Ada satu harapan yang menggebu dan saya tidak mendapatkannya
yaitu kuliah di Mesir. Tau kan kenapa Mesir? Karena guru favorit saya itu yang
memperkenalkannya kepada saya.
Pas saya mengabdi saya meminta ijin kepada ibu
saya untuk melanjutkan studi saya di Mesir dengan mengikuti ujian untuk belajar
ke Mesir di Jakarta. Ibu saya tiba-tiba melarang saya untuk ikut ujian itu. Dan
saya pun galau.
Photo: www.blacksmile.net |
Sebelum kuliah di Jakarta saya mengajar di sebuah MI
dan MTs di Jakarta Selatan hingga saya berhenti dan saya sibuk dalam dunia
perkuliahan. Saat itu saya juga belajar menulis di Taman Ismail Marzuki (TIM)
yang diadakan oleh forum lingkar pena (FLP)
Jakarta selama enam bulan sebelum kuliah dimulai di tahun 2003-2004.
Saya lulus di jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ini jurusan pilihan saya. Karena saya suka
menulis. Menulis bagi saya adalah berbagi. Di tahun pertama, saya diajak senior
saya untuk masuk ke dalam majalah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Nama majalahnya adalah Jeda. Di Majalah Jeda saya berkreasi. Pertama kali saya
liputan untuk Majalah Jeda bersama rekan saya Tyas adalah mewawancarai pendiri
FLP yaitu Helvy Tiana Rosa di kantornya di kawasan TIM. Sampai akhirnya saya
menjadi Pemimpin Redaksi di Majalah Jeda itu.
Selain aktif di Majalah Jeda saya juga aktif di berbagai
organisasi baik intra maupun ektra kampus. Juga saya membantu rekan saya
merancang sebuah proposal untuk membuat radio komunitas di fakultas dengan nama
RDK FM atau Radio Dakwah dan Komunikasi.
Saya pun setiap seminggu sekali
menjadi penyiar radio di radio komunitas itu tentunya setelah pihak dekanat
menyetujui proposal yang kami buat.
Waktu saya di Ciputat pun terasa cepat berlalu, karena saya
aktif dimana-mana, hingga tempat tinggal saya pun adalah tempat perkumpulan
atau organisasi primordial yaitu himpunan mahasiswa banten yang saya sempat
menjadi ketua asrama pertama kali saat asrama baru itu selesai dibangun.
Usai
keluar kelas saya sering mengikuti rapat dari satu organisasi ke organisasi
lainnya hingga larut malam dan rupanya di asrama pun masih ada rapat yang harus
saya ikuti. Sempat juga aktif dan tampil dalam sebuah sanggar teater bernama
sanggar tonggak.
Di kelas saya sering diperbantukan oleh dosen untuk membantunya di pusat pengkajian komunikasi dan media atau P2KM Fidkom UIN Jakarta. Setelah
lulus kuliah selama tujuh semester atau 3,5 tahun saya sempat menjadi asistes
dosen atau asdos sebelum akhirnya saya bekerja menjadi jurnalis di harian umum
Republika.
Pas di Republika itulah saya benar-benar digembleng dalam reportase
dan menulis. Mentor saya, Nasihin Masha, di Republika saat ini menjadi Pemimpin Redaksi. Hampir setiap hari saya ke kantor untuk menyerahkan tulisan saya untuk
dikoreksi oleh mentor itu selama tiga bulan pertama. Begitulah akhirnya saya bisa menulis seperti
sekarang ini. Dan saya ingin menjadi penulis yang bermanfaat bagi saya dan yang
lainnya.
(selesai)
0 komentar:
Posting Komentar