Jumat, 13 Juli 2012

Jalan tanpa Motor


Ankara. Di sini saya tinggal hampir tiga tahun sejak Oktober 2009. Pertama kali yang saya terheran adalah di beberapa kota di Turki, terutama Ankara, jarang saya temui sepede motor. Orang-orang di sini jarang menggunakan motor mungkin disebabkan tak kuat menahan dingin saat musim dingin.

Bus Ego. Photo: haber2000.com
Tentu ini berbeda dengan Jakarta. Dimana saya tinggal di sana sejak 2003 hingga 2009. Jakarta memang bisa disebut dengan kota sepeda motor. Pasalnya dengan uang 500 ribu rupiah saja kita sudah bisa membelinya dengan cara kredit.

Ya. Saya ingin cerita tentang sepeda motor di Turki. Sebenarnya memang tetap ada pengguna motor di Turki. Namun, bukan milik pribadi kebanyakan, sebab para pengguna itu mengendarai motor sebagai alat untuk mengirim barang pesanan konsumen. Itu pun terbatas. Tidak semua pemilik warung atau kuliner memiliki motor untuk pengiriman makanannya.

Dan menariknya, para pengguna motor di Turki dilengkapi dengan berbagai peralatan 'tempur' seperi penutup tangan yang tebal di stang motor, penutup kaki di bagian bawah, dan lainnya. Meski saat itu musim panas.

Teman saya, Taner asal Kapadokya, mengatakan, orang Turki tidak terbiasa dengan sepeda motor. "Kami lebih memilih transportasi publik," ujarnya di suatu sore. Memang, transportasi publik di Turki sudah bisa dibilang nyaman dan teratur untuk para penggunannya.

Bus kota, baik yang negeri, seperti busway di Jakarta, atau yang swasta tertata dengan rapi. Di sini hanya diberikan dua pilihan bus besar, satu dolmus, seperti angkot tapi besarnya seperti bus tanggung, dan taksi yang warnanya hanya kuning.

Selain itu, di berbagai kota di Turki juga dilengkapi dengan metro atau kereta bawah tanah, tramway dan sejenisnya. Ini pun moda pilihan transportasi publik lainnya di sini. Ini yang membuat nyaman dengan banyak pilihan transportasi publik. Bagaimana dengan tarifnya?

Di Ankara. Untuk naik bus dan metro dikenakan tarif sebesar 1, 75 TL atau sekitar Rp. 8.750. (1TL=Rp.5000). Sementara dolmus sebesar 2TL. Untuk pelajar dapat potongan harga naik bus sebesar 1,3 TL.

Situasi di salah satu stasiun Metro. Photo: ankarauni.wordpress.com
Untuk menggunakan transportasi publik milik pemerintah, kita harus membeli ego. Ego ini bisa digunakan untuk bus maupun untuk metro atau kereta bawah tanah. Transportasi publik di sini sudah terintegrasi dengan baik.


Saat ini, demi kenyamanan publik, pemerintah Ankara sedang membangun jalan atau rel untuk kereta bawah tanah yang akan menyambungkan pusat kota Kizilay ke Bandara Esenboga yang berada di ujung Ankara. Juga membangun beberapa tujuan lain yang memang volume lalu lintasnya tinggi. Dan hampir semua kota besar di Turki sudah membangun transportasi publik yang terintegrasi.

0 komentar:

Posting Komentar