
Begitupun media dosial ada dampak negatifnya.
Pertama, ajaran ekstremisme dan radikalisme dapat merusak pada prilaku seperti
bom bunuh diri dan kekerasan atas nama agama. Kedua, penyalahgunaan
obat-obatan. Ketiga, pornografi dan seks bebas. Keempat, menjadi sarana
kejahatan.
Suatu ketika perusahaan kamera NIKON pernah menjadi
bulan-bulanan karena status facebook yang menulis, “Seorang fotografer tergantung
dari alat apa yang digunakannya. Dan lensa kamera penting dalam hasilkan produk
yang bagus,” kemudian banyak yang mengeritik hingga 3.000 komentar dan 1.636
menyebarkan status ini. Akhirnya pihak NIKON meminta maaf.
Ada juga karena status facebook atau twitter seorang
karyawan dipecat. Atau ada juga yang bercerrai karena statusnya dalam media
sosial yang ‘single’ padahal sudah menikah. Dan sebagainya.
Sekarang apa itu media sosial? Antony Mayfield
(2008) mengatakan bahwa media sosial paling baik dipahami sebagai kelompok
jenis baru media online, yang bercirikan berbagi kepada sebagian atau kepada
semua khalayak denga karakteristik sebagai berikut:
(1) Partisipasi, media sosial mendorong kontribusi dan umpan balik dari setiap orang yang tertarik. Ini mengaburkan batas antara media dan penonton.
(2) Keterbukaan, layanan media sosial terbuka untuk memberikan partisipasi dan umpan balik. Media sosial mendorong untuk para penggunanya untuk bersuara, berkomentar dan berbagi informasi.
(3) Percakapan, media tradisional adalah tentang penyebaran informasi (konten ditransmisikan atau didistribusikan kepada penonton) sementara media sosial dilihat sebagai percakapan dua arah.
(4) Komunitas, media sosial membentuk komunitas dengan cepat dan berkomunikasi secara efektif. Komunitas-komunitas itu berbagi hal-hal yang menarik untuk sesama penyuka sesuatu hal, seperti pecinta fotografi, penyuka isu politik atau acara TV favorit.
(5) Keterhubungan, sebagian besar jenis media sosial berkembang pada keterhubungan mereka, memanfaatkan link dan menghubungkannya kepada sebuah situs, sumber referensi dan orang-orang.
Mayfield juga mengungkapkan, bentuk dasar media sosial saat ini, pada dasarnya ada enam jenis media sosial, yaitu:
(1) Jejaring sosial, situs ini memungkinkan orang untuk membangun halaman web pribadi dan kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi konten dan informasi. Jejaring sosial terbesar adalah MySpace, Facebook dan Bebo.
(2) Blog, mungkin bentuk yang paling dikenal dari media sosial, blog adalah jurnal online, dengan entri muncul dengan pertama terbaru.
(3) Wiki, situs ini memungkinkan orang untuk menambahkan konten atau mengedit informasi pada mereka, bertindak sebagai dokumen komunal atau database. Wiki paling terkenal adalah Wikipedia, yaitu ensiklopedi online yang memiliki lebih dari 2 juta artikel bahasa Inggris.
(4) Podcast, file audio dan video yang tersedia dengan berlangganan, melalui layanan seperti Apple iTunes.
(5) Forum, area untuk diskusi online, sering sekitar topik tertentu dan kepentingan. Forum datang sekitar sebelum "media sosial" panjang dan merupakan elemen kuat dan popular komunitas online. Konten masyarakat masyarakat yang mengatur dan berbagi jenis konten tertentu. Yang paling popular masyarakat konten cenderung membentuk sekitar foto (Flickr), link bookmarked (del.icio.us) dan video (YouTube).
(6) Mikroblogging, jejaring sosial dikombinasikan dengan gigitan-ukuran blogging, mana kecil jumlah konten ('update') yang didistribusikan secara online dan melalui jaringan telepon selular. Twitter adalah pemimpin yang jelas di bidang ini.
(1) Partisipasi, media sosial mendorong kontribusi dan umpan balik dari setiap orang yang tertarik. Ini mengaburkan batas antara media dan penonton.
(2) Keterbukaan, layanan media sosial terbuka untuk memberikan partisipasi dan umpan balik. Media sosial mendorong untuk para penggunanya untuk bersuara, berkomentar dan berbagi informasi.
(3) Percakapan, media tradisional adalah tentang penyebaran informasi (konten ditransmisikan atau didistribusikan kepada penonton) sementara media sosial dilihat sebagai percakapan dua arah.
(4) Komunitas, media sosial membentuk komunitas dengan cepat dan berkomunikasi secara efektif. Komunitas-komunitas itu berbagi hal-hal yang menarik untuk sesama penyuka sesuatu hal, seperti pecinta fotografi, penyuka isu politik atau acara TV favorit.
(5) Keterhubungan, sebagian besar jenis media sosial berkembang pada keterhubungan mereka, memanfaatkan link dan menghubungkannya kepada sebuah situs, sumber referensi dan orang-orang.
Mayfield juga mengungkapkan, bentuk dasar media sosial saat ini, pada dasarnya ada enam jenis media sosial, yaitu:
(1) Jejaring sosial, situs ini memungkinkan orang untuk membangun halaman web pribadi dan kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi konten dan informasi. Jejaring sosial terbesar adalah MySpace, Facebook dan Bebo.
(2) Blog, mungkin bentuk yang paling dikenal dari media sosial, blog adalah jurnal online, dengan entri muncul dengan pertama terbaru.
(3) Wiki, situs ini memungkinkan orang untuk menambahkan konten atau mengedit informasi pada mereka, bertindak sebagai dokumen komunal atau database. Wiki paling terkenal adalah Wikipedia, yaitu ensiklopedi online yang memiliki lebih dari 2 juta artikel bahasa Inggris.
(4) Podcast, file audio dan video yang tersedia dengan berlangganan, melalui layanan seperti Apple iTunes.
(5) Forum, area untuk diskusi online, sering sekitar topik tertentu dan kepentingan. Forum datang sekitar sebelum "media sosial" panjang dan merupakan elemen kuat dan popular komunitas online. Konten masyarakat masyarakat yang mengatur dan berbagi jenis konten tertentu. Yang paling popular masyarakat konten cenderung membentuk sekitar foto (Flickr), link bookmarked (del.icio.us) dan video (YouTube).
(6) Mikroblogging, jejaring sosial dikombinasikan dengan gigitan-ukuran blogging, mana kecil jumlah konten ('update') yang didistribusikan secara online dan melalui jaringan telepon selular. Twitter adalah pemimpin yang jelas di bidang ini.
Yang penting untuk JANGAN DILAKUKAN pada
media sosial:
1. Jangan
menulis status mengeluh
2. Hindari
menulis status dengan kata-kata negatif
3. Jangan
menyebarkan berita hoax alias palsu
4. Jangan
memposting gambar senonoh
5. Jangan
menulis status yang mengandung SARA
6. Jangan
menulis status di rumah lagi sendirian. Ini mengundang kejahatan seperti pencuri.
7. Jangan
oversharing, keseringan berbagi menjadi lebay
8. Jangan
memosting status sedang mabuk
9. Posting
terus-terusan selama bekerja atau belajar.
10. Menyampah dengan
status yang tidak jelas.
11. Gila check-in,
misalnya sedang di sini di sana dll
12. Menulis status
setiap menit
13. Jangan kata-kata galau menjadi status
14. Memosting
kegiatan yang sebenarnya tidak ada atau illegal
15. Melecehkan orang
dengan kata-kata kotor
16. Jangan menulis
tentang keburukan orang lain
17. Jangan memosting
informasi rahasia
18. Jangan berdusta
19. Jangan mengancam
dengan kekerasan
Yang penting untuk DILAKUKAN pada media
sosial:
1.
Jadi
diri sendiri.
2.
Tulis
status yang positif
3.
Sebarkan
kebaikan
4.
Tulis
status dengan santun
5.
Sapa
followers dengan ramah
6.
Sebarkan
informasi yang dibutuhkan banyak orang, beasiswa misalnya.
7.
Kalau
menulis status yang panjang sebaiknya di blog
0 komentar:
Posting Komentar