Kang Deden

Tidak ada awal, akhir ataupun pertengahan, sebab yang ada hanyalah perjalanan.

Kang Deden

Orang besar ialah orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri.

Kang Deden

Berlarilah mengejar impian. Disana terdapat indahnya kehidupan.

Kang Deden

Berjalanlah, engkau akan mendapatkan banyak pelajaran.

Kang Deden

Tenangkan hatimu, karena itu sumber kebahagiaan.

Selasa, 25 September 2012

Universitas Istanbul

(Telah dimuat di Majalah Gontor)
Oleh Deden Mauli Darajat 
(Mahasiswa Pascasarjana Universitas Ankara, Turki)


Setelah berhasil menaklukkan Konstantinopel, Ibukota Byzantium (Romawi Timur), dan mengubah namanya menjadi Istanbul, Sultan Mehmet II dari Turki Usmani langsung membangun sebuah madrasah atau sekolah agama pada tahun 1453. 
Pintu Gerbang Universitas Istanbul.
Photo:  turkishairlines.com

Seiring perjalanan waktu, pada tahun 1863 madrasah tersebut berganti nama menjadi Darulfunun Osmani atau Rumah Ilmu Kesultanan Turki Usmani, yang merupakan cikal bakal Universitas Istanbul.

Universitas ini memiliki tujuh belas fakultas yang tersebar di lima kawasan. Kampus utama berada di Beyazit Square di Istanbul, yang dikenal sebagai Tauri Forum pada masa kekuasaan Romawi. Sebagai salah satu universitas unggulan di Turki, staf pengajarnya terdiri dari 2.000 profesor dan asosiasi, dan 4.000 asisten dan staf yang lebih muda. Lebih dari 60.000 mahasiswa tingkat sarjana dan 8.000 mahasiswa pascasarjana mengikuti perkuliahan yang ditawarkan oleh Universitas Istanbul setiap tahunnya. 

Fakultas-fakultas di Universitas Istanbul adalah: Fakultas Kedokteran, Fakultas Hukum, Fakultas Seni, Fakultas Ekonomi, Fakultas Kehutanan, Fakultas Farmasi, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknik, Fakultas Bisnis Administrasi, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Fakultas Perikanan, Fakultas Teologi, Fakultas Pendidikan dan Fakultas Ilmu Kesehatan.


Universitas tertua di Turki ini memiliki 12 kampus yang tersebar di wilayah Istanbul, yaitu kampus Beyazit, kampus Laleli-Vezneciler, kampus Vefa, kampus Horhor, kampus Avcılar, kampus Capa, kampus Cerrahpaşa, kampus Sisli, kampus Kadikoy, kampus Bahçeköy, kampus Bakirkoy dan kampus Büyükçekmece, Namun demikian, simbolnya adalah kampus bersejarah di Beyazit.


Kampus utama di Beyazit memiliki gerbang dengan landmark yang bersejarah. Dahulu, gerbang ini merupakan gerbang perkantoran Kementerian Perang Kesultanan Turki Usmani. Dengan segala latar belakang sejarah dan keunggulannya, universitas ini telah melahirkan banyak tokoh penting di Turki, salah satunya adalah Presiden Turki sekarang, Abdullah Gül.


Misi Universitas Istanbul adalah menyatukan Timur dan Barat, masa lalu dan masa depan. Juga sebagai universitas terkemuka dalam membesarkan individu kompeten yang menghasilkan pengetahuan yang bermanfaat untuk negara dan kemanusiaan. Sementara visi Universitas Istanbul adalah menjadi salah satu universitas terkemuka di dunia.


Nilai-nilai yang dijunjung di universitas ini adalah melindungi dan memuliakan prinsip Mustafa Kemal Atatürk, menghormati lingkungan dan kemanusiaan yang selaras dengan nilai-nilai etika. Universitas yang umurnya sama dengan Kesultanan Turki Usmani ini memainkan peran penting dalam transisi dari Sekolah Teologi Darülfünun menuju sekolah modern pendidikan tinggi Turki yang sangat memiliki tempat yang penting dalam kehidupan di Turki. 


Fakultas Teologi termasuk fakultas pertama yang berdiri di Universitas Istanbul. Fakultas ini memiliki arti sejarah tersendiri dan penghubung antara madrasah pada zaman Kesultanan Turki Usmani dengan Universitas Istanbul di masa kini. Sementara fakultas lainnya, seperti Fakultas Hukum, Fakultas Sains dan lainnya, dibuka pada periode-periode berikutnya mengikuti perkembangan zaman. 


Sejarah perkembangan 


Perkembangan Darulfunun menjadi Universitas Istanbul terjadi pada tahun 1900, ditandai dengan berdirinya Fakultas Teologi, Fakultas Seni, Fakultas Matematika, Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Fakultas Filologi. Pada tahun 1924, Fakultas Ilmu Hukum dan Kedokteran diresmikan, setelah Turki menjadi Republik. Pada tahun 1933, universitas yang terletak di benua Eropa tersebut direnovasi.


Sebagai perguruan tinggi modern dengan kuliah perdana Ilmu Fisika Terapan disampaikan pada tanggal 31 Desember 1863, yang menandai awal periode baru. Pada tanggal 20 Februari 1870, perguruan tinggi ini berganti nama sebagai Darülfünûn-u Osmani (‘Ottoman House of Sciences atau Rumah Ilmu Kesultanan Turki Usmani) dan direorganisasi untuk memenuhi kebutuhan ilmu modern dan teknologi.


Sejak tahun 1874, beberapa kelas Sastra, Hukum dan Ilmu Pengetahuan Terapan diberikan di gedung Sekolah Tinggi Galatasaray, yang berlanjut secara teratur sampai tahun 1881. Pada tanggal 1 September 1900, sekolah ini berganti nama dan direorganisasi sebagai Darülfünûn-u Åžahane (Imperial House of Sciences) dengan kursus Matematika, Sastra dan Teologi. 


Pada tanggal 20 April 1912, sekolah ini berganti nama lagi menjadi Darülfünûnu Ä°stanbul (‘Istanbul House of Sciences). Jumlah programnya pun meningkat dan kurikulum yang dimodernisasi dengan pendirian Sekolah Kedokteran, Hukum, Ilmu Pengetahuan Terapan (Fisika, Kimia, Matematika), Sastra dan Teologi.


Pada tanggal 21 April 1924, Republik Turki mengakui Darülfünûnu Istanbul sebagai Perguruan Tinggi Negeri, dan pada tanggal 7 Oktober 1925, otonomi administrasi Istanbul Darülfünûnu diakui sementara sebagai “Sekolah” (dalam sistem Medrese lama) menjadi “Fakultas”. Pada tanggal 1 Agustus 1933, Istanbul Darülfünûnu direorganisasi sebagai Universitas Istanbul (Ä°stanbul Ãœniversitesi) setelah reformasi pendidikan dari Atatürk. Kelas resmi dimulai pada 1 November 1933.


Pada tahun 1846, tugas Dewan Pendidikan Sementara disusun setelah proklamasi Dekrit Tanzhimat. Namun sasarannya hanya untuk melampaui tujuan pelatihan staf profesional, di mana pertukaran mahasiswa dan dosen dimaksudkan untuk melatih orang-orang yang dapat memahami berbagai bidang keilmuan. 


Mereka yang memiliki pemahaman tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan Barat bersama kalangan Kesultanan Turki Usmani yang mendukung gaya Barat, berinovasi dengan mencoba meletakkan reformasi pendidikan baru. Hasilnya, pembentukan model universitas Barat mulai dibangun. Pada tahun 1846, nama Darülfünun atau  Rumah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, diganti menjadi Universitas.


Kampus Darulfunun, memiliki kamar, ruang kelas, perpustakaan, museum dan laboratorium yang dirancang untuk mendukung sebuah bangunan besar. Pada 1846, arsitek Italia ditunjuk untuk membangun gedung dekat Hagia Sophia. Setelah bangunan berhasil dibangun tempat itu menjadi tempat kuliah umum dari beberapa program studi. 


Darwis Pasha, pakar kimia waktu itu, memberikan kuliah pertama tentang kimia. Tentu saja beberapa minggu sebelumnya diterbitkan jurnal Makalah-i Fünun dan dipublikasikan dalam berita dan komentar. Darwis Pasha, bukan hanya pakar pertama fisika dan kimia saja, ia juga merupakan pakar dalam ilmu listrik. 


Kuliah perdana itu sangat ramai hingga dihadiri 300 orang. Para peserta di antaranya adalah para petinggi negeri dan para pegawai negeri sipil. Darwis Pasha menjelaskan pentingnya fisika dan kimia membuat eksperimen pada listrik. Tentu saja, percobaan ini menarik perhatian publik. Uji listrik adalah saksi, karena orang-orang Istanbul melihat ini untuk pertama kalinya. 


Pembangunan kampus baru selesai pada tahun 1865. Sementara bangunan Darulfunun digunakan untuk gedung perkantoran Departemen Keuangan. Kemudian gedung ini dialihfungsikan menjadi Istana Kehakiman. Namun, pada 3 Desember 1933, gedung ini hancur karena hangus terbakar.


Universitas Istanbul kini menjadi salah satu mercusuar kemajuan pendidikan di Turki. Dengan segala fasilitas dan potensi yang dimilikinya, perguruan tinggi ini dapat menjadi tonggak kembalinya kejayaan Turki Usmani dan menjadi kebanggaan dunia Islam. 

Senin, 24 September 2012

Kata-kata unik itu eksotis!

Semalam saya berbincang-bincang sama teman yang sudah melakukan perjalanan ke dataran Afrika Selatan dan Zimbabwe. Di perbincangan terceletuk kata Kasuari. Dan saya katakan kalau dulu saya pernah menggunakan kata Kasuari untuk grup SD kami. 


Gantungan kunci darı Chani
Dulu pas saya SD, saya dan teman-teman membuat grup sepakbola. Kami berembuk nama apa yang pas untuk disematkan untuk sekumpulan grup kami. Saya menyeletuk “Kasuari,” seru saya kepada teman-teman waktu itu. Dan semua yang ada di sana menyetujui. Meski mereka tidak tahu persis apa arti kata itu. 

Saya jelaskan, Kasuari itu nama burung yang ada di Irian Jaya. Burung yang indah seindah namanya. Kami pun kemudian membuat plakat nama dari kertas lalu disablon ke punggung kaos kami dengan cet murahan. Hehe.

Saya memang penyuka kata unik. Bagi saya kata-kata unik itu eksotis. Dulu pas zaman SMA saya pernah membaca novel sejarah tentang sebuah negeri di Afrika yaitu Etyopia. 

Yang unik adalah nama ibukota Negara itu namanya adalah Addis Ababa. Unik bukan. Hayalan saya melayang ke Afrika sejak itu. Masih banyak deretan kata-kata eksotis yang bisa kita temui. Sebab peradaban dunia ini berawal dari kata-kata.


Jumat, 21 September 2012

10 Teman Setan


(Disampaikan pada Kajian Islam Ibu-Ibu DWP KBRI Ankara, Rabu, 19 September 2012)

Alhamdulillah washshalatu ‘ala Rasulillah. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat iman dan Islam sehingga kita dapat melaksanakan pengajian dan kajian ini. Shalawat serta salam kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW, karena dengan cahayanya kita dapat mengimani dan mempelajari Islam saat ini. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang ‘10 Teman Setan’.

QS. Alma'un (107). Gambar:  renjaw.mywapblog.com 
Iblis diciptakan Allah memang untuk mengajak umat manusia mengikuti jalannya, yaitu jalan keburukan yang dilarang Allah. Ini seperti tertulis dalam Alquran Surat Ala’raf (7) ayat 16-17, berikut terjemahannya: Iblis menjawab: ‘Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan men-dapati kebanyakan mereka bersyukur (ta’at).

Dari ayat di atas dapat kita pahami bahwa tugas iblis atau setan adalah menggoda manusia untuk meninggalkan kewajiban yang diperintahkan Allah dan mengajak manusia untuk melakukan apa yang dilarang oleh Allah. Selain itu iblis juga ingin manusia melupakan tugas utamanya di dunia ini, yaitu hanya untuk beribadah kepada Allah.

Dalam sebuah hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Wahab bin Munabbih, menyatakan, suatu ketika Allah memerintahkan iblis untuk menemui Rasulullah SAW. Iblis menemui Nabi setelah menyerupai manusia tua yang bertongkat. Ketika bertemu Rasulullah SAW bertanya, “Siapakah anda,” iblis menjawab, “Saya adalah iblis yang diperintahkan Allah untuk menemui Nabi Muhammad SAW, dan mejawab semua pertanyaan yang engkau tanyakan kepadaku.”

Rasulullah SAW berpikir dan dengan mantap bertanya, “Siapakah dari umatku yang menjadi temanmu wahai iblis?” Iblis menjawab, “Teman saya dari umatmu ada 10 macam.” Diam lalu berkata, “Yang pertama adalah hakim yang curang.” Jadi teman iblis atau setan yang pertama adalah Hakim yang curang alias tidak adil.

Mengapa begitu? Sebab di tangan hakimlah peraturan dan hukum berlaku di suatu Negara atau kerajaan. Di tangan hakim pula yang benar bisa disalahkan, yang salah bisa dibenarkan dan sebaliknya. Jika ini terjadi maka kacaulah suatu hukum di sebuah Negara. Dan setan senang sekali dengan hakim yang seperti ini.

Bahkan, ada riwayat yang mengatakan kaki kanan hakim itu di surga dan kaki kirinya berada di neraka. Namun ada juga riwayat yang mengatakan, jika hakim yang adil memutuskan sebuah perkara, jika ia benar maka ia mendapatkan dua pahala, jika ia salah ia mendapatkan satu pahala. Ini saking beratnya tugas hakim. Namun, sejatinya kita adalah hakim, paling tidak untuk keluarga kita.

Teman setan yang kedua adalah: Orang kaya yang sombong. Jika kita memiliki sesuatu apalagi berkelebihan, kita mudah terjerumus pada kesombongan. Orang kaya terkadang mudah meremekan seseorang, seakan semua hal di dunia dapat ditaklukan dengan uang. Padahal tidak.

Suatu ketika Nabi Sulaiman yang menjadi raja dibumi yang wilayahnya meliputi dari barat sampai timur, utara sampai selatan meminta ijin kepada Allah untuk memberi makanan kepada seluruh makhluk yang ada di bumi ini dalam satu hari saja. Allah pun mengijinkannya. Kemudian Nabi Sulaiman mengumpulkan pasukannya untuk menyiapkan makanan di lapangan yang luas.

Ketika semuanya sudah siap, Nabi Sulaiman berkata kepada Allah bahwa dirinya sudah siap memberikan makanan. Maka Allah berfirman, “kalau begitu makhluk yang pertama makan adalah ikan nun (ikan yang memakan nabi Yunus).” Ikan nun pun keluar dari laut dan memakan semua makanan yang disediakan di lapangan oleh Nabi Sulaiman. Semua makanan habis dimakan ikan nun, padahal itu disediakan untuk makanan seluruh makhluk.

Nabi Sulaiman takjub dengan apa yang terjadi dan ia sadar bahwa ia sangat kecil di hadapan Allah dan bukanlah yang kaya. Sebab Allah Maha Kaya. Nabi Sulaiman seketika sujud dan bertaubat kepada Allah. Ia berpikir, baru satu ikan saja menghabiskan sebegitu banyak makanan, dan itu hanya sekali makan. Bagaimana jika ia ingin menambah makanan, dan seterunya.

Teman setan yang ketiga adalah Pedagang yang khianat. Pedagang adalah tulang punggung ekonomi umat manusia. Jika para pedagang berkhianat alias curang, maka ekonomi akan hancur.  Orang miskin bertambah banyak. Kemelaratan dimana-mana. Dan kemiskinan amat dekat dengan kekafiran. Maka setan sangat senang dengan yang begini ini.

Ini berbeda tentunya dengan cara dagang Nabi Muhammad SAW. Saat berniaga, Rasulullah SAW selalu jujur. Misalnya, beliau mengatakan, “Saya mengambil barang ini seharga Rp. 1000. Terserah saudara pembeli mau membeli ini dengan harga berapapun, yang penting saya mendapat untung,” begitu kira-kira kejujuran Rasulullah SAW dalam berdagang, yang bisa jadi sangat jarang kita temui saat ini.

Teman setan yang keempat adalah Peminum khamr alias peminum minuman keras. Sebuah riwayat mengatakan, seseorang divonis tidak beriman jika dalam perutnya terdapat khamr. Yang dapat didefinisikan khamr ini termasuk morpin, ganja, narkotika dan yang lainnya.  Sebab jika seseorang minum khamr dan ia akan tidak sadar dengan apa yang dia lakukan. Dan tidak jarang hal-hal yang dilarang Allah dilakukan disaat seseorang dalam keadaan mabuk.

Teman setan yang kelima adalah Pemfitnah. Rasulullah mengatakan fitnah itu lebih kejam dari pada pembunuhan. Mengapa? Karena fitnah bisa menghancurkan hidup seseorang atau sebuah keluarga bahkan sebuah kelompok besar. Dan dengan fitnah juga itu sebenarnya pembunuhan secara lambat. Ada domba termasuk dalam hal ini. Maka ungkapan, mulutmu harimaumu adalah sangat tepat.

Kita mesti hati-hati dengan perkataan yang kita ucapkan, sebab perkataan bisa menembus yang tidak bisa ditembus oleh jarum. Peribahasa Arab mengatakan, keselamatan manusia terdapat pada penjagaan perkataannya.

Teman setan yang keenam adalah Orang yang riya. Tujuan hidupnya adalah memperlihatkan yang ia miliki. Riya, sombong, sum’ah dan yang lainnya ini termasuk penyakit hati. Imam Alghazali mengatakan, pada hakikatnya semua manusia di dunia ini mati, kecuali orang yang berilmu. Orang yang berilmu pun dianggap tidur, kecuali orang yang mengamalkan ilmunya. Dan orang yang mengamalkan ilmunya bisa tertipu kecuali orang-orang yang ikhlas melaksanakan amal ibadahnya atau amal perbuatannya.

Jadi, kebalikan dari penyakit hati adalah ikhlas. Ikhlas itu tidak mengharapkan sesuatu dari apapun yang sudah dilakukannya. Ikhlas memberikan kekuatan kepada orang yang melaksanakannya. Tanpa pamrih. Dan kalau kita menjadi mukhlis atau orang yang ikhlas maka kita menjadi musuh utama setan atau iblis.

Teman setan yang ketujuh adalah Orang yang makan harta anak yatim. Alquran Surat Alma’un (107) ayat 1-7, berikut terjemahannya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, Dan tidak mendorong memberi makan orang miskin. Maka celakalah orang yang sholat, (yaitu) Orang-orang yang lalai terhadap sholatnya, Yang berbuat ria, Dan enggan (memberikan) bantuan.

Bagaimana balasan bagi orang yang memelihara dan mengasuh anak yatim dengan baik, Rasulullah memgatakan, “Orang yang seperti ini seperti dua jari, sangat dekat dengan saya.”

Teman setan yang kedelapan adalah Orang yang meremehkan shalat. Orang yang menganggap enteng shalat ini termasuk teman setan. Misalnya, ketika menonton televisi dengan program utama sementara adzan sudah berkumandang. Saat diajak sholat ia berkata, ah, tenang saja, waktu shalat ini masih lama, sementara ini acara di TV sangat bagus. Beginilah contoh yang meremehkan shalat.

Teman setan yang kesembilan adalah Orang yang enggan membayar zakat. Padahal Rasulullah SAW bersabda, bersihkanlah harta kalian dengan membayar zakat. Artinya, zakat yang dibayarkan itu membuat rezeki dan harta kita bersih dan berkah.

Teman setan yang kesepuluh adalah Orang yang suka berandai-andai. Misalnya, seandainya saya begini dan begitu, sementara ia tidak melakukan apa-apa dan hanya melamun saja. Ini yang disukai oleh setan dan dijadikannya teman. Kita boleh bermimpi atau berharap, bahkan diperintahkan Allah untuk berharap dan meminta hanya kepadaNya dengan dibarengi dengan perbuatan yang nyata.

Setelah kita ketahui 10 teman setan, saatnya kita membahas tuntunan agar kita terselamatkan jadi jerumus setan dan tidak menjadi teman setan atau iblis. Imam Alghazali mengatakan ada empat tuntunan yang bisa membebaskannya:

Pertama, zikir kepada Allah atau mengingat Allah dengan berzikir. Orang yang berzikir selalu dimusuhi dan ditakuti setan. Sebab Allah akan menolong dan melapangkan dada kepada orang-orang yang selalu berzikir dan mengingatNya.

Kedua, tidak mendekati tempat maksiat. Mendekat saja tidak boleh apalagi melakukan dan berada pada kawasan tempat-tempat maksiat. Maka agar kita tidak menjadi teman setan, maka kita harus bisa selalu menjauhi tempat-tempat maksiat.

Ketiga, mengosongkan perut atau berpuasa. Sebab dengan berpuasa kita dilatih untuk sabar dan syukur kepada Allah. Yang keempat atau terakhir adalah selalu ingat tujuan utama iblis atau setan di dunia ini adalah mengajak manusia menjauhi jalan Allah. Semoga kita tidak menjadi teman setan.

Demikian pemaparan pada kajian kali ini. Mohon maaf bila banyak kesalahan, karena datangnya dari saya sendiri, sementara jika banyak kebenaran datangnya mutlak dari Allah SWT.

Disarikan dari ceramahnya KH Zainuddin MZ

Kamis, 20 September 2012

Kemenangan Perubahan Jokowi


Sebagai orang yang pernah tinggal di Jakarta, saya ingin mengomentari hasil Pilkada DKI jilid kedua dari hitungan cepat berbagai media dan lembaga survey. Bagi saya, tidak penting siapa gubernurnya, yang terpenting adalah gerakan yang nyata dari pemimpin ibukota untuk memperbaiki keadaan Jakarta yang terus memburuk. Dan mungkin banyak yang sepikiran dengan saya, bahwa perubahan penting bagi kehidupan.

Photo:  dev.main.salsil.com
Jokowi yang berhasil membangun Solo ketika menjadi walikotanya adalah modal utama dalam pemenangan Pilkada DKI kali ini. Kemenangan Jokowi tidak terlalu besar, ini tidak bisa dilepaskan dari tim sukses Fauzi Bowo dan sejumlah partai politik yang menyokongnya yang giat mengampanyekan Foke bahwa ia sudah bekerja dengan sebaik mungkin selama mengabdi menjadi pegawai di DKI Jakarta.

Hingga semalam di grup BBM saya, debat antar pendukung Foke dan Jokowi tak pernah surut. Selalu ada jargon untuk jagoan yang diusungnya. Meski saya tidak tahu apakah mereka adalah warga Jakarta yang berhak memilih. Saya sendiri hanya penikmat saja. Sebab KTP saya terdaftar di Rangkasbitung, Banten. Bahkan tiga tahun ini tinggal di Ankara, Turki. Meski begitu saya selalu mengikuti perkembangan Jakarta.

Kebutuhan Perubahan

Bagi orang-orang yang pernah menetap di Jakarta, pasti merasakan berbagai hal yang belum terselesaikan, seperti macet, banjir, keamanan dan kenyamanan. Kadang sebagian dari kita acuh tentang ini. Bahkan saking macetnya, pengendara motor naik ke trotoar. Ia lupa bahwa ia telah mengambil hak para pejalan kaki.

Di sebagian kota besar di dunia yang mirip Jakarta sudah memiliki moda transportasi publik yang memadai. Istanbul di Turki misalnya, publik diberikan kebebasan memilih transportasi apa yang akan ia gunakan untuk menuju suatu tempat. Ada bus seperti busway di Jakarta yang juga berhalte. Ada dolmus sebentuk angkot. Ada pula Metro atau kereta bawah tanah, plus tramway.

Sebenarnya Jakarta hampir memiliki itu semua. Cuma, sepertinya pemerintah Jakarta tidak memfokuskan pada transportasi publik ini. Busway misalnya, banyak warga yang beralih ke busway dan menyimpan mobil pribadinya di rumahnya. Namun ketidakdisiplinan warga dan keengganan ‘turun tangan’ pemerintah menjadikan busway tidak lagi nyaman lagi.

Bahkan, ada yang lebih menarik dari busway yaitu kereta listrik yang sekarang dinamakan Commuter Line. Banyak warga yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya menggunakan alat transportasi ini. Cobalah lihat di sejumlah parkiran stasiun kereta api, banyak mobil atau motor yang dipakir dari pagi hingga sore. Para pekerja di Jakarta yang enggan bermacet-macetan memilih meninggalkan kendaraan pribadinya di stasiun dan kemudian menggunakan Commuter Line.

Menurut saya, jika semua alat transportasi publik benar-benar diperhatikan dan diperbaiki, kenyamanan bertansportasi di Jakarta menjadi nyata. Macet memang masih ada. Tetapi paling tidak pilihan alat transportasi dan kebutuhan perjalanan yang cepat dan tepat waktu akan hadir dan bisa dinikmati. Kepedulian akan alat transportasi ini sudah ditunjukan Jokowi di Solo. Dan benar, contoh nyata bisa dipercaya.

Tumbangnya Kekuatan Parpol

Sejumlah partai politik bersatu untuk mengusung Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli. Bahkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang pada pilkada DKI Jakarta 2007 adalah musuh utama Fauzi Bowo, pada pilkada putaran kedua ini merapat ke kubu Foke Nara. Ungkapan, tidak ada lawan dan kawan abadi dalam politik dan yang abadi adalah kepentingan, ini bisa dilihat dari Pilkada DKI Jakarta pada tahun 2007 dan 2012.

Saya percaya bahwa semua mesin partai politik (parpol) pengusung Foke-Nara sudah bekerja dengan sangat baik. Namun, pemilih utama pilkada adalah seluruh warga Jakarta dan bukan warga parpol. Artinya, sehebat apapun kekuatan partai, namun jika calon kurang mumpuni dan yang terpenting pesan parpol tidak sampai kepada publik, maka hasilnya tidak memuaskan.

Kemenangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama atau Jokowi-Ahok tidak terlepas dari ketokohan yang dimilikinya. Bisa dikatakan, ketokohan mengungguli kekuatan parpol. Jokowi berkali-kali mendapatkan penghargaan dari berbagai lembaga. Terakhir, sehari sebelum pencoblosan (19/9/2012) Jokowi mendapatkan penghargaan Soegeng Sarjadi Awards on Good Governance ke III dari Soegeng Sarjadi School of Government (SSSG) sebagai Inspirasi Pemberdayaan Masyarakat dalam jabatannya sebagai Walikota Solo.

Kekuatan Sosial Media

Memang tidak aturan yang mengikat tentang kampanye di sosial media (sosmed). Hingga beberapa jam sebelum pencoblosan masih banyak akun yang mengajak untuk memilih salah satu calon gubernur. Bahkan sehari sebelum pencoblosan perdebatan antara kedua kubu terus memanas.

Misalnya, Ulil Absar-Abdalla pada akun @ulil sebagai pendukung Foke-Nara terus menyuarakan semua kebaikan yang ada pada Foke. Sementara Zuhairi Misrawi yang memiliki akun @zuhairimisrawi yang pendukung Jokowi tidak mau kalah dan terus mengungkapkan tentang perubahan Jakarta Baru yang diusung jagoannya.

Belum lagi akun pseudonym seperti akun @TrioMacan2000 yang selalu menyerang Jokowi dengan mengungkapkan semua kekuarangan Jokowi. Namun, TrioMacan2000 bukan tanpa lawan, sebab akun @KartikaDjoemadi selalu menangkal akan tuduhan yang ditujukan kepada Jokowi tersebut. Twitwar atau perang twit selalu terjadi pada pilkada DKI Jakarta kali ini.

Dari perang twit atau perang argumen dan berita di Facebook yang bisa kita simak, kita bisa belajar akan demokrasi yang sesungguhnya. Bahkan perang itu begitu nyata di sosial media. Siapa memilih siapa tidak lagi menjadi hal yang tabu. Bahkan, meski seseorang bukan sebagai tim sukses salah satu calon, ia dengan bebas menyuarakan dan mengajak para pengguna sosmed untuk memilih jagoannya.

Dan akhirnya Jakarta akan memiliki Gubernur Baru. Semoga Jokowi yang akan memimpin Jakarta dapat mengemban amanah dengan sebaik mungkin. 

Kamis, 13 September 2012

Perjalanan Dadakan dan Rekor

Sebelum lupa, saya ingin cerita tentang akhir pekan lalu. Belum tuntas istirahat saya Ahad (9/9/2012) pagi itu, sepulang dari Kayseri untuk tugas negara pada Sabtu sore, tiba-tiba teman saya mengirim pesan di BBM, “Den, bangun, ada tamu yang ingin ditemani ke Istanbul, udah nggak ada orang lagi, nih.” Begitu kira-kira isi pesannya.

Mata saya masih tertutup satu saat membaca BBM jam delapan pagi itu. Rasa kantuk masih menguasai alam bawah sadar. Dan tidak lama kemudian hape berdering. Dan diujung telepon suara itu menanyakan kesanggupan saya. Saya jawab singkat, baiklah. Usai mandi saya langsung meluncur ke hotel tempat para tamu itu menginap.

Tiket pesawat PP Ankara-Istanbul dalam sehari.
Saya hanya menggunanakan baju kotak-kotak, celana panjang dan sepatu kets, dengan membawa dompet dan dua hape. Satu hape batereinya sudah mau habis, satunya lagi full baterei. Jaga-jaga kalau hape yang belum sempat di-charge itu mati di tengah jalan. Tidak lupa saya bawa paspor. Paspor sebenarnya jarang saya bawa karena sudah punya ikamet sebentuk KTP. Paspor jaga-jaga kalau jadi ke Istanbul menggunakan pesawat.

Setiba di hotel saya langsung menuju restoran. Sarapan pagi. Karena lapar dan takut masuk angin jika langsung jalan, apalagi ini perjalanan jauh. Perjalanan antara dua kota besar di Turki, Ankara-Istanbul yang berjarak sekitar 400 kilometer. Jika ditempuh dengan bus bisa mencapai 6 jam perjalanan. Sementara pesawat hanya 45 menitan.

Beres sarapan, empat orang menghampiri saya. Keempat orang inilah yang akan melakukan perjalanan ke Istanbul. Mereka bertanya soal perjalanan Ankara-Istanbul pulang pergi (PP) selama satu hari. Saya bilang sama mereka, bahwa saya belum pernah melakukan perjalanan sesingkat itu. Tapi saya bisa mengaturnya.

Tanpa tiket di tangan dan tanpa perencanaan yang memadai sebelumnya, akhirnya kami berlima pagi jam 9.15 kami berangkat ke bandara. Jarak tempuh hotel – bandara mencapai 40 menitan. Tiba di bandara pukul 9.55. Di papan pengumuman jadwal penerbangan ke Istanbul ada yang pukul 10.00 dan 11.00. Hampir setiap jam ada penerbangan ke Istanbul dari Ankara.

Kami datangi loket penjualan tiket. Penjual tiket bilang, kami bisa membeli tiket jam 11.00 karena tidak mungkin mengejar pesawat jam 10.00. Yang ini oke. Masalahnya adalah tiket kembali dari Istanbul ke Ankara sudah penuh semua kecuali jam 23.00. Sementara para tamu ini harus kembali ke Ankara pukul 19.00 karena ada acara penting.

Si penjual tiket bilang, kalau dari Bandata Ataturk di Istanbul semaunya sudah penuh. Dia menyarankan untuk membeli tiket pesawat yang dari Bandara Sabiha Gokcen Istanbul. Memang ini bandara lebih jauh ketimbang Bandara Ataturk. Sebab pesawat dari Sabiha Gokcek ada yang kosong penerbangan jam 17.50. Tanpa pikir panjang kami langsung membeli tiket PP Ankara-Istanbul.

Tiba di Istanbul jam 11.50. Sebelum pintu keluar banyak agen travel yang menjajakan jasanya untuk para wisatawan. Kami mendatangi salah satu agen perjalana itu. Usai kesepakatan diambil kami menuju mobil yang sudah disediakan. Saya dan si sopir travel menyamakan persepsi dan jadwal perjalanan kami selama di Istanbul.

Agak susah menyamakan jadwal ini. Karena di hari Ahad Istanbul cukup padat. Jalan-jalan pun macet. Paling tidak dengan jadwal penerbangan kami yang pukul 17.50 itu kami harus berangkat dari tempat wisata pukul 15.30. Sementara banyak tempat yang mesti kami datangi. 

Akhirnya saya dan para tamu berembuk untuk menyisihkan tempat yang tidak terlelu penting untuk didatangi. Dan kesepakatan pun dicapai. Pak sopir hanya menunggu saja di parkir sampai hapenya berdering tanda panggilan saya.

Jam 13.00 kami tiba di pusat wisata Istanbul, yaitu di kawasan Masjid Biru, Aya Sofia dan Istana Topkapi. Pertama yang kami kunjungi adalah Aya Sofia, gedung yang pada zaman Byzantium digunakan sebagai gereja. Setelah penaklukkan Konstantinopel dan diubah menjadi Istanbul oleh Sultan Mehmet II atau Sultan Fatih pada 1453 M, Aya Sofia diubah menjadi masjid dengan ditambah empat menara.

Namun pada tahun tahun 1934 di bawah naungan Presiden pertama Republik Turki, Mustafa Kemal Ataturk, Aya Sofia berubah fungsi menjadi museum, hingga saat ini. Karena akhir pekan antrean masuk ke gedung yang berumur ribuan tahun ini sangat panjang, maka kami harus bersabar menunggu masuk. Tidak lama kami menikmati suasana di gedung yang dipenuhi simbol dua agama, Kristen dan Islam.

Selanjutnya, pukul 13.40 kami menuju Istana Topkapi. Istana ini cukup luas yaitu sekitar 700 ribu meter persegi. Sama dengan Aya Sofia, untuk masuk ke Istana ini juga harus mengantre. Karena waktu kami hanya sedikit kami hanya melihat yang paling penting saja yaitu museum kejayaan Islam.

Di museum ini kita bisa melihat janggut, ubin bekas telapak kaki dan pedang Rasulullah SAW. Selain itu ada juga tongkat Nabi Musa, pedang para sabahat seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali dan para sahabat lainnya. Yang unik adalah museum ini selama 24 jam / 7 hari ada yang mengaji Alqur'an tidak pernah putus. Ya, pastinya bergantian petugasnya.

Di museum bekas tempat tinggal para Sultan Kesultanan Turki Usmani ini kami singgah lumayan lama dari sebelumnya. Saat masuk ke istana yang dipenuhi dengan pohon tua ini kami melihat sekelompok orang yang menggunakan pakaian tradisi Usmani. Mereka berjejer kemudian berjalan menuju gerbang istana. Di depan gerbang itu mereka memainkan alat musik. Kami tidak begitu lama menikmati sajian ini.

Pukul 14.50 kami keluar gerbang Istana Topkapi dan berjalan menuju Masjid Biru. Sejatinya nama Masjid Biru adalah Masjid Sultan Ahmet. Namun para wisatawan dari Eropa menyebutnya sebagai Blue Mosque alias Masjid Biru karena hiasan dalam masjid ini banyak bercorak birunya. Pukul 15.10 kami tiba di masjid dengan pinggiran selat Bosporus ini. Tidak lama juga kami di sini. Dan sama seperti sebelumnya, kami harus mengantre untuk masuk masjid yang memiliki enam menara ini.

Setelah rangkaian jalan-jalan ini saya menelepon si sopir untuk menjemput kami dan membawa kami ke bandara Sabiha Gokcen. Dan benar jalan dari kawasan Masjid Biru menuju bandara ini cukup padat dan sesekali macet. Kami tiba di bandara pukul 17.00 dan langsung check in. Tapi sebelum boarding kami menyempatkan untuk makan. Akhirnya pesawat kami take off tepat pukul 17.50 dan tiba di Ankara pukul 18.40. Alhamdulillah selamat.

Ini perjalanan dadakan dan rekor bagi saya. Dadakan karena tanpa perencanaan dan tidak ada di benak saya sedikit pun bahwa hari itu saya harus mengantar jalan-jalan. Dan rekor pertama adalah, dalam satu hari perjalanan menggunakan pesawat PP. Kalau kata senior saya, “Anda ini sudah seperti eksekutif muda saja, pakai pesawat PP dalam sehari.”

Rekor kedua adalah, baru kali ini saya menggunakan pesawat tanpa membawa barang apapun selain yang ada di saku baju atau celana saya. Biasanya, kalau naik pesawat, ya, bawa koper, atau tas gendong minimal. Ini mah, nggak bawa apa-apa. Rekor ketiga, dalam perjalanan ini saya tidak mengeluarkan uang sedikitpun, malah dapat uang, hehehe.