Minggu, 11 Desember 2011

Jurnalistik Dasar

(Disampaikan pada kajian perdana mahasiswa Indonesia di KBRI Ankara, Sabtu, 10 Desember 2011)


Oleh: Deden Mauli Darajat


1. Sejarah singkat: 
Istilah 'jurnalistik' berasal dari kata 'journalistiek' dalam bahasa Belanda atau 'journalism' dalam bahasa Inggris. Keduanya berasal dari bahasa Latin 'diurnal' yang berarti harian atau setiap hari.
Sedangkan jurnalistik sendiri artinya kegiatan mengumpulkan bahan berita, mengolanya sampai menyebarluaskannya kepada khalayak. Bahan berita itu bisa berupa kejadian atau peristiwa dan pernyataan yang diucapkan oleh seseorang yang memiliki pengaruh dalam masyarakat. Setiap kejadian dan pernyataan yang memiliki daya tarik bagi khalayak dapat dijadikan berita untuk disebarluaskan kepada masyarakat.
Menurut Onong Uchjana Effendi, kegiatan jurnalistik sudah sangat tua, yaitu dimulai dari zaman Romawi kuno ketika Julius Caesar berkuasa. Saat itu, ia mengeluarkan peraturan agar kegiatan-kegiatan Senat setiap hari diumumkan kepada khalayak dengan ditempel pada semacam papan pengumuman yang disebut 'Acta Diurna'.
Berbeda dengan media berita saat ini yang dating ke rumah kepada para pembacanya, pada waktu itu orang-oranglah yang datang kepada media berita atau papan pengumuman itu.
Surat kabar pertama terbit di Jerman pada tahun 1609, dengan nama 'Avisa Relation Oder Zeitung'. Kemudian di London juga terbt 'Weekly News' pada 23 Mei 1622. tetapi surat kabar yang teratur terbit setiap hari adalah 'Oxford Gazette' pada tahun 1665, yang kemudian namanya diganti menjadi 'London Gazette'. Henry Muddiman sebagai editor pertama surat kabat itu adalah orang yang pertama kali memperkenalkan istilah 'newspaper' yang digunakan hingga saat ini.  
2. Konsep Berita:
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa berita adalah  jalan cerita tentang peristiwa. Ini berarti bahwa suatu berita setidaknya mengandung dua hal, yaitu peristiwa dan jalan ceritanya. Jalan cerita tanpa peristiwa atau peristiwa tanpa jalan cerita tidak dapat dikatakan berita.
Dalam kehidupan sehari-hari tentu banyak peristiwa. Tetapi peristiwa yang diberitakan tergantung pada beberapa hal, antara lain:
Aktualitas
Jarak (kedekatan) peristiwa dari khalayak (pembaca, pendengar dan penonton)
Penting tidaknya orang/figure yang diberitakan
Keluarbiasaan peristiwa
Akibat yang mungkin ditimbulkan dari berita itu
Ketegangan dalam peristiwa
Konflik dalam peristiwa
Perilaku seks
Kemajuan-kemajuan yang diberitakan 
Emosi yang ditimbulkan oleh peristiwa
Humor yang terkandung dalam peristiwa
3. Pembagian berita:
Berita dapat dibagi ke dalam beberpa macam, tergantung dari segi melihatnya, seperti:
a. Sifat kejadian
b. Cakupan isi berita
c. Bentuk penyajian berita
Sifat kejadian: Dilihat dari segi sifat kejadiannya berita dibedakan antara berita yang terduga, seperti perayaan hari nasional, dan berita yang tak terduga seperti, ledakan bom, tsunami, kebakaran, kecelakaan lalu lintas, pembunuhan dan semacamnya.
Cakupan isi berita: dilihat dari segi cakupan isi berita itu terbagi pada berita politik, ekonomi, kebudayaan, pendidikan, hokum, seni, agama, kejahatan, olahraga, militer, laporan pengetahuan dan teknologi dan sebagainya.
Bentuk penyajian : berita juga dibedakan dari bentuk penyajiannya, seperti berita langsung (spotnews), berita komprehenship (comprehensive news) dan feature.
4. Cara penulisan berita:
Cara menulis berita juga berbeda-beda. Berita langsung biasanya ditulis dengan gaya piramida terbalik, di mana semua yang dianggap penting diletakkan di 'lead' atau intro.
Karena itu lead mencakup semua unsure berita yang lazim disebut 5 W + 1 H, yaitu:
a. What (apa peristiwa yang terjadi)
b. Who (siapa yang terlibat dalam peristiwa)
c. Where (di mana peritiwa terjadi)
d. When (kapan peritiwa terjadi)
e. Why (mengapa terjadi)
f. How (bagaimana peristiwanya)
Piramida terbalik diperlukan agar khalayak yang biasanya selalu sibuk tetap bisa mengetahui peristiwa yang terjadi. Gaya piramida terbalik juga memudahkan para redektur, produser atau penyunting untuk memotong bagian berita yang kurang penting yang terletak pada bagian bawah. Ini terutama bagi media cetak seperti surat kabar dan majalah.
5. Bahasa jurnalistik:
Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi. Jelas tidaknya inforasi yang disampaikan kepada khalayak sangat ditetukan oleh benar tidaknya bahasa yang digunakan. Penggunan bahasa yang baik dan benar sangat menentukan sampainya informasi itu kepada khalayak (pembaca, pendengar, penonton) secara jelas. Prinsipnya, bahasa jurnalitik itu harus jelas, padat, ringkas dan lugas.
Untuk itu dibuat ketentuan-ketentuan dalm bahasa jurnalistik, antara lain:
  • Penggunaan kata harus ekonomis supaya berita bisa lebih pendek. Contohnya: mengadakan penelitian: meneliti, disebabkan oleh fakta: karena)
  • Kalimat yang digunakan dalam menulis berita sebaiknya kalimat aktif dan bukan kalimat pasif. Contoh kalimat aktif: Pemerintah menaikkan harga minyak, contoh kalimat pasif: harga minyak dinaikkan)
  • Kalimat dalam bahasa jurnalistik sebaiknya kalimat tungal, karena lebish sederhana dan mudah dipahami. 
  • Ada baiknya lebih banyak menggunakan kata kerja dan sedikit kata benda. Karena kata kerja bersifat dinamis, sedang kata benda bersifat statis. (contoh kata kerja: stabilitas politik saat ini berkembang mantap, sedang kata benda: Perkembangan politik saat ini mantap.
  • Kalimat yang digunakan sebaiknya kalimat positif bukan negative. (contoh kalimat posotif: DPR RI Setuju dengan keputusan Presiden, negative: DPR RI tiak menentang keputusan Presiden)
  • Hendaknya tidak menggunakankalimat yang kabur atau tidak jelas.
  • Sebaiknya dihindari kata-kata yang mangandung arti ganda atau lebih dari satu arti, seperti kejahatan, kecelakan lalu lintas dan sebagainya.
  • Penggunaan kata sifat sebaiknya digunakan seperlunya.
  • Kalimat dalam berita sebaiknya tidak menggunakan istilah asing yang kurang dikenal oleh khalayak
  • Kalimat bahasa jurnalistik harus langsung kepada sasaran dan tidak berbelit-belit.
6. Macam-macam media: 
Media dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu;
a. Media Cetak, seperti, surat kabar dan majalah
b. Media Elektronik, sepetri televisi, radio dan internet

0 komentar:

Posting Komentar