Saya yakin bahwa
hidayah datang kepada orang yang dikehendaki Allah SWT. Hidayah atau petunjuk
itu terkadang datangnya pun tak terduga. Meski selalu ada tahapan-tahapan untuk
jalan mendapatkan hidayah ini.
Alkisah, seorang
ibu yang akhirnya mengenakan kerudung dalam kesehariannya. Saya mengenal ibu
ini sejak tinggal di Turki dan kini menetap di Jakarta. Awalnya, ibu ini,
seperti wanita-wanita yang tak berkerudung mengenakan pakaian yang tidak
menutup kepalanya. Namun si ibu ini selalu semangat kalau untuk belajar Islam.
Pengajian atau
kajian Islam ibu-ibu di Ankara salah satu pencetusnya adalah ibu ini. Bahkan untuk
pengajian rutin ibu-ibu Ankara tiap hari Rabu pertama kali diadakan di
rumahnya. Suatu Rabu ibu ini mengenakan kerudung tertutup rapi, saya melihatnya
pangling. Siapa gerangan orang ini, pikir saya, cantik dengan berkerudung.
Kami mengenal Bu
Tam, panggilan saya untuk ibu ini, adalah orang yang baik budi pekertinya. Saya
sudah menganggapnya sebagi guru saya. Saya merasa mendapatkan pelajaran jika
berdiskusi dengannya. Ia jarang bicara yang tidak bermanfaat. Ia selalu
mengucapkan minta tolong dan terimakasih jika membutuhkan bantuan saya.
Saya pernah
mendengar bahwa Bu Tam, sejak di Turki memang sudah berniat untuk mengenakan
kerudung. Tetapi sampai ia meninggalkan Turki, karena berakhirnya tugas sang
suami, belum juga mengenakan kerudung. Hingga suatu hari saya mendapat kabar
bahwa si ibu sudah paten mengenakan kerudung. Alhamdulillah.
Lihatlah cara Allah
dalam memberi hidayah dalam kisah ini. Ada tahapan-tahapan. Seperti keinginan
kuat dalam mempelajari Islam. Sempat suatu hari ia bertanya pada saya tentang sebuah
Tafsir yang bagus yang ingin ia pelajari sebelum kembali ke Jakarta. Keinginan kuat
dalam hati, doa yang terpatri tiap hari, keluarga yang meridhai, hingga
akhirnya Allah memberikah hidayah kepadanya.
Banyak kisah
tentang hidayah ini. Seperti seorang pembunuh yang sudah membunuh 99 orang lalu
menghadap rahib. Namun rahib mengatakan Tuhan tidak akan mengampuni dosanya,
lalu si pembunuh ini menuntaskan membunuh orang menjadi 100 nyawa. Dan ia
kemudian tetap mencari petunjuk bagaimana mendapatkan ampunan dan taubatnya. Allah
pun mengampuninya.
Atau kisah
seorang pelacur yang memberi air minum seekor anjing yang kehausan. Sang pelacur
dengan susah payah mengambil air di dalam sumur dan memberikannya kepada
anjing. Allah mengampuni segala dosanya. Meski manusia sekitarnya tetap
mengecap dirinya sebagai pelacur laknat.
Inilah hidayah
yang diberikan, bahkan kepada orang yang dianggap oleh manusia sebagai orang
terhina, namun Allah Yang Maha Pengasih mengangkat derajat orang ini karena
keinginan kuat dalam dirinya untuk memperbaiki hidupnya.
Hidayah bisa
datang kepada siapa saja yang dikehendaki. Hanya kekuatan hati seseorang dan
Kemahabaikan Allah yang bisa mengantarkan seseorang mendapatkan hidayah. Dan jika
Allah sudah menginginkan sesuatu, maka alam semesta dan manusia terkuat pun tak
akan dapat menghalanginya.
Dalam setiap
rakaat shalat kita diwajibkan membaca surat Alfatihah. Dalam dua ayat terakhir
disebutkan, “Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) Jalan orang-orang
yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai
dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
Kita dapat mengambil hikmah dalam surat Alfatihah ini
bahwa, kita selalu diperintahkan untuk selalu meminta hidayah kepada Allah. Sebuah
jalan yang lurus. Hingga akhirnya kita termasuk golongan orang-orang yang
diberi nikmat, bahkan sampai nanti di akhirat.
Dulu saya pernah berpikir bahwa kepastian di dunia ini
adalah ketidakpastian. Namun sekarang sedikit berubah. Bahwa tidak ada
kepastian di dunia ini kecuali kematian. Yap, kematian adalah satu-satunya yang
pasti datang kepada makhluk yang bernyawa.
Benar kata kyai saya, Kyai Hasan, bahwa saat ini
orang-orang banyak berpikir dan berbuat bagaimana cara hidup yang baik tapi
lupa bagaimana cara mati yang baik. Artinya bagaimana cara mendapatkan husnul
khatimah, kematian yang baik.
Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu diberi
hidayah oleh Allah dan menjadi husnul khatimah, Amin ya Rabbal’alamin.
0 komentar:
Posting Komentar