Minggu, 13 November 2011

Titik Cinta dan Rindu

*Catatan Perjalanan Haji Bagian-1

Oleh Deden Mauli Darajat


(Sebelumnya ijinkan saya menuliskan sebuah catatan perjalanan haji, yang dimulai dengan catatan singkat, entah apa namanya, puisi atau bukan. Selamat menikmati pembaca yang budiman)


Pencarian cinta tak usah dipaksa
Saat rindu tak bertemu
Sinar mentari di bayang-bayang menara
Masjid yang diharamkan
Untuk kita berbuat segala maksiat

Aku duduk termenung
Melihat berbagai pigmen
Yang melekat pada jasad manusia
Tak ada kesamaan dalam luar
Tapi kuyakin semua sama dalam hati
Menuju ridha Ilahi

Sebab, di titik ini tak ada cinta 
Melebihi cinta-Nya
Tak juga menemukan rindu
Karena disinilah rindu ini tercipta
Saat cinta dan rindu menyatu di titik ini
Tak ada lagi cinta dan rindu yang dicari

Titik dimana semua nyata
Titik dimana berputarnya waktu
Titik di tengah-tengah titik
Titik dimana semua Muslim merindukan 
Untuk memalingkan wajah kepadanya
Titik dimana semua utusan Tuhan diturunkan
Dan semua kebaikan bersatu di titik ini

Aku terpana dan tak terasa
Mata mengalirkan airnya
Air mata cinta dan rindu ini
Pecah saat melihat titik
Titik dimana kepala lebih rendah
Daripada bujur manusia

Titik dimana Ia menciptakan
Langit dan bumi karena cintaNya
Titik dimana dienyahkannya sesembahan
Yang bukan ditujukan kepadaNya

Titik dimana Ibrahim mengikhlaskan
Ismail menjadi kurban untuk disembelih
Titik dimana semua keikhlasan kehambaan 
Ditujukan hanya kepadaNya
Titik cinta dan rindu

(Ditulis pada sebuah sore di hamparan Masjidilharam, Ahad, 10 Oktober 2011) 

0 komentar:

Posting Komentar