Rabu, 17 Juli 2013

Cobaan Berpuasa di Turki



(Dimuat di Republika, Rabu 17 Juli 2013)

Oleh Deden Mauli Darajat

Tidak ada larangan untuk menutup restoran atau kafe.

ANKARA -- Tidak ada yang istimewa dalam menyambut puasa Ramadhan di Turki. Meski penduduk negara bekas Kesultanan Ustmani mayoritas Muslim, suasana Ra madhan dan bulan lainnya sama saja. Bahkan, restoran dan kafe-kafe masih buka pada bulan puasa ini.

Tidak ada peraturan yang mewajibkan restoran tutup pada bulan puasa. Dari anak muda sampai dengan tua, tanpa rasa malu minum ataupun makan di kafe pinggir jalan. Di pagi hari, mereka tetap menikmati sarapan dan segelas air teh hangat.

Walaupun demikian, Pemerintah Kota Ankara tahun ini menyediakan buka puasa gratis di sembilan titik utama di ibu kota Turki. Kesembilan titik itu adalah Masjid Haji Bayram, Genclik Park alias Taman Pemuda, Guven Park, Kecioren, Pasar Sincan, Stasiun Metro OSTIM, Abidin Pasa Makro Market, Siteler Girisi Ust Gecit Ayagi, dan Terminal Bus ASTI.

Puasa pada musim panas di Turki ini lebih dari 17 jam. waktu imsak di Ankara, misalnya, pukul 03.26 dan buka puasa pukul 20.30. Cuaca terik pada musim panas juga merupakan ujian lainnya selain durasi yang panjang.

Ini memang bukan kali pertama cuaca cukup terik. Tahun lalu, suhu udara sempat mencapai 45 derajat Celsius. Puasa lebih ringan jika dilakukan pada musim dingin. Dengan waktu berpuasa hanya 10 jam. Tapi, siklusnya ini bisa berlangung lama, 15 sampai 20 tahun.

Di hari ketiga puasa, semaraknya sua sana berbuka tampak di Masjid Ha ji. Buka puasa disediakan langsung oleh Wali Kota Ankara Melih Gokcek. Setibanya di pelataran salah satu masjid tertua di Ankara itu, para pengunjung sudah memenuhi masjid.

Ada beberapa pengunjung yang se ngaja datang bersama keluarga dan membawa makanan pembukaan. Mereka membawa karpet dan menggelar di taman masjid. Di halaman masjid yang terletak di Ulus ini sudah disediakan tenda besar untuk berbuka bersama. Satu jam setengah sebelum berbuka antrean sudah mengular belasan meter.

Sementara, makanan dibagikan setengah jam sebelum berbuka. Menu buka puasa di tempat ini ada empat macam, nasi, sup, lauk pauk, dan salad, ditambah dua buah kurma dan sebotol air minum. Sebenarnya, tidak ada makanan khusus Ramadhan. Menu buka puasa di pusat Ramadhan pun sama saja dengan menu makanan di kantin kampus atau kantin asrama.

Yang menarik dari berpuasa di sini adalah undangan buka puasa bersama di wisma Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ankara atau diundang buka puasa oleh warga negara Indonesia di rumahnya.
Undangan seperti ini hukumnya wajib datang bagi para pelajar. Selain untuk silaturahim, juga untuk menyantap masakan In donesia. Biasanya, disedikan takjil kolak atau es buah.

Godaan terbesar dalam menjalan kan ibadah puasa Ramadhan di Turki adalah masih banyak warga setempat yang tidak berpuasa. Restoran yang menjajakan makanan ma sih dikunjungi oleh para konsumen. Ini disebabkan sistem negera Republik Turki yang sekuler. Artinya, aturan negara/pemerintah harus dipisah dengan aturan agama. Bahwa, soal ibadah adalah masalah pribadi dan negara tidak berhak mencampurinya.

Meski begitu, pada malam hari masjid-masjid penuh oleh jamaah shalat Tarawih. Puncaknya terjadi pada malam 27 Ramadhan. Masjid membeludak hingga pelataran, bahkan jika letak masjid di samping jalan, juga akan penuh oleh jamaah sha lat Tarawih. Sebagian besar warga setempat percaya bahwa malam 27 Ramadhan adalam malam Lai - latul Qadar, malam seribu bulan.


(mahasiswa indonesia studi S-2 di universitas ankara, turki, ed:teguh firmansyah)

0 komentar:

Posting Komentar