Minggu, 02 Mei 2010

Serasa Artis di Taman Kota

Oleh: Deden Mauli Darajat
Musim semi tiba, semuanya berubah. Pakaian tebal yang biasa dikenakan, kini tak lagi menghiasi orang-orang yang berkeliaran di Ankara. Suhu sekitar 20 sampai 5 derajat selsius suhu menjadi rutinitas harian. Akhir pecan lalu, beberapa rekan mahasiswa Indonesia mengajak saya untuk jalan-jalan ke taman kota di Ankara. Dengan menggunakan bus umum kami meluncur ke taman ‘Harika Park’ di ujung Ankara.
Setiba di taman kota itu, mata orang-orang lokal (baca: Turki) tertuju pada kami. Dari kejauhan samar-samar kami mendengar, ‘how are you’, ada juga ‘Japonlar nasilsiniz (orang-orang Jepang apa kabar)’ dan banyak lagi kata-kata yang samar. Yang tidak dimengerti, orang-orang lokal itu menyangka kami dari Jepang atau pun Cina. Lucu.
Ketertarikan orang-orang lokal tidak hanya saat kami memasuki gerbang hingga tenda besar yang berada di tengah taman kota itu, saat kami bermain game pun mereka –anak remaja lokal- masih menggoda kami dengan bahasa yang sulit kami pahami. Sebab, bahasa mereka itu menggunakan bahasa Jepang a-la mereka. “Hong balihong bohong,” begitulah kira-kira kata mereka.
Menariknya, di taman Kota itu dilengkapi tenda besar dengan beberapa paket kursi dan meja laiknya di sebuah kafe alam. Selain itu, taman itu juga dilangkapi dengan pemanggangan daging ataupun ikan. Banyak keluarga orang lokal yang membawa bahan-bahan masakan ke taman itu dan dimasak di tempat itu. Kami pun tak ketinggalan, dengan patungan kami membeli beberapa potong ayam yang siap dibakar.
Selain Harika Park, di ibu kota Turki ini, masih banyak taman-taman kota yang indah. Taman-taman kota itu dilengkapi dengan tempat bermain untuk anak-anak, tempat berolahraga untuk orang-rang dewasa dan pemandangan indah yang mengelilinginya. Hampir semua taman kota dilengkapi dengan kolam air yang dilengkapi dengan air mancur.
Seusai main game, kami makan-makan ayam bakar dengan roti. Melihat rombongan kami yang lumayan banyak dan orang luar negeri bagi orang lokal, tetangga meja sebelah kami memberikan sebagian makanannya kepada kami. Baik sekali mereka.
Tiba-tiba, insiden kecil terjadi. Orang-orang lokal lagi-lagi melihat kami dan menggerubungi kami. Selain melihat mereka juga merekam kami dengan kamera video. Betapa tidak, salah seorang rekan kami Christiab Kuswibowo saya marahi dan hampir terjadi perkelahian.
Saya marah karena salah seorang dari kami, Nuzzela Softy, diganggu sama Christian. Di ujung kemarahan, saya guyur dia dengan air minum bersoda. Beberapa rekan saya pun mengguyurnya dengan air dan beberapa sisa makanan seraya menyanyikan lagu ‘happy birthday to you’ dan memberinya kue tar ulang tahun. Sebuah skenario sukses kami laksanakan.
Usai ‘mengerjai’ kawan yang ulang tahun, seorang warga lokal menghampiri saya dan bertanya mengapa kalian melakukan itu kepada orang yang berulang tahun. Saya menjawab sambil tersenyum –karena belum selesai menertawai insiden itu-, begitulah kami merayakan ulang tahun untuk rekan kami dan itu sebuah kado untuknya. Seorang rekan berbisik kepada saya, kita seperti artis saja yah. deden_md@yahoo.com

0 komentar:

Posting Komentar