Oleh Deden Mauli Darajat
(Disampaikan pada pengkajian Mahasiswa di Ankara, Ahad 5
Februari 2012)
Manusia yang paling sempurna telah dilahirkan dari rahim
Siti Aminah. Ayahnya Abdullah telah meninggal dunia saat masih berumur dua
bulan dalam kandungan ibunya. Karena istimewa, bumi pun dalam keadaan istimewa,
api abadi di kerajaan persia yang disembah umat Majusi tiba-tiba padam saat
kelahiran orang mulia itu. Bukan itu saja, pasukan bergajah yang dipimpin Raja
Abrahah yang akan menghancurkan ka’bah pun dihantam baru kerikil yang
dilemparkan oleh burung ababil.
Ya, manusia sempurna itu adalah Muhammad shallallau alaihi
wassalam (SAW). Muhammad lahir dalam keadaan yatim. Kelahirannya sudah tertulis
dalam kitab-kitab para Nabi sebelumnya. Kehadirannya pun sudah ditunggu umat
manusia saat itu. Berbagai pertikaian antar suku di Mekkah semakin menjadi. Perbudakan
merajalela. Pembunuhan bayi perempuan yang tidak diinginkan dengan menguburnya
hidup-hidup sudah menjadi budaya. Ia hadir sebagai cahaya dalam kegelapan.
Kehidupan Muhammad memang sangat sederhana. Ibunya meninggal
saat usianya baru enam tahun. Mengapa Muhammad kemudian bisa bertahan dan
menjadi orang yang mulia segajad raya? Bahkan, Michael H Hart dalam bukunya 100
orang yang paling berpengaruh menempatkan Muhammad sebagai orang pertama yang
paling berpengaruh di dunia ini. Mungkin jawabannya adalah Allah SWT ingin
mendidik langsung Muhammad SAW, melalui berbagai cara termasuk melalui Malaikat
Jibril.
Kesempurnaan Muhammad SAW bukan terletak pada kekayaannya,
sebab kekayaan adalah bayangan, namun kesempurnaannya terletak pada akhlak yang
mulia, karena akhlak adalah abadi. Pendekatan kemanusiaan dengan menampilkan
diri sebagai contoh teladan dengan niat ikhlas inilah yang menempel dalam benak
memori umat manusia. Kita atau saya pasti kesusahan untuk menyelaraskan antara
hati, pikiran dan pengejawantahan dalam perbuatan. Tapi tidak dengan Muhammmad
SAW.
Saking jujurnya, Siti Khadijah, saudagar kaya yang cantik,
pintar dan terpandang mau berkeluarga dengan Muhammad yang saat itu tidak
memiliki kekayaan dan hanya seorang penggembala kambing. Semua manusia akan
memandang tinggi kepada orang yang memiliki akhlak mulia. Dari manapun asalnya.
Namun, Muhammad memiliki nasab yang jelas dan terhormat meski tidak kaya. Dalam
sebuah hadits dikatakan bahwa sesungguhnya Muhammad Rasulullah SAW diutus ke
bumi ini untuk menyempurnakan akhlak manusia.
Dalam surat Al-Ahzab (33:56) dikatakan bahwa: Sesungguhnya
Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi, wahai orang-orang yang
beriman, bershalawatlah kamu kepadanya dan ucapkan salam kepadanya. Ayat ini
begitu jelas bagaimana kemuliaan Muhammad SAW, dimana Allah dan para
MalaikatNya saja bershalawat kepada Nabi akhir zaman itu. Dalam sebuah riwayat
hadits juga dikatakan bahwa: Orang yang paling bakhil atau pelit adalah orang
yang jika disebut nama Muhammad SAW tapi dia enggan bershalawat kepadanya. Maka,
mari kita perbanyak bershalawat. Wallahu ‘alam
bishshawab.
0 komentar:
Posting Komentar