Senin, 06 Februari 2012

Bershalawatlah..


Oleh Deden Mauli Darajat
(Disampaikan pada pengkajian Mahasiswa di Ankara, Ahad 5 Februari 2012)

Manusia yang paling sempurna telah dilahirkan dari rahim Siti Aminah. Ayahnya Abdullah telah meninggal dunia saat masih berumur dua bulan dalam kandungan ibunya. Karena istimewa, bumi pun dalam keadaan istimewa, api abadi di kerajaan persia yang disembah umat Majusi tiba-tiba padam saat kelahiran orang mulia itu. Bukan itu saja, pasukan bergajah yang dipimpin Raja Abrahah yang akan menghancurkan ka’bah pun dihantam baru kerikil yang dilemparkan oleh burung ababil.

Ya, manusia sempurna itu adalah Muhammad shallallau alaihi wassalam (SAW). Muhammad lahir dalam keadaan yatim. Kelahirannya sudah tertulis dalam kitab-kitab para Nabi sebelumnya. Kehadirannya pun sudah ditunggu umat manusia saat itu. Berbagai pertikaian antar suku di Mekkah semakin menjadi. Perbudakan merajalela. Pembunuhan bayi perempuan yang tidak diinginkan dengan menguburnya hidup-hidup sudah menjadi budaya. Ia hadir sebagai cahaya dalam kegelapan.

Kehidupan Muhammad memang sangat sederhana. Ibunya meninggal saat usianya baru enam tahun. Mengapa Muhammad kemudian bisa bertahan dan menjadi orang yang mulia segajad raya? Bahkan, Michael H Hart dalam bukunya 100 orang yang paling berpengaruh menempatkan Muhammad sebagai orang pertama yang paling berpengaruh di dunia ini. Mungkin jawabannya adalah Allah SWT ingin mendidik langsung Muhammad SAW, melalui berbagai cara termasuk melalui Malaikat Jibril.

Kesempurnaan Muhammad SAW bukan terletak pada kekayaannya, sebab kekayaan adalah bayangan, namun kesempurnaannya terletak pada akhlak yang mulia, karena akhlak adalah abadi. Pendekatan kemanusiaan dengan menampilkan diri sebagai contoh teladan dengan niat ikhlas inilah yang menempel dalam benak memori umat manusia. Kita atau saya pasti kesusahan untuk menyelaraskan antara hati, pikiran dan pengejawantahan dalam perbuatan. Tapi tidak dengan Muhammmad SAW.

Saking jujurnya, Siti Khadijah, saudagar kaya yang cantik, pintar dan terpandang mau berkeluarga dengan Muhammad yang saat itu tidak memiliki kekayaan dan hanya seorang penggembala kambing. Semua manusia akan memandang tinggi kepada orang yang memiliki akhlak mulia. Dari manapun asalnya. Namun, Muhammad memiliki nasab yang jelas dan terhormat meski tidak kaya. Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa sesungguhnya Muhammad Rasulullah SAW diutus ke bumi ini untuk menyempurnakan akhlak manusia.

Dalam surat Al-Ahzab (33:56) dikatakan bahwa: Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi, wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu kepadanya dan ucapkan salam kepadanya. Ayat ini begitu jelas bagaimana kemuliaan Muhammad SAW, dimana Allah dan para MalaikatNya saja bershalawat kepada Nabi akhir zaman itu. Dalam sebuah riwayat hadits juga dikatakan bahwa: Orang yang paling bakhil atau pelit adalah orang yang jika disebut nama Muhammad SAW tapi dia enggan bershalawat kepadanya. Maka, mari kita perbanyak bershalawat. Wallahu ‘alam bishshawab.

0 komentar:

Posting Komentar