Setelah hasil kelulusan beasiswa pemerintah Turki
diumumkan pada awal Oktober 2009, saudara Christian Kuswibowo (juga Dewan
Pendiri IKPM Turki) menelepon saya dan mengabari bahwa kami berdua sebagai
penerima beasiswa tersebut.
www.ikpmturki.com |
Kami pun kemudian merancang jadwal keberangkatan
bersama menuju negeri bekas kesultanan Turki Usmani. Setelah hampir sembilan
tahun tak berjumpa, kami pun berangkat bersama ke Turki pada tanggal 26 Oktober
2009.
Di pesawat terbang saat pemberangkatan ke Turki,
kami berdua berbincang soal organisasi alumni Gontor. Saya katakan padanya,
bahwa kita bisa mendirikan Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) di Turki, jika masih sedikit, kita bergantian setiap tahunnya
sebagai ketua dan sekretaris.
Perbincangan itu memang sebuah harapan, meski kami pun sedikit ragu karena alumni Gontor hanya kami berdua.
Perbincangan itu memang sebuah harapan, meski kami pun sedikit ragu karena alumni Gontor hanya kami berdua.
Setibanya kami di Ankara (saya kuliah di Universitas
Ankara dan Christian di Universitas Hacettepe di Ankara), bertemu dengan alumni
Gontor lainnya, yaitu Gusty Ayuman Mukasyafah.
Perjumpaan itu terjadi di kantor KBRI Ankara, saat kami mempersiapkan Indonesia Cultural Day di Tomer Ankara. Rupanya, Gusty belajar di Universitas Seljuk di Konya dan ia hanya bertandang ke Ankara. Pertemuan itu kami gunakan untuk bernostalgia.
Perjumpaan itu terjadi di kantor KBRI Ankara, saat kami mempersiapkan Indonesia Cultural Day di Tomer Ankara. Rupanya, Gusty belajar di Universitas Seljuk di Konya dan ia hanya bertandang ke Ankara. Pertemuan itu kami gunakan untuk bernostalgia.
Namun, di tahun pertama di Turki kami terlena dengan
kegiatan bersama pelajar Indonesia yang kami bangun bersama yaitu Perhimpunan
Pelajar Indonesia (PPI) Turki. Saya sebagai Dewan Penasehat PPI Turki,
sementara Christian sebagai Ketua Departemen Komunikasi dan Informasi PPI
Turki.
Di tahun kedua rupanya kami berdua terlalu asik
dengan dunia perkuliahan yang baru. Sebab di tahun pertama kami hanya belajar
bahasa Turki dan di tahun kedua kami mulai studi S2.
Barulah di tahun ketiga, 2011-2012, alumni Gontor di
Turki bertambah banyak mencapai 11 orang. Beberapa rekan alumni menghubungi
saya tentang IKPM yang kita dambakan. Ada terbersit keinginan untuk kumpul
bersama, sekadar silaturrahim dan mengobrol bersama.
Namun keinginan itu belum juga terwujud. Sampai
suatu ketika saya mendapat tugas dari dosen saya untuk pulang ke Indonesia
untuk melakukan riset tesis saya.
Saya pun kemudian pulang pada awal Maret 2012.
Kebetulan pada tanggal 23-25 Maret 2012, di Cirebon diadakan Silaturrahim Nasional
(Silatnas) IKPM. Yang menjadi panitianya adalah IKPM Cirebon.
Kesempatan pertemuan dan silaturrahim alumni Gontor
ini pun tidak saya sia-siakan. Saya datang ke Cirebon bersama rekan-rekan IKPM
Jakarta. Kami berangkat bersama dari Lebak Bulus menggunakan bus rombongan.
Para pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor saat
itu datang dan mengisi acara silatnas yang diadakan di asrama haji dan pendopo
kesultanan Cirebon. Ribuan alumni datang.
Di akhir acara kami bertasafuf alias bersalaman
dengan para pimpinan kami. Dan saya banyak berbincang dengan ustadz-ustadz
senior, termasuk Ketua Umum IKPM, KH Akrim Mariyat.
Saya katakan kepada Ustadz Akrim (begitu kami
memanggil KH Akrim Mariyat), bahwa kami mahasiswa Indonesia yang alumni Gontor
mencapai 11 orang. Namun, kami belum memiliki IKPM.
“Kalau begitu dirikan saja IKPM cabang Turki dan
kirim kabar ke saya melalui e-mail atau telepon,” kata Ustadz Akrim sembari
memberikan kartu namanya kepada saya. Mendapat restu dan persetujuan dari ketua
umum IKPM itu menjadikan semangat untuk mendirikan IKPM Turki.
Sekembalinya saya ke Turki usai riset di Indonesia
pada awal Mei 2012, saya kabari beberapa rekan di Ankara akan pertemuan saya
dengan Ustadz Akrim. Responsnya sangat positif.
Kemudian saya kirim sms ke semua alumni Gontor di
Turki untuk menindaklanjuti pertemuan dengan ketua umum IKPM Turki. Dan kami
pun menyepakati untuk kumpul dan musyawarah perdana IKPM Turki di Ankara.
Pada hari Ahad, 17 Juni 2012, kami alumni Gontor
yang tersebar di berbagai provinsi dan kota di Turki berkumpul di Ankara.
Semangat itu terlihat dari wajah para alumni Gontor di Turki.
Sembari bakar ayam dan tajammu’ ala Gontor di
Harikalar Parki, kami bersilaturrahim dan bermusyawarah tentang pendirian IKPM
Turki sekaligus memilih ketuanya. Saat itu terpilihlah saudara Abdul Aziz
sebagai ketua IKPM Turki secara musyawarah mufakat.
Usai bersilaturrahim itu kami kemudian mengikuti
acara di wisma KBRI Ankara di daerah Oran. Hampir semua diplomat dan Duta Besar
RI untuk Turki hadir pada acara tersebut.
Sebelum acara dimulai kami menghadap Ibu Dubes dan
Pensosbud KBRI Ankara yang sudah berada di sekitar gedung pertemuan itu. Dalam
perbincangan itu kami memberitahukan bahwa IKPM Turki telah berdiri dan kami
memohon arahan dan bimbingan Ibu Dubes.
Ibu Dubes, Nahari Agustini, menyampaikan kepada kami
bahwa ia turut senang dan memberikan selamat atas berdirinya IKPM Turki.
Meski begitu ia juga memberikan nasehatnya kepada
kami agar kami tetap fokus untuk belajar meski sibuk dengan organisasi. “Jangan
lupa dengan tujuan utama datang ke Turki, yaitu untuk belajar,” nasehat Ibu
Dubes.
Kabar tentang silaturrahim perdana dan lahirnya IKPM
Turki kami kirim kepada ketua umum IKPM di Gontor, Ponorogo. Ustadz Akrim
menyambut baik akan berdirinya IKPM Turki ini. Ia mengucapkan “Selamat dan
semoga bermanfaat untuk umat.”
masya Allaah...moga suatu saat bisa silaturahmi ke ikpm turki...kang deden dimana posisi skrang? nomor telepon berapa?
BalasHapusSaya masih di Ankara ustad. email antum apa?
BalasHapusAssalammualaikum, apakabar ustadz? antum masih tinggal diTurkey, bisa minta tolong Local Agent Tour & Travel yang bisa menyediakan guide yang bisa berbahasa indonesia.
BalasHapusafwan, ana alumni thn 98. ardhiansyah. syukron, ana tunggu kabar dari antum.