Suatu ketika teman saya ditanya,
"Kamu dari mana?" Teman saya menjawabnya singkat, "Saya dari
kampung galau."
*****
Cerita di atas bukan cerita
beneran. Tapi cerita buatan. Catatan kali ini soal galau yang sering melanda
manusia di seantero jagad raya. Cuma sekadar catatan. Ingat, hanya catatan, gak
lebih. Hehe.
Suatu ketika teman saya di
twitter mengajak saya untuk memfollow akun @RadioGalauFM, dan akhirnya saya
follow juga itu akun. Rupanya akun yang sering menulis tentang galau, kegalauan
dan penggalauan itu mencatatkan followers atau pengikutnya lebih dari 300 ribu
akun. Waw, angka yang sangat fantastis.
Sebenarnya trend kata galau itu
populer di tahun 2011. Tapi, sampai saat ini kepopuleran kata galau tidak juga
surut. Kata galau sudah mendunia. Di kalangan masyarakat umum, terutama para
pengguna sosial media, seperti twitter dan facebook.
Eh, bukan cuma di dunia maya atau
di sosial media sih ramainya galau itu, di dunia nyata juga. Contohnya, teman
saya biasanya menggalau sebelum dia tidur. Bahkan, kata galau sudah dipakai
oleh teman saya yang warga Turki. Kok bisa? Bisa dong. Haha.
Saya dan teman saya di asrama sering
becanda dengan kata galau dan teman kami yang orang Turki sering mendengarnya.
Dan orang Turki itu bertanya kepada teman saya. “Sen, galau musun?” artinya,
apakah anda galau? Sontak saja kami semua tertawa. Hahaha.
Secara bahasa, galau dalam kamus bahasa
Indonesia (2008) adalah kacau atau tidak keruan. Artinya suatu keadaan dalam
diri seseorang yang sedang kacau dan tidak keruan atau tidak menentu. Galau
bisa menghampiri setiap manusia yang memiliki hati.
Kalau boleh mendefinisikan galau
dari berbagai aspek, maka mari kita definisikan. Pertama adalah tanda-tanda
orang yang galau. Tanda-tandanya adalah, (1) pikiran tak menentu, (2) merasa
sendiri meski di tempat ramai, (3) uring-uringan gak jelas, dan (4) tidak tahu
harus berbuat apa di saat luangnya waktu.
Yang kedua adalah kapan datangnya
kegalauan: (1) di saat perjalanan sendiri, (2) menonton film atau video musik
romantis, (3) pesan pendek atau SMS, inbox, DM, BBM atau media pesan lainnya
yang tak kunjung dibalas, (4) mendapatkan hasil yang tidak diinginkan, (5)
perjuangan yang sia-sia, (6) saat hujan gerimis, (7) di saat berada di tempat
yang romantis tapi sendiri, (8) kehilangan sesuatu/seseorang yang dicintai.
Yang ketiga adalah, macam-macam
galau. Apa saja sih versinya, (1) galau sekolah, biasanya ini karena banyaknya
tugassekolah atau kuliah dan tidak pernah dikerjakan atau dikerjakan tapi tidak
selesai-selesai, (2) galau pekerjaan, pekerjaan yang menumpuk dan banyak
masukan atau kritikan dari si boss atau atasan, dan yang paling banyak adalah,
(3) galau cinta, #eaaa ini yang paling banyak pasiennya, hahaha.
Kalau sudah kita definisikan,
maka yang keempat dan yang tidak kalah pentingnya adalah obat galau. Sebenarnya
banyak obat galau, tapi bisalah kita definisikan seperti ini: (1) tidur, langsung
saja tidur kalau galau melanda, (2) nonton film, sebaiknya film bernuansa
humor.
(3) Jalan ke pasar tradisional,
sebab di pasar itu banyak penjual kecil yang susah payah mencari rejeki untuk
membeli sesuap nasi, (4) membaca buku, dan yang paling mujarab adalah (5)
segera beribadah, baik wudhu, dzikir,
sholat atau membaca alquran, atau bermuhasabah atau interospeksi diri.
Karena galau adalah sifatnya di
dalam diri atau di dalam perasaan, maka saya menyebutnya adalah kampung galau.
Kampung artinya berwujud ada dalam diri manusia. Semua orang memiliki kampung
itu. Artinya semua orang pasti pernah merasakan galau, baik terlihat atau tidak
terlihat.
Galau juga berasal dari hati.
Karena hati itu tidak menetap dan dia sangat dinamis. Bisa saja sekarang galau
dan beberapa waktu kemudian galaunya hilang atau sebaliknya. Jadi kalau kamu
galau tenang saja, kamu tidak sendiri, karena di luar sana masih banyak
orang-orang yang galau. Hehehe.
Lagi-lagi ini hanya sekadar
catatan. Ingat, cuma catatan dari sebuah kampung yang bernama kampung galau.
Ankara, 1 Januari 2012
Catatan awal tahun