Minggu, 12 Februari 2012

Cerita Tentang Menulis (5)


Ada satu harapan yang menggebu dan saya tidak mendapatkannya yaitu kuliah di Mesir. Tau kan kenapa Mesir? Karena guru favorit saya itu yang memperkenalkannya kepada saya. 

Pas saya mengabdi saya meminta ijin kepada ibu saya untuk melanjutkan studi saya di Mesir dengan mengikuti ujian untuk belajar ke Mesir di Jakarta. Ibu saya tiba-tiba melarang saya untuk ikut ujian itu. Dan saya pun galau.

Photo: www.blacksmile.net
Karena permintaan saya ditolak, maka saya meminta dua permintaan kepada ibu saya, pertama saya kuliah di Jakarta, kedua saya kuliah saja tanpa embel-embel mengajar di sebuah sekolah seperti kedua kakak saya, dan ibu saya menyetujuinya. 

Sebelum kuliah di Jakarta saya mengajar di sebuah MI dan MTs di Jakarta Selatan hingga saya berhenti dan saya sibuk dalam dunia perkuliahan. Saat itu saya juga belajar menulis di Taman Ismail Marzuki (TIM) yang diadakan oleh forum lingkar pena (FLP)  Jakarta selama enam bulan sebelum kuliah dimulai di tahun 2003-2004.

Saya lulus di jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ini jurusan pilihan saya. Karena saya suka menulis. Menulis bagi saya adalah berbagi. Di tahun pertama, saya diajak senior saya untuk masuk ke dalam majalah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 

Nama majalahnya adalah Jeda. Di Majalah Jeda saya berkreasi. Pertama kali saya liputan untuk Majalah Jeda bersama rekan saya Tyas adalah mewawancarai pendiri FLP yaitu Helvy Tiana Rosa di kantornya di kawasan TIM. Sampai akhirnya saya menjadi Pemimpin Redaksi di Majalah Jeda itu.

Selain aktif di Majalah Jeda saya juga aktif di berbagai organisasi baik intra maupun ektra kampus. Juga saya membantu rekan saya merancang sebuah proposal untuk membuat radio komunitas di fakultas dengan nama RDK FM atau Radio Dakwah dan Komunikasi. 

Saya pun setiap seminggu sekali menjadi penyiar radio di radio komunitas itu tentunya setelah pihak dekanat menyetujui proposal yang kami buat.

Waktu saya di Ciputat pun terasa cepat berlalu, karena saya aktif dimana-mana, hingga tempat tinggal saya pun adalah tempat perkumpulan atau organisasi primordial yaitu himpunan mahasiswa banten yang saya sempat menjadi ketua asrama pertama kali saat asrama baru itu selesai dibangun. 

Usai keluar kelas saya sering mengikuti rapat dari satu organisasi ke organisasi lainnya hingga larut malam dan rupanya di asrama pun masih ada rapat yang harus saya ikuti. Sempat juga aktif dan tampil dalam sebuah sanggar teater bernama sanggar tonggak.

Di kelas saya sering diperbantukan oleh dosen untuk membantunya di pusat pengkajian komunikasi dan media atau P2KM Fidkom UIN Jakarta. Setelah lulus kuliah selama tujuh semester atau 3,5 tahun saya sempat menjadi asistes dosen atau asdos sebelum akhirnya saya bekerja menjadi jurnalis di harian umum Republika.

Pas di Republika itulah saya benar-benar digembleng dalam reportase dan menulis. Mentor saya, Nasihin Masha, di Republika saat ini menjadi Pemimpin Redaksi. Hampir setiap hari saya ke kantor untuk menyerahkan tulisan saya untuk dikoreksi oleh mentor itu selama tiga bulan pertama. Begitulah akhirnya saya bisa menulis seperti sekarang ini. Dan saya ingin menjadi penulis yang bermanfaat bagi saya dan yang lainnya.

(selesai)

0 komentar:

Posting Komentar