Selasa, 25 September 2012

Universitas Istanbul

(Telah dimuat di Majalah Gontor)
Oleh Deden Mauli Darajat 
(Mahasiswa Pascasarjana Universitas Ankara, Turki)


Setelah berhasil menaklukkan Konstantinopel, Ibukota Byzantium (Romawi Timur), dan mengubah namanya menjadi Istanbul, Sultan Mehmet II dari Turki Usmani langsung membangun sebuah madrasah atau sekolah agama pada tahun 1453. 
Pintu Gerbang Universitas Istanbul.
Photo:  turkishairlines.com

Seiring perjalanan waktu, pada tahun 1863 madrasah tersebut berganti nama menjadi Darulfunun Osmani atau Rumah Ilmu Kesultanan Turki Usmani, yang merupakan cikal bakal Universitas Istanbul.

Universitas ini memiliki tujuh belas fakultas yang tersebar di lima kawasan. Kampus utama berada di Beyazit Square di Istanbul, yang dikenal sebagai Tauri Forum pada masa kekuasaan Romawi. Sebagai salah satu universitas unggulan di Turki, staf pengajarnya terdiri dari 2.000 profesor dan asosiasi, dan 4.000 asisten dan staf yang lebih muda. Lebih dari 60.000 mahasiswa tingkat sarjana dan 8.000 mahasiswa pascasarjana mengikuti perkuliahan yang ditawarkan oleh Universitas Istanbul setiap tahunnya. 

Fakultas-fakultas di Universitas Istanbul adalah: Fakultas Kedokteran, Fakultas Hukum, Fakultas Seni, Fakultas Ekonomi, Fakultas Kehutanan, Fakultas Farmasi, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknik, Fakultas Bisnis Administrasi, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Fakultas Perikanan, Fakultas Teologi, Fakultas Pendidikan dan Fakultas Ilmu Kesehatan.


Universitas tertua di Turki ini memiliki 12 kampus yang tersebar di wilayah Istanbul, yaitu kampus Beyazit, kampus Laleli-Vezneciler, kampus Vefa, kampus Horhor, kampus Avcılar, kampus Capa, kampus Cerrahpaşa, kampus Sisli, kampus Kadikoy, kampus Bahçeköy, kampus Bakirkoy dan kampus Büyükçekmece, Namun demikian, simbolnya adalah kampus bersejarah di Beyazit.


Kampus utama di Beyazit memiliki gerbang dengan landmark yang bersejarah. Dahulu, gerbang ini merupakan gerbang perkantoran Kementerian Perang Kesultanan Turki Usmani. Dengan segala latar belakang sejarah dan keunggulannya, universitas ini telah melahirkan banyak tokoh penting di Turki, salah satunya adalah Presiden Turki sekarang, Abdullah Gül.


Misi Universitas Istanbul adalah menyatukan Timur dan Barat, masa lalu dan masa depan. Juga sebagai universitas terkemuka dalam membesarkan individu kompeten yang menghasilkan pengetahuan yang bermanfaat untuk negara dan kemanusiaan. Sementara visi Universitas Istanbul adalah menjadi salah satu universitas terkemuka di dunia.


Nilai-nilai yang dijunjung di universitas ini adalah melindungi dan memuliakan prinsip Mustafa Kemal Atatürk, menghormati lingkungan dan kemanusiaan yang selaras dengan nilai-nilai etika. Universitas yang umurnya sama dengan Kesultanan Turki Usmani ini memainkan peran penting dalam transisi dari Sekolah Teologi Darülfünun menuju sekolah modern pendidikan tinggi Turki yang sangat memiliki tempat yang penting dalam kehidupan di Turki. 


Fakultas Teologi termasuk fakultas pertama yang berdiri di Universitas Istanbul. Fakultas ini memiliki arti sejarah tersendiri dan penghubung antara madrasah pada zaman Kesultanan Turki Usmani dengan Universitas Istanbul di masa kini. Sementara fakultas lainnya, seperti Fakultas Hukum, Fakultas Sains dan lainnya, dibuka pada periode-periode berikutnya mengikuti perkembangan zaman. 


Sejarah perkembangan 


Perkembangan Darulfunun menjadi Universitas Istanbul terjadi pada tahun 1900, ditandai dengan berdirinya Fakultas Teologi, Fakultas Seni, Fakultas Matematika, Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Fakultas Filologi. Pada tahun 1924, Fakultas Ilmu Hukum dan Kedokteran diresmikan, setelah Turki menjadi Republik. Pada tahun 1933, universitas yang terletak di benua Eropa tersebut direnovasi.


Sebagai perguruan tinggi modern dengan kuliah perdana Ilmu Fisika Terapan disampaikan pada tanggal 31 Desember 1863, yang menandai awal periode baru. Pada tanggal 20 Februari 1870, perguruan tinggi ini berganti nama sebagai Darülfünûn-u Osmani (‘Ottoman House of Sciences atau Rumah Ilmu Kesultanan Turki Usmani) dan direorganisasi untuk memenuhi kebutuhan ilmu modern dan teknologi.


Sejak tahun 1874, beberapa kelas Sastra, Hukum dan Ilmu Pengetahuan Terapan diberikan di gedung Sekolah Tinggi Galatasaray, yang berlanjut secara teratur sampai tahun 1881. Pada tanggal 1 September 1900, sekolah ini berganti nama dan direorganisasi sebagai Darülfünûn-u Şahane (Imperial House of Sciences) dengan kursus Matematika, Sastra dan Teologi. 


Pada tanggal 20 April 1912, sekolah ini berganti nama lagi menjadi Darülfünûnu İstanbul (‘Istanbul House of Sciences). Jumlah programnya pun meningkat dan kurikulum yang dimodernisasi dengan pendirian Sekolah Kedokteran, Hukum, Ilmu Pengetahuan Terapan (Fisika, Kimia, Matematika), Sastra dan Teologi.


Pada tanggal 21 April 1924, Republik Turki mengakui Darülfünûnu Istanbul sebagai Perguruan Tinggi Negeri, dan pada tanggal 7 Oktober 1925, otonomi administrasi Istanbul Darülfünûnu diakui sementara sebagai “Sekolah” (dalam sistem Medrese lama) menjadi “Fakultas”. Pada tanggal 1 Agustus 1933, Istanbul Darülfünûnu direorganisasi sebagai Universitas Istanbul (İstanbul Üniversitesi) setelah reformasi pendidikan dari Atatürk. Kelas resmi dimulai pada 1 November 1933.


Pada tahun 1846, tugas Dewan Pendidikan Sementara disusun setelah proklamasi Dekrit Tanzhimat. Namun sasarannya hanya untuk melampaui tujuan pelatihan staf profesional, di mana pertukaran mahasiswa dan dosen dimaksudkan untuk melatih orang-orang yang dapat memahami berbagai bidang keilmuan. 


Mereka yang memiliki pemahaman tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan Barat bersama kalangan Kesultanan Turki Usmani yang mendukung gaya Barat, berinovasi dengan mencoba meletakkan reformasi pendidikan baru. Hasilnya, pembentukan model universitas Barat mulai dibangun. Pada tahun 1846, nama Darülfünun atau  Rumah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, diganti menjadi Universitas.


Kampus Darulfunun, memiliki kamar, ruang kelas, perpustakaan, museum dan laboratorium yang dirancang untuk mendukung sebuah bangunan besar. Pada 1846, arsitek Italia ditunjuk untuk membangun gedung dekat Hagia Sophia. Setelah bangunan berhasil dibangun tempat itu menjadi tempat kuliah umum dari beberapa program studi. 


Darwis Pasha, pakar kimia waktu itu, memberikan kuliah pertama tentang kimia. Tentu saja beberapa minggu sebelumnya diterbitkan jurnal Makalah-i Fünun dan dipublikasikan dalam berita dan komentar. Darwis Pasha, bukan hanya pakar pertama fisika dan kimia saja, ia juga merupakan pakar dalam ilmu listrik. 


Kuliah perdana itu sangat ramai hingga dihadiri 300 orang. Para peserta di antaranya adalah para petinggi negeri dan para pegawai negeri sipil. Darwis Pasha menjelaskan pentingnya fisika dan kimia membuat eksperimen pada listrik. Tentu saja, percobaan ini menarik perhatian publik. Uji listrik adalah saksi, karena orang-orang Istanbul melihat ini untuk pertama kalinya. 


Pembangunan kampus baru selesai pada tahun 1865. Sementara bangunan Darulfunun digunakan untuk gedung perkantoran Departemen Keuangan. Kemudian gedung ini dialihfungsikan menjadi Istana Kehakiman. Namun, pada 3 Desember 1933, gedung ini hancur karena hangus terbakar.


Universitas Istanbul kini menjadi salah satu mercusuar kemajuan pendidikan di Turki. Dengan segala fasilitas dan potensi yang dimilikinya, perguruan tinggi ini dapat menjadi tonggak kembalinya kejayaan Turki Usmani dan menjadi kebanggaan dunia Islam. 

0 komentar:

Posting Komentar