Sabtu, 06 November 2010

Kemegahan Istana Topkapi, Bukti Sejarah Penaklukan Konstantinopel

Oleh: Deden Mauli Darajat


(Mahasiswa Pascasarjana Universitas Ankara, Turki)


Tiba-tiba Dekan saya mengirim pesan pendek di jejaring social beberapa waktu lalu. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Arief Subhan, itu mengatakan dalam pesannya bahwa salah satu rekan dari UIN Jakarta, yaitu Dr. Jajat Burhanudin Direktur Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta akan berangkat ke Istanbul, Turki, untuk mengikuti seminar internasional yang membahas tentang dunia keislaman.


Dengan persiapan yang seadanya saya langsung berangkat ke Istanbul. Yang diutus dari Indonesia ada dua orang yaitu Dr. Jajat Burhanuddin dan Dr Abdul Mukti, Direktur Eksekutif Centre for Dialogue and Cooperation among Civilitations (CDCC). Agenda di akhir acara pertemuan tokoh muslim di Istanbul adalah mengunjungi istana Topkapi, yaitu istana kesultanan Turki Usmani.


Istana Topkapi yang berdiri sejak lima ratusan tahun lalu masih kokoh berdiri di pusat kota Istanbul, Turki. Istana para sultan pada kesultanan Turki Usmani itu berada di titik strategis dengan dikelilingi tiga perairan yaitu, Selat Bosphorus, Tanjung Tanduk Emas (Golden Horn), dan Laut Marmara. Lokasi istana tersebut letaknya tidak jauh dari Masjid Sultan Ahmet atau yang biasa disebut Masjid Biru dan Musium Hagia Sofia atau Aya Sofia.


Adalah sultan Muhammad II atau sultan Muhammad Alfatih yang membangun Istana seluas 700 meter persegi pada tahun 1453 Masehi. Istana yang dikelilingi tembok pertahanan sepanjang 5 kilometer itu ditempati oleh 24 sultan yang memimpin kesultanan Turki Usmani.


Istana Topkapi merupakan tempat kediaman sultan-sultan Turki selama tiga abad hingga 1839 M. Setelah Sultan Mahmud II meninggal, penguasa yang menggantikannya lebih memilih tinggal dalam beberapa istana gaya Eropa, seperti Istana Dolmabahce dan Ciragan yang dibangun di tepi Sungai Bosphorus.


Ketika memasuki istana Topkapi, kami para pengunjung disuguhi taman yang luas dan indah. Taman itu juga dipenuhi oleh pepohonan yang sudah berumur ratusan tahun dan rimbun. Beberapa bangunan yang berada di dalam komplek istana Topkapi dihiasi dengan taman-taman yang indah menawan dan air mancur. Pintu dan jendela bangunan-bangunan di lingkungan istana itu menghadap ke halaman yang merupakan taman istana untuk menciptakan suasana yang terbuka dan menyediakan udara dingin selama musim panas.


Di kawasan istana tersebut terdapat asrama, taman, perpustakaan, sekolah, masjid dan pengadilan. Istana itu juga digunakan bukan hanya untuk tempat tinggal, namun juga digunakan untuk kantor administrasi dan kantor penerima tamu agung dari berbagai kerajaan. Istana itu juga dilengkapi dengan gedung yang diperuntukan untuk keluarga sultan. Para arsitek yang merancang bangunan itu harus memastikan bahwa di dalam istana, sultan dan keluarganya dapat menikmati privasi dan kebijaksanaan.


Istana ini sempat masuk dalam situs cagar budaya UNESCO PBB pada tahun 1985. Istana yang memiliki ribuan kamar dan ruang ini kini di bawah pengelolaan Departemen Budaya dan Pariwisata pemerintah Republika Turki dan dijaga oleh tentara militer Turki.


Saat ini, istana Topkapi dijadikan musium dan untuk memasukinya setiap pengunjung dikenakan biaya sebesar 20 Turki Lira (TL) atau setara dengan Rp. 140 ribu dengan kurs 1 TL sama dengan Rp. 7 ribu.


Peninggalan Sejarah Islam


Di dalam komplek istana Topkapi para pengunjung dapat melihat barang-barang peninggalan sejarah, khususnya sejarah Islam. Para pengunjung seperti dibawa ke zaman Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Sebab, sepanjang dan selama para pengunjung melihat barang-barang bersejarah itu mereka disuguhkan dengan lantunan tilawah Alquran. Konon, dulu lantunan ayat suci Alquran itu dilantunkan tanpa henti selama 24 jam nonstop dan terus menerus lebih dari 407 tahun sejak tahun 1517 hingga 1924.


Di istana tersebut, kita dapat melihat benda-benda yang terkait Rasulullah SAW yang juga dihiasi dengan kalighrafi yang sangat cantik. Juga ada cetakan tapak kakinya di batu yang patah dan disambung kawat. Ada pula dua pedang dan panah milik nabi akhir zaman tersebut. Terdapat pula wadah yang berisi jenggot Rasulullah. Selain itu, pedang para sahabat juga dipajang di museum tersebut, di antaranya pedang Abu Bakar Ashshiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Khalid bin Walid, dan Zubair bin Awwam.


Selain benda-benda itu, di istana tersebut juga terdapat pedang, mantel, gigi (Nabi Muhammad SAW yang tanggal pada Perang Uhud), bakiak, bendera, cambuk, segenggam janggut, sajadah, tongkat, busur panah, sabuk, stempel dan berbagai benda lainnya. Masih di lingkungan Istana, juga ada peninggalan berharga, benda-benda yang pernah dipakai Nabi Muhammad SAW. Berbagai peninggalan itu ditempatkan di dalam suatu ruang khusus yang terpisah dari Istana Topkapi. Ruangan itu bernama Paviliun Relikui Suci.


Hebatnya, di istana tersebut juga terdapat cetakan telapak kaki kanan Nabi Muhammad SAW. Telapak kaki kanan itu tercetak saat peristiwa Mi’raj. Sedangkan telapak kaki kirinya kini tersimpan di Masjidil Aqsa, Jerusalem. Terdapat pula beberapa surat buatan Nabi Muhammad SAW yang ditujukan kepada Muqawqis (pemimpin Kaum Kopts) dan Musaylimah Alkadzdzab (si Pembohong). Surat untuk Muqawqis ditulis di daun kurma dan ditemukan di Mesir pada tahun 1850.


Peninggalan bersejarah lainnya adalah manuskrip Alqur’an pertama yang ditulis di atas lembaran kulit binatang. Itu terjadi sebelum Alqur’an disatukan menjadi sebuah kitab utuh. Salah satu yang tersimpan di Topkapi ialah Surat Alqadar. Selain itu, masih banyak peninggalan lainnya dari para tokoh yang berjasa dalam perkembangan Islam.


*(Telah Dimuat di Republika, tanggal tak terdeteksi)

0 komentar:

Posting Komentar