Membaca adalah perintah pertama ajaran agama yang tertulis
di dalam kitab suci. Begitu kira-kira kesimpulan yang saya dapat ketika belajar
di sekolah agama tentang ayat yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW
di gua Hiro.
Mulai SD kelas 3 itu mungkin pertama kali kegemaran saya dalam
membaca. Apalagi saat SD ibu saya berlangganan Koran setiap harinya. Saya pun
ikut serta dalam memeriahkan membaca koran di rumah bersama ibu saya.
Selain banyak buku pelajaran yang menumpuk di rumah saya yang
dibawa oleh bapak saya yang juga guru SD tapi bukan guru di SD saya. Bapak saya
guru di SD Panancangan yang termasuk SD di kampung, beda dengan saya yang
sekolah di kota karena dekat dengan alun-alun kota Rangkasbitung, hahaha.
Dari
buku-buka yang ada di rumah saya itu saya kadang membacanya di waktu senggang.
Oh bukan berarti kegiatan saya pas SD hanya membaca, bermain tetap nomor satu.
Hehe
Di SD dulu saya cukup terkenal. Bukan hanya karena soal
juara kelas tapi juga karena ibu saya guru SD di sana dan ditambah lagi bahwa
saya adalah saudara kembar. Di SD waktu itu ada dua pasang kembar. Saya dan
kembaran saya Dadan Deden satu lagi di kelas lain yang seangkatan saya namanya
Rina-Rani.
Karena kami berbeda kelas dan berbeda SD, jadi kami tidak begitu
dekat meski dalam satu komplek yaitu SD Komlpek Multatuli. Tetapi kadang
teman-teman SD saya tetap mengejeknya dengan Rina Rani Dadan Deden. Ciyeeeh,
hahaha..
Dengan juara kelas dan mendapat penghargaan saat kelulusan
SD, sebenarnya saya dengan mudah masuk SMP yang paling bergengsi di Rangkasbitung.
Namun, kedua orang tua saya sudah melakukan survey sebelum saya lulus dari
sekolah dasar.
Ibu saya jauh-jauh hari sudah mencari data dan informasi tentang
sekolah lanjutan mana yang bagus untuk anak-anaknya. Dan waktu itu saya
sebenarnya tidak banyak berpikir kemana saya akan melanjutkan, di Rangkasbitung
kah? Di Jakarta kah? Atau di kota lain? Tak banyak tahu.
Dalam hati sih sebenarnya saya ingin melanjutkan di SMP di
mana gebetan saya melanjutkan sekolahnya, ciyeeh (lagi) hahaha. Tetapi karena
saya tidak banyak pikir, saya hanya ikut saja dengan arahan ibu saya. Ibu saya
memaparkan sekolah mana yang akan saya masuki. Dengar cerita tentang sekolah
itu, tentang alumninya, tentang bagaimana sistem sekolahnya, saya tertarik
juga.
Apalagi tempat saya bersekolah itu berada jauh dari rumah
saya. Pikiran saya mulai berpetualang. Jadi sebelum saya berpetualang ke suatu
tempat, biasanya pikiran saya jauh terlabih dahulu berpetualang dengan
membayangkannya.
Dan teringat lagi tentang sungai Barito di Kalimantan dan
negara Swiss yang indah itu. Walaupun saya tidak berangkat ke dua tempat itu.
Sampai saat ini. Mungkin suatu saat nanti, insyaAllah. Dan petualangan dalam
pikiran saya itu dimulai dengan membaca.
(Bersambung)
0 komentar:
Posting Komentar