Selasa, 21 Februari 2012

What a Girl Wants


Film yang diproduksi tahun 2003 ini sebenarnya berkisah tentang cinta sang ayah pada putrinya. Itu yang saya tangkap. Mirip dengan film yang beralur yang tak jauh berbeda, misalnya, Chasing Liberty, First Daughter atau film lainya yang pernah saya tonton yaitu Queen Bee. 


Film ini berkisah tentang seorang putri, Daphne, yang belum pernah bertemu ayahnya hingga usianya menginjak 17 tahun. Dan pada setiap ulang tahunnya, ia hanya berharap bisa bertemu ayahnya yang sering didongengkan oleh ibunya. Ia lahir di Amerika dan sangat kental dengan budayanya. Sementara ayahnya tinggal di benua Eropa, tepatnya di London Inggris.


Photo: imdb.com
Ayahnya seorang bangsawan di Inggris. Dan ayahnya tidak menolak putrinya meski ia masuk istana sang ayah dengan memanjat pagar. Ayahnya serasa terbawa suasana saat sang putri menunjukkan photo dirinya belasan tahun lalu. 


Sang ayah tersadar bahwa kini putrinya sudah beranjak remaja. Diakhir cerita (pokoknya tonton aja deh filmnya), sang ayah memutuskan untuk mundur dari jabatannya dan hanya ingin bertemu sang putrinya. Haru dan romantis. Eaaah. 


Ini soal cinta sang ayah. Hampir sama semua karakter sang ayah di beberapa film yang saya sebutkan di atas. Sang ayah berusaha keras untuk mengikuti keinginan sang putrinya. Mirip juga seperti kata-kata Naga Bonar kepada anaknya Bonaga, bahwa ia tak paham tentang zaman anaknya, namun ia berusaha untuk memahaminya, di film naga Bonar menjadi dua itu. 


Atau cerita cinta sang ayah pada anaknya Ikal dalam film laskar pelangi. Ayah memang juara 1 di dunia. Ya, saya pikir semua ayah hampir sama. Pun begitu dengan ayah saya yang sangat sederhana. Benar-benar sederhana. Karena kesederhanaan itulah yang menjadi abadi di hati saya.


Saya tak akan melupakan adegan ini, ketika itu saya ingin membuat paspor. Saya ingin membuat paspor sendiri ke Serang, Banten. Karena semua saudara saya tau termasuk ayah ibu saya, maka sang ayah menawarkan diri untuk menemani saya membuat paspor. Ia menyemirkan kedua pasang sepatu untuknya dan untuk saya di malam hari untuk kami pakai saat mengajukan pembuatan paspor. 


Atau setiap mau lebaran, ayah saya selalu mengajak saya untuk membeli daging yang akan dibuat semur untuk masakan spesial jamuan lebaran. Karena belinya di luar kota, maka kami berangkat dari rumah kami usai sahur dan sholat subuh. Kata ayah saya sih, agar daging yang kami beli masih bagus dan segar.


Ya, ayah memang tidak banyak cakap. Ia lebih banyak diam. Dalam diamnya ia belajar memahami apa yang diinginkan anak-anaknya. Ayah sayalah yang paling depan mengiyakan dan memotivasi saya jika saya menginginkan sesuatu yang baik untuk saya. 


Dalam film what a girl wants ini pun sang ayah begitu sayang sama putri semata wayangnya. Meski saya pikir film ini benar-benar dongeng belaka. Haha. Tapi okelah untuk menghibur saya di tengah kesibukan ngetesis, hehe..

0 komentar:

Posting Komentar