Oleh: Deden Mauli Darajat
Pada suatu subuh, seorang Arab Baduy
tergopoh-gopoh mendatangi masjid untuk shalat berjamaah. Imam shalat subuh itu
membaca surat Al-Baqarah, ia pun menggerutu mengapa sang imam membaca surat
yang panjang. Sementara ia ada kebutuhan mendesak pada pagi itu.
Subuh berikutnya. Ia pun datang ke
masjid untuk shalat berjamaah. Kali ini sang imam membaca surat Al-Fiil. Ia
kemudian tidak melanjutkan shalatnya dan menggerutu sembari jalan pulang ke
rumah, “Al-Baqarah (sapi) saja panjang suratnya, apalagi Al-Fiil (gajah) yang
lebih besar, pasti lebih panjang suratnya.”
Demikianlah cerita Arab Baduy. Ia
berpikir bahwa surat Al-Fiil lebih panjang dari surat Al-Baqarah. Padahal
sebaliknya. Al-Baqarah adalah surat terpanjang dalam Al-Quran dengan 286 ayat, sementara
Surat Al-Fiil hanya memiliki lima ayat.
Ini sebenarnya bukan hanya cerita
tentang seseorang yang hidup di Arab sana. Ini adalah cerita kita bersama
sebagai: manusia. Sepertinya teori tentang kebodohan sangat tepat dalam
menggambarkan cerita ini. Teori ini adalah; manusia adalah musuh bagi hal-hal
yang ia bodoh terhadapnya.
Kita sebagai manusia, sesekali
melakukan yang demikian di atas. Kita lebih menganggap bahwa apa yang ada di
benak kita adalah benar, sementara apa yang dilakukan orang lain adalah salah.
Praduga yang salah membawa kita menjadi manusia bermasalah.
Adalah ilmu yang yang dapat menutup
kebodohan. Layaknya cahaya yang menghilangkan kegelapan. Kita sebenarnya adalah
tubuh dengan jiwa, pikiran dan hati yang gelap. Kita membutuhkan cahaya dalam
hidup ini, agar jiwa, pikiran dan hati menjadi terang dan tenteram. Dan cahaya
itu adalah ilmu yang harus kita cari dan kita minta kepada Sang Pemilik Ilmu,
Allah SWT.
#jejak #hikmah #1
0 komentar:
Posting Komentar