Kamis, 28 Februari 2013

Zikir


(Disampaikan pada Pengajian Ibu-ibu “Al-Hikmah” Ankara, Rabu, 27 Februari 2013)

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, karena nikmat iman dan Islam kita bisa berkumpul di sini. Dan hampir satu bulan, baru kali ini saya bisa berkumpul di sini karena ada beberapa kegiatan dan kewajiban saya yang tidak bisa ditinggalkan. Shalawat serta salam kita curahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW.

Kali ini kita membahas tentang Zikir. Sebenarnya tuan rumah, Mbak Bintari, meminta lebih fokus kepada bacaan zikir apa saja yang kita baca usai shalat. Tapi sebelum kita membahas mengenai itu, mari kita membahas tentang makna zikir.

Ada tiga makna zikir. Pertama, artinya Alquran, kedua artinya shalat dan ketiga artinya mengingat. Dalam sebuah ayat disebutkan bahwa, Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Azzikra (Alquran), dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya (Q.S. Alhijr: 9).

Ayat lainnya yang menerangkan demikian adalah, Dan Kami turunkan kepadamu Azzikra (Alquran), agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan (Q.S. Annahl: 44).

Dalam ayat-ayat ini, dituliskan bukan kata Alquran langsung melainkan kata Azzikra (zikir) secara harfiah, namun secara maknanya adalah Azzikra itu Alquran. Artinya dengan membaca Alquran kita otomatis akan mengingat Allah SWT, Pencipta alam semesta ini.

Ada sebuah kisah, pada suatu waktu Umar bin Khattab marah, ketika mendengar kabar bahwa Nabi Muhammad SAW meninggal, sambil menghunus pedang ia berseru, siapa yang mengatakan bahwa Rasul telah meninggal! Lalu Abu Bakar datang menghampirinya sambil membacakan ayat, “wa maa muhammdun illa rasuul..”

Yang artinya “Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul, Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)?” (Q.S. Ali Imran: 144). Seketika itu pula Umar sadar, lalu berkata, seolah-olah ia belum pernah mendengar ayat ini.

Kedua zikir berarti shalat. Dalam sebuah ayat disebutkan, bahwa, Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (Q.S. Thaha: 14)

Ayat lainnya menyebutkan, Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Alankabut: 45)

Sebuah kisah menyebutkan bahwa orang-orang Thaif adalah kaum yang paling terlambat menerima Islam, dan akhirnya mereka menerima Islam dengan persyaratan bahwa meraka hanya akan melaksanakan kewajiban shalat saja, sementara kewajiban yang lainnya, mereka belum siap melaksanakannya. Akhirnya, Rasul pun mengabulkan persyaratan mereka tersebut.

Setelah mereka menjalankan ibadah shalat, dan meresapi setiap bacaan shalat, akhirnya meraka sadar lalu menghadap Rasulullah, dan berkata, ya Rasulullah, dulu kami menolak untuk melaksanakan, zakat, shaum, dan kewajiban yang lainnya, sekarang kami sadar, dan siap untuk melaksanakan semua kewajiban yang yang diperintahkan kepada kami. Ini menjadi bukti bahwa dengan shalat yang benar, ternyata mereka menjadi sadar.

Apalagi bagi Rasulullah, jika beliau menghadapi suatu urusan yang tegang, berat, atau bahasa sekarangnya galau, maka Nabi biasanya suka shalat dua rakaat, untuk menenangkan, menyegarkan, dan berpikir lebih jernih.

Makna ketiga yaitu mengingat. Dalam Alquran disebutkan, bahwa, Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. (Q.S. Alahzab: 41-43)

Dalam ayat di atas tersurat bahwa kita diperintahkan untuk berzikir sebanyak-banyaknya. Kapan pun dan dimana pun. Tak mengenal waktu dan tempat. Artinya bahwa kita harus mengingat yang menciptakan kita, karena hanya dengan mengingat Allah-lah hidup kita akan tenang dan nyaman. Begitulah janjinya seperti yang tertera dalam sebuah ayat, yang menyatakan bahwa, Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. (Q.S. Arra’du: 28).

Melaksanakan zikir ada dua macam, secara lahir maupun batin. Artinya bisa bersuara maupun tidak, atau hanya berzikir dalam hati. Dan tentu zikir yang baik adalah zikir yang secara sadar kita melaksanakannya dengan ikhlas. Karena jika sudah begitu balasannya adalah kenikmatan yang tiada tara yang datang langsung dari Allah SWT.

Sekarang, kita masuk ke dalam pembahasan tentang bacaan zikir setelah shalat. Sebenarnya tidak ada patokan khusus dalam hal ini. Selain itu, bacaan zikir ini juga bisa secara zahir atau dengan bersuara atau juga bisa secara batin, alias tanpa suara.

Bacaan transliterasi zikir setelah salat. Pertama adalah, istighfar, memohon ampunan, bacaannya adalah, Astaghfirullaahal'azhiim, alladzi laa ilaha illa huwal-hayyul-qayyumu, wa atuubu ilaih. 3X.

Selanjutnya kita membaca, Laa ilaaha illallahu wahdahuu laa syariika lahuu, lahul-mulku walahul-hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa 'alaa kulli syay-in qadiir. 3X.

Lallu kita membaca, Allaahumma antas-salaamu wa minkas-salaamu wa ilaika ya'udus-salaamu, fa hayyinaa rabbanaa bissalaami, wa adkhilnal-jannata daarus-salaami, tabaarakta rabbanaa wa ta'aalaita ya dzal-jalaali wal-ikraam.

Kemudian kita membaca, Bismillahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillaahi Rabbil-‘aalamiin. Arrahmaanirrahiim. Maaliki yaumid-diin. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin. Ihdinas-shiraatal-mustaqiim. Siraathal-ladziina ’an‘amta ‘alaihim, ghairil-maghdhuubi ’alaihim, walad-dhaalliin. Aamiin. (Al Fatihah).

Dan kita membaca tasbih yaitu, Subhaanallaah 33X, kemudian tahmid, Alhamdulillah 33X dan takbir yakni, Allahu Akbar 33X. Dan lalu kita membaca, Laa ilaaha illallahu wahdahuu laa syariika lahuu lahul-mulku wa lahul-hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa 'alaa kulli syay-in qadiir. Wa laa haula wa laa quwwata illa billahil-‘aliyyil-aziim.

Selanjutnya kita membaca, Allahu laa ilaaha illa huwal-hayyul-qayyumu. Laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa nauum. Lahuu maa fissamaawaati wa maa fil-ardhi. Man dzal-ladzii yasfa'u 'indahuu illaa bi-idznihi. Ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum. Wa laa yuhithuuna bi-syai-in min 'ilmihii illaa bimaa syaa-a. Wasi'a kursiyyuhussamaawaati wal ardha. Wa laa ya-udhuu hifzhuhumaa wahuwal-'aliyyu- azhiim. (Ayat Kursi, Al Baqarah: 255)

Dan lalu kita membaca tiga surat terakhir dalam Alquran, yaitu surat Alikhlas, surat Alfalaq dan surat Annas. Kemudian baru kita membaca doa.

Demikian pemarakan pada kajian kali ini. mohon maaf bila banyak kesalahan dan itu datangnya dari saya pribadi. Dan jika ada kebenaran itu mutlak datangnya dari Allah SWT. Wallahu ‘alam bisshawab. 

0 komentar:

Posting Komentar