Pagi-pagi jalan masih putih tertutup
salju. Mobil pembersih belum menyapu salju yang baru turun semalam sebelumnya.
Kami turun dari bus dan sekelompok pelajar yang baru datang dari Istanbul juga
turun dari bus di belakang kami. Karena wisma Kedutaan Besar Republik Indonesia
(KBRI) berada di dataran tinggi, beberapa teman kami ingin menggunakan taksi.
Saat
taksi datang dan kami duduk di dalamnya, si pengemudi taksi bertanya,
mau kemana kalian, kami menjawab mau ke gedung di atas sana yang ada bendera
merah putihnya. Oh, ungkap sopir taksi, mobil saya tidak bisa meluncur ke sana, silakan kalian
turun dan jalan kaki saja ke atas sana. Kami pun terpaksa berjalan di atas
salju tebal dengan jalan yang menanjak.
Ahad, 22 Januari 2012, kemarin, sekitar
50 perwakilan pelajar Indonesia di berbagai wilayah di Turki berdatangan ke
Ankara untuk menghadiri musyawarah tahunan atau kemarin dinobatkan menjadi
musyawarah luar biasa Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Turki. Para
pelajar dari luar kota itu ada yang menggunakan bus, kereta api hingga pesawat
terbang untuk menuju Ankara. Mereka datang dengan biaya sendiri. Sungguh luar
biasa semangatnya.
Meski musim dingin dan hujan salju di
Ankara tak ada hentinya, namun kedatangan saudara seperjuangan dari berbagai
daerah mampu menghangatkan keadaan kami. Canda, tawa, serius, hangat, sapaan,
ketukan, pelukan, sindiran, sanggahan menyatu dalam satu waktu bersama hidangan
khas Indonesia yang disajikan dalam sehari yang tak pernah berhenti, mulai sop
buntut, bakso, mie goreng hingga bubur kacang ijo dan kacang hitam.
Sebenarnya acara itu direncakan selesai
pukul 17 sore di saat adzan maghrib berkumandang waktu Ankara. Tetapi, ada
beberapa hal yang masih alot untuk disepakati bersama dan akhirnya musyawarah
itu berakhir pukul 23.00 (GMT + 2). Meski begitu, tampak dari wajah semua
pelajar senang dengan acara yang telah dilaksanakan. Sebagian dari pelajar
langsung kembali ke kotanya masing-masing, ada juga yang masih menetap beberapa
hari di Ankara.
Acara seperti ini tidak asing bagi saya. Sejak dari KMI atau SMA dulu, saya suka berhimpun atau berorganisasi. Bahkan, pas di Ciputat semakin menjadi. Berbagai organisasi saya ikuti. Ini sebenarnya hanya soal pilihan. Saya memilih untuk menyibukkan diri di beberapa organisasi saat di Ciputat. Bukan tanpa sebab. Kita mungkin masih ingat kata-kata Sayyidina Ali RA, kejahatan yang terorganisir akan mengalahkan kebenaran yang tak terorganisir. Jadi, mari kita berhimpun!
0 komentar:
Posting Komentar