(Disampaikan pada
Kajian Keislaman Ibu-Ibu DWP KBRI Ankara, Rabu, 15 Agustus 2012)
Alhamdulillah washshalatu ‘ala Rasulillah. Segala puji bagi
Allah yang telah memberikan nikmat iman dan Islam sehingga kita dapat
melaksanakan pengajian dan kajian serta kita dapat berpuasa Ramadhan yang
ke-27. Shalawat serta salam kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW, karena
dengan cahayanya kita dapat mengimani dan mempelajari Islam saat ini.
Photo: azamku.com |
Apa itu lailatulqadar? Secara bahasa lailah artinya malam,
sementara qadar adalah ketetapan. Jadi lailatulqadar adalah malam ketetapan. Namun
secara syariat arti lailatulqadar kita dapat memahamainya dari surat Alqadar
(97) ayat 1-5.
Terjemahannya surat Alqadar adalah: “Sesungguhnya Kami telah
menurunkannya (Alquran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apa malam
kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam
itu turun para malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhan-nya untuk
mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan hingga terbit fajar”.
Lailatulqadar adalah malam kemuliaan, sebab di malam itu
diturunkan Alquran kepada Nabi Muhammad SAW. Alquran adalah mukjizat atau
keajaiban yang paling agung bagi Muhammad dan umatnya.
Beberapa hadits Rasulullah SAW banyak yang menerangkan
tentang lailatulqadar. Namun dari berbagai hadits tidak ada yang menunjukkan
kapan tepatnya datang lailatulqadar. Apakah datang di malam 27 Ramadhan atau di
malam Ramadhan lainnya.
Ada memang sebuah hadits yang menerangkan turunnya
lailatulqadar di 10 hari terakhir Ramadhan, dimana Nabi Muhammad lebih banyak
beritikaf di masjid. Itu pun sama tidak ada waktu yang menunjukkan kapan
tepatnya lailatulqadar turun ke bumi.
Mungkin hikmah dari tidak diketahuinya tentang kapan turunnya
lailatulqadar ialah agar umat Muslim di dunia berbondong-bondong beribadah pada
setiap malam di bulan Ramadhan. Logikanya, jika mendapat lailatulqadar adalah
bagai seribu bulan, berarti sama dengan pahala selama 83 tahun 3 bulan. Usia
normal manusia yang hidup 60 tahun tidak dapat menandingi keajaiban
lailatulqadar ini.
Maka, mengapa tidur bagi orang yang berpuasa itu ibadah? Jawabannya
mungkin begini, pada malam hari orang itu mencari lailatulqadar dengan banyak
beribadah sehingga semalaman ia tidak tertidur. Setelah subuh dan terangnya
matahari barulah ia tidur. Tidur seperti inilah yang bisa disebut dengan
tidurnya orang berpuasa itu ibadah.
Sekarang beralih kepada zakat fitrah. Zakat secara bahasa
berarti menyucikan. Secara maknawi, zakat berarti menyucikan jiwa kita dari
perbuatan keji dan munkar. Secara syariat Zakat adalah jumlah harta tertentu
yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada
golongan yang berhak menerimanya menurut ketentuan yang telah ditetapkan. Jadi semua
umat Muslim wajib membayar zakat mulai dari balita hingga lansia.
Zakat merupakan rukun ketiga dari Rukun Islam. Sementara zakat
fitrah adalah zakat yang dibayarkan pada bulan Ramadhan hingga sebelum shalat
Ied. Sebab sabda Rasulullah SAW, jika zakat dibayarkan sebelum shalat ied itu
berarti zakat fitrah sementara zakat yang dibayarkan sesudah shalat ied berarti
itu adalah shadaqah biasa.
Siapa saja yang berhak menerima zakat? Ada delapan asnaf
atau golongan yaitu: Ada delapan pihak yang berhak menerima zakat, yakni: (1) Fakir
- Mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan pokok hidup. (2) Miskin - Mereka yang memiliki harta namun tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup. (3) Amil - Mereka yang
mengumpulkan dan membagikan zakat.
(4) Mu'allaf - Mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan
bantuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan barunya atau kaum kafir yang
merupakan pendukung kaum Muslim. (5) Hamba sahaya yang ingin memerdekakan
dirinya. (6) Gharimin - Mereka yang berhutang untuk kebutuhan yang halal dan
tidak sanggup untuk memenuhinya (7) Fisabilillah - Mereka yang berjuang di
jalan Allah (misal: dakwah, perang dsb) (8) Ibnus Sabil - Mereka yang kehabisan
biaya di perjalanan.
Ada sebuah pertanyaan, kita ini tinggal di luar negeri, maka
dimanakah kita harus membayar zakat, di tempat kita tinggal saat ini atau di
Indonesia? Guru Besar Syariah UIN Jakarta, Prof Dr KH M. Amin Suma, mengatakan
kita yang berada di luar negeri boleh membayarkan zakatnya di Indonesia. Selain
itu kita juga boleh membayar zakat di tempat kita menetap.
Dan kita selanjutnya membahas tentang Idul Fitri. Idul
secara bahasa adalah kembali. Sementara Fitri berarti makan, membangun dan
mendirikan. Jadi secara bahasa Idul Fitri adalah kembali makan sesudah kita
berpuasa. Ada hadits Nabi yang mengatakan dua kesenangan bagi orang yang
berpuasa yaitu pertama saat fitri atau iftar (berbuka puasa dan atau lebaran)
kesenangan kedua adalah ketika bertemu dengan Allah SWT.
Secara maknawi, Idul Fitri adalah kembalinya umat Muslim
yang sudah melaksanakan kewajiban berpuasa Ramadhan selama satu bulan penuh dan
juga melaksanakan kewajiban berzakat maka ia kembali suci.
Saat idul fitri kita diperbolehkan untuk bersenang-senang. Sebab
ada dua hari yang diberikan Allah kepada umat Muslim untuk bersenang-senang
yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Arti dari senang-senang di sini adalah saat
lebaran kita dilarang untuk melaksanakan ibadah puasa dan diperbolehkan untuk
menikmati hidangan.
Bahkan kesenangan itu bukan hanya milik orang kaya, namun
juga milik orang fakir miskin. Dengan apa mereka bisa merasakan kesenangan? Pada
Idul Fitri fakir miskin bisa senang karena mereka mendapatkan zakat fitrah,
sementara pada Idul Adha mereka mendapatkan daging kurban kambing maupun sapi.
Apa hikmah yang bisa kita ambil selama satu bulan penuh
beribadah dan ditutup dengan berlebaran, hikmahnya antara lain, adalah hikmah
ketauhidan dan keimanan, karena dengan berpuasa kita sadar bahwa hanya Allah
yang memberikan kekuatan kepada kita untuk berpuasa atau beribadah lainnya. Bayangkan
jika kita diberikan sakit oleh Allah, maka kita tidak akan bisa berpuasa.
Kedua hikmahnya adalah, hikmah ketakwaan. Orang berpuasa
seperti firman Allah dalam surat Albaqarah (2) ayat 183, tujuan akhirnya orang
berpuasa adalah takwa. Jadi kalau kita belajar di sekolah ujung-ujungnya adalah
wisuda kelulusan, maka ibadah puasa Ramadhan berujung dengan wisuda ketakwaan.
Hikmah ketiga adalah hikmah fitrah atau hikmah kembali
kepada kesucian. Mengapa demikian, karena dengan ibadah puasa dan menunaikan
zakat fitrah yang bisa menyucikan kita dari perbuatan keji dan munkar itu maka
kita kembali kepada kesucian yang hakiki. Fitrah ini bisa didapat jika kita
melaksanakan semua kewajiban dan sunah Rasulullah di bulan suci hanya karena
Allah semata.
Hikmah keempat adalah hikmah ukhuwah atau kebersamaan dan
persatuan. Jika Ramadhan tiba, maka kita biasa melaksanakan buka puasa bersama,
baik dengan keluarga, teman lama yang tidak pernah bertemu, atau dengan siapa
saja. Dari sini kita menghadirkan silaturrahim antar sesama manusia. Dan silaturrahim
pangkal persatuan.
Atau juga bisa merasakan kebersamaan untuk sama-sama saling
merasa lapar dan haus bagi orang kaya saat berpuasa dan sebaliknya bagi orang
miskin bisa merasakan nikmatnya puasa dan berbuka juga berlebaran serta dapat
menikmati pemberian zakat fitrah.
Lantas bagaimana jika Ramadhan telah pergi, apa yang bisa
kita lakukan. Allah memberikan nikmat lainnya yaitu puasa enam hari di bulan
Syawwal. Sabda Rasulullah, barang siapa yang melakukan puasa bulan Ramadhan
kemudian diikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawwal, maka ia seperti puasa
selama satu tahun.
Dan akhirnya Ramadhan merupakan latihan untuk kita agar
selalu beribadah hanya kepada Allah. Ibadah-ibadah yang kita lakukan di bulan
Ramadhan harus kita lanjutkan di 11 bulan berikutnya. Agar kita tetap istiqamah
di jalan Allah.
Demikian kajian kali ini. Mohon maaf jika banyak kesalahan
karena itu datangnya dari saya pribadi. Dan jika terdapat banyak kebenaran itu
adalah mutlak milik Allah SWT. Wallahu a’lam bishshawab.
0 komentar:
Posting Komentar