(Dimuat di Republika, Jumat 8 Juni 2012)
Oleh Deden Mauli Darajat (Kontributor Republika di Ankara,
Turki)
Segera setelah polisi Turki menggerebek kelompok penyelundup
benda purbakala di Turki Selatan, 12 tahun lalu, sebuah kitab dibawa ke Ankara.
Di ibu kota Turki ini, kitab itu langsung masuk brankas kantor Pengadilan
Tinggi Turki.
Pemerintah Turki membatasi akses orang terhadap kitab itu.
Hanya segelintir orang bisa melihatnya langsung. Dinas intelijen Turki pun
terlibat. Mereka mengawasi siapa-siapa yang bisa mengakses kitab dan memantau
perkembangan penerjemahannya.
Februari 2012, kitab misterius itu akhirnya muncul di berbagai
media internasional dengan nama Injil Barnabas. Injil ini ditulis di atas kulit
hewan yang berwarna cokelat kehitaman. Penulisnya menggunakan tinta dari emas
dan bahasa Aramaic, bahasa yang diperkirakan bahasa ibu Yesus Kristus.
Umurnya? Diperkirakan 1.500 tahun Masehi.
Otoritas Turki akhirnya memindahkan kitab itu dari brankas
ke Museum Etnografi di Ankara. Apa istimewanya Injil ini? Menteri Kebudayaan
dan Pariwisata Turki Ertugul Gunay mengatakan, Injil Barnabas lebih sejalan
dengan ajaran Islam ketimbang empat Injil lainnya (Matius, Markus, Lukas, dan
Yohanes).
Tentang tokoh Yesus Kristus, di dalam Injil ini digambarkan
sebagai manusia biasa, bukan Tuhan. “Sejarah Kristen bisa berubah karena Injil
ini,“ kata Ertugul dalam wawancara televisi Hurriyet.
Dia lalu mengutip salah satu ayat dalam Injil Barnabas.
“Yesus berkata pada seorang pen deta. Bagaimana kami memanggil mesias (juru
selamat)? Muhammad adalah nama yang diberkati,” kata Ertugul, seperti dikutip
dari Alarabiya.net.
Tokoh Yesus, sambung Ertugul, dalam Injil ini juga me
nyangkal kalau ia seorang me sias. Yesus mengatakan, kalau juru selamat itu
datang dari keturunan Nabi Ismail. Artinya, datang dari bangsa Arab.
Tapi, yang paling mengejutkan mungkin soal ketertarikan
Vatikan. Ertugul mengungkapkan, ketika mengetahui Injil Bar nabas ada di Turki,
utusan Va tikan meminta salinan Injil itu. Namun, Kedutaan Besar Vatikan di
Turki membantah pernyataan Ertugul maupun laporan media lokal yang memberitakan
permintaan itu.
Perdebatan antarpakar di Turki pun menyeruak soal Injil ini.
Omer Faruk Harman, pakar teologi, mengatakan, butuh pe nelitian lebih lanjut
untuk membongkar rahasia Injil Bar nabas.
Menurut dia, isi Injil ini sesuai
dengan keyakinan umat Islam bahwa Yesus memang nabi yang diutus Allah SWT, tapi
ia tetap manusia biasa. Injil ini juga menolak konsep trinitas dan peristiwa
penyaliban Yesus di Bukit Golgotha. “Dalam Injil ini juga ada ramalan tentang
Nabi Muhammad yang segera datang,” kata Omer.
Namun, pendeta Kristen Pro testan, Ihsan Ozbek, mera gu kan
keabsahan Injil ini. Ala san dia cukup kuat. Pertama, memang benar ada murid Ye
sus bernama Barnabas yang hidup semasa dengan Yesus. Itu berarti, Barnabas
hidup sekitar tahun 1 Masehi. Kedua, Injil Bar nabas diperkirakan dibuat pada
500 Masehi atau 600 Masehi.
Dengan demikian, kata Ihsan, tidak mungkin Injil milik
Pemerintah Turki itu ditulis oleh Barnabas. Ia menduga, Injil itu ditulis oleh
murid Barnabas.
“Umat Islam mungkin kecewa melihat kalau kitab ini salinan
dan tidak seperti yang mereka harapkan. Bahkan, kitab ini bisa jadi bukan Injil
Barnabas,“ kata Ihsan.
Aydogan Vatandas, wartawan harian terkemuka di Turki, Zaman,
yang menulis dua buku tentang Injil Barnabas, mengatakan, kitab itu memang
ditulis dalam bahasa Aramaic. Bahasa ini sekarang nyaris punah dan kemungkinan
komunitas yang masih menggunakannya ada di Damaskus, Suriah.
Menurut Vatandas, dinas intelijen Turki sangat tertarik pada
Injil ini. Mereka menugaskan pakar bahasa Aramaic, Hamzah Hocagil, untuk
menerjemahkan sejumlah bagian Injil ini dalam
pengawasan ketat. Namun, Hamzah
mengungkapkan kepada wartawan kalau ia menerjemahkan Injil itu. Ini membuat
militer dan intelijen Turki menghentikan proyek penerjemahan.
Dari risetnya, Vatandas belakangan menemukan kalau Injil
Barnabas rupanya bukan satu versi. Ada tiga versi kitab itu yang ditulis oleh
murid Barnabas.
Di pasar barang antik, bila benar ini Injil Barnabas, sudah
ada yang membanderol harganya setinggi langit. Untuk kitab Barnabas yang asli
dihargai 28 juta dolar AS atau setara Rp 262 miliar, sementara salinannya
seharga 1,7 juta dolar AS atau sekitar Rp 15,9 miliar.
(Bersambung)
0 komentar:
Posting Komentar