Saya menulis catatan ini sembari mendengar lantunan takbiran
dari youtube. Tak ada yang istimewa bermalam takbiran pada tahun 2012 di Ankara,
Turki ini. Meski sudah pulang ke kampung halaman beberapa bulan lalu, ya, tetap
merindukan suasana takbiran di sana.
Tapi, tak usahlah bersedih, sebab masih banyak orang yang
tak bisa merasakan nikmatnya malam takbiran dan berlebaran. Tulisan ini soal
tradisi berlebaran di kampung kami, di Rangkasbitung sana.
![]() |
Gemblong |
Nasi ketan yang sudah hancur dan menyatu itu kemudian
dibentuk sesuai keinginan. Gemblong yang sudah matang itu dipotong kecil-kecil
dan digoreng di pagi lebaran dan disajikan untuk sarapan. Sebenarnya langsung
dimakan begitu saja juga enak.
Namun, agar lebih sedap dan nikmat gemlong disajikan dengan
semur daging. Kuah semur itulah yang menambah sedap rasa gemblong. Gemblong
dicocol dan dimakan hangat-hangat. Maknyus, tiada duanya. Hehehe.
Tidak ada tradisi ketupat saat lebaran di kampung kami. Yang
kami tunggu pas lebaran yaitu, gemlong tadi. Sebab, selain rasanya yang sedap
dan nikmat, gemblong juga menyisihkan nasi dan lauk pauknya yang biasa kami
makan.
![]() |
Ketupat. Photo: lapar.com |
Ini tentu berbeda dengan kebanyakan daerah lain di
Indonesia. Dimana kebanyakan menyiapkan lebaran dengan ketupat dan opor ayam. Tidak
ketinggalan di Ankara juga, kami bisa memakan opor ayam meski tidak dengan ketupat melainkan dengan lontong. Sebab, biasanya Wisma KBRI
maupun diplomat mengundang mahasiswa dan masyarakat di hari lebaran untuk
menyantap ketupat dan opor ayam.
Bagaimana dengan lebaran di Turki? Bagi saya ini sangat
sepi. Tak ada takbiran. Apalagi takbir keliling. Belum lagi kota Ankara yang
ditinggal mudik oleh penduduknya ke kota-kota kelahiran mereka. Di sini,
sehabis sholat Ied, mereka membagikan seker atau permen, pertanda lebaran. Itu saja.
Gemlong dan ketupat memang sebuah makanan yang dibuat dengan
istimewa. Seistimewa hari lebaran. Mari kita menikmati hari istimewa yang
diberikan Tuhan untuk hamba-Nya. Agar kita selalu bersyukur dimanapun berada.
Saya mengucapkan, Selamat Hari Raya Idul Fitri 1433 H. Mohon dimaafkan lahir maupun batin. Taqabbalallahu minna waminkum. Shiyamana wa shiyamakum. Kullu ‘am wa antum bikhair.
0 komentar:
Posting Komentar