Minggu, 09 Desember 2012

Menyerah? Janganlah..

Gambar: pipszulu.com


Dulu di tahun 2009 ada lagu favorit saya yaitu 'Jangan Menyerah' D'Masiv. Saya suka lagu ini karena liriknya yang sederhana dan menggugah. Ada pesan moral di sana.

Apalagi saat itu saya sedang berjuang agar bisa menaklukan keangkuhan Jakarta. Saya yang baru saja lulus awal 2008 dari kampus harus bisa beradaptasi dengan lingkungan kerja yang sangat efisien.

Banyak sekali perbedaan saat menjadi mahasiswa dan pekerja profesional. Apalagi bagi mahasiswa aktivis yang banyak kenalan dan kegiatan. Meski banyak kegiatan tapi itu sangat menyenangkan.

Menyenangkan karena semua diprogram oleh kami sendiri. Semua kegiatan kami usahakan sendiri. Semua efeknya langsung. Dan benar peribahasa bahasa Arab ini: "taharrak fainna fil-harakati barakatun." 

Arti secara bebasnya adalah bergeraklah karena dalam pergerakan terdapat berkah. Ya, kami selalu bergerak untuk memanfaatkan waktu yang ada dengan kegiatan yang bisa mendatangkan berkah.

Berkah tentu saja bukan hanya berarti uang. Berkah yang paling besar adalah yang mampu menentramkan hati. Sebab dengan bergerak dan berbagi hati kita menjadi luas dan lapang. 

Sampai pada masa bakti itu selesai. Kami masih merasakan indahnya kebersamaan. Apalagi dalam organisasi kita dituntut untuk berbagi peran. Tak ada yang bisa dikerjakan sendiri. Semuanya dengan tim. 

Tim yang baik adalah tim yang saling menghargai, melaksanakan tugas dengan tuntas dan juga bisa menutupi kekurangan dalam tim itu. Perlu latihan dan keberlangsungan yang terus menerus agar tim ini terbentuk.

Saking enaknya menikmati waktu-waktu mahasiswa, ada beberapa aktivis yang enggan untuk segera lulus dan terjun bekerja. Alasannya, selain 'bebas' juga masih memiliki anggota.

Yang terakhir ini yang bahaya yaitu power syndrom. Takut akan kehilangan kekuasaan. Dimana, yang sudah mapan di atas mahasiswa lain dan memilki anggota atau junior, tiba-tiba saja hilang dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Seorang teman pernah bertanya pada saya mengapa saya cepat-cepat lulus? Buat apa? Memangnya sudah siap dengan kelulusan dan dunia pekerjaan? 

Saya memang tidak menjawab dengan konkret apa yang saya pikir dan inginkan waktu itu. Takut menjadi semacam janji. Padahal kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Tapi dengan yakin saya katakan insya Allah semua ada jalannya, kawan.

Sebab mereka berpikir jika bekerja di profesional, maka kita harus siap menjadi bawahan terlebih dahulu. Tidak ada yang ujug-ujug langsung menjadi atasan. Sebab untuk menjadi senior maka ia harus melewati masa junior. Itu ketentuannya.

Sementara saat menjadi senior di sebuah organisasi mahasiswa semua junior di perkumpulan itu mau saja diarahkan seniornya itu. Apa pun itu. Padahal arti senior kata guru saya adalah singkatan dari seneng nipu orang. Hahaha.

Dan yang pasti di semua lingkungan pasti ada gesekan-gesekannya. Begitu kata guru saya yang lain. Sejak SD atau bahkan TK kita sudah dihadapkan dengan gesekan sosial diantara teman sejawat kita. Hingga kapan pun gesekan itu pasti ada.

Tapi sebenarnya bukan gesekan itu yang menjadi masalah. Sebab ini tergantung bagaimana kita melihat kepada gesekan itu. Kalau kita anggap sebagai penghambat maka kita akan lambat. Jika kita anggap sebagai pemicu maka kita akan maju.

Dan Jakarta adalah sebaik-baiknya gesekan. Sulit kita menemukan sahabat sejati yang bisa menguatkan kita bahwa gesekan itu adalah pemicu untuk maju. Hanya orang yang kuat lahir batin yang bisa melakukan itu.

Di Jakarta kita harus mandiri. Dan keterbatasan juga keterpaksaan akan menjadikan kita mandiri. Maka saking mandirinya kita kehilangan kehangatan hati. Karena sibuk memikirkan diri sendiri.

Dengan begitu susah kita membagi waktu apalagi membagi rejeki. Seakan-akan kita yakin bahwa rejeki itu mutlak kita yang cari. Kita lupa bahwa sebenarnya Tuhan yang memberi rejeki itu. Dan di setiap rejeki kita ada hak orang lain.

Yang membuat kita bisa bertahan di Jakarta atau dimana saja yang membuat kita berat menghadapi tantangan adalah harapan. Jangan pernah menghiraukan harapan. Sebab dengan harapan, apa yang kita lakukan memiliki makna.

Harapan ini pula yang membuat kita kuat dan bertahan dalam perjuangan. Maka tentu lagu D'Masih Jangan Menyerah ini menjadi semacam bumbu gurih yang bisa dinikmati dalam setiap helai perjuangan. 


0 komentar:

Posting Komentar