Sabtu, 13 Desember 2025

Dan bahkan aku masih ingat caramu tersenyum, meski kau selalu mengeluh (Cerpen)



Kau pandai melakukannya, mengeluh tanpa benar-benar ingin didengar. Tentang hujan yang datang terlalu sering, tentang kopi yang selalu terasa pahit, tentang pekerjaan yang tak pernah selesai tepat waktu. Nada suaramu datar, nyaris lelah, tapi ujung bibirmu selalu naik sedikit—senyum kecil yang seolah berkata bahwa semua keluhan itu hanya cara lain untuk bertahan.

Aku sering pura-pura kesal mendengarnya. Kataku, kau terlalu banyak mengeluh untuk seseorang yang sebenarnya baik-baik saja. Kau tertawa pelan, lalu berkata, “Kalau aku tidak mengeluh, nanti aku benar-benar capek.” Saat itu aku tak mengerti. Aku hanya menyimpan caramu tersenyum di kepalaku, tanpa tahu bahwa suatu hari ingatan itulah yang akan paling sering kembali.

Kini kita tak lagi duduk berhadapan. Tak ada lagi percakapan remeh yang dipanjangkan hanya karena kita belum ingin pulang. Tapi anehnya, yang paling jelas kuingat bukanlah kata-kata perpisahan atau pertengkaran kecil yang melelahkan. Yang tinggal justru caramu mengeluh tentang hal-hal sepele, lalu tersenyum seolah dunia tak seburuk itu.

Aku baru paham sekarang: senyummu bukan tanda kau tak apa-apa. Ia adalah jeda. Cara kecil untuk menenangkan diri sebelum melanjutkan hari. Kau tak pernah meminta diselamatkan, hanya ditemani. Dan aku, saat itu, mengira kehadiranku sudah cukup.

Kadang, di tengah hari yang terasa panjang, aku mendengar kembali suaramu di kepalaku—keluhan yang sama, intonasi yang sama. Dan tanpa sadar, aku tersenyum sendiri. Bukan karena lucu, tapi karena rindu pada seseorang yang tahu caranya mengeluh tanpa menyalahkan siapa pun.

Dan bahkan sekarang, setelah semua jarak tercipta, aku masih ingat caramu tersenyum. Senyum kecil yang lahir dari lelah, yang mungkin tak pernah kau anggap penting, tapi diam-diam mengajariku satu hal: bahwa bertahan tak selalu harus keras, kadang cukup dengan mengeluh sebentar, lalu tersenyum, dan melanjutkan hidup.

0 komentar:

Posting Komentar