(Dimuat di Majalah JONG Indonesia No. 5 - Januari 2011 - Tahun II, Majalah PPI Belanda)
Oleh: Deden Mauli Darajat
Pendiri Republik Turki, Mustafa Kemal Ataturk sangat diistimewakan di negerinya. Ini nampak dari makamnya yang megah dan dijaga puluhan tentara dan petugas. Hampir semua wisatawan/wati yang mengunjungi Ankara menyempatkan diri melihat makam Ataturk karena mereka dapat mengunjungi museum dan taman asri yang luas di sekitar makam itu.
Saat berkunjung ke Turki Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga menyempatkan diri berziarah ke makam Ataturk dan memberikan karangan bunga di depan makamnya. Pun, para menteri kabinet Indonesia bersatu II seperti Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menpora Andi Alfian Mallarangeng, Menlu Marty Natalegawa dan menteri-menteri lainnya serta para juru bicara presiden ikut mengunjungi makam tersebut.
Entah sudah berapa kali saya mengunjungi makam itu mendampingi tamu-tamu dari Indonesia termasuk para menteri dan juru bicara presiden. Terakhir kali saya mendampingi M. Alfan Alfian, mahasiswa S3 UGM Yogyakarta, yang sedang melakukan riset tentang “Militer dan Politik di Turki”. Saat kunjungan saya yang terakhir itu, foto Presiden SBY serta pesan dan kesan darinya dan ketua DPR RI Marzuki Ali masih terpajang di makam Ataturk.
“Anitkabir” sebutan untuk makam Ataturk yang terletak di ibukota Turki, Ankara. Anitkabir adalah makam pemimpin “Perang Kemerdekaan Turki”, pendiri dan presiden pertama Republik Turki. Anitkabir itu dirancang oleh arsitek Prof Emin Onat dan Asisten Prof Orhan Arda, yang telah menyisihkan 48 arsitek lainnya dari beberapa negara dalam sebuah kompetisi yang diselenggarakan oleh Pemerintah Turki pada tahun 1941 untuk “makam monumental” Atatürk. Di Anitkabir ini juga tempat peristirahatan terakhir Ismet İnönü, Presiden kedua Republik Turki setelah ia meninggal pada tahun 1973. Makam Ismet İnönü berhadapan dengan makam Atatürk yang berada di lapangan upacara.
Pembangunan Anitkabir terjadi pada tahun 1940-1950. Periode ini merupakan tahun “Gerakan Arsitektur Kedua” di Turki. Gerakan ini terjadi karena pembangunan Anitkabir dilengkapi dengan monumen batu, ornamen dan arsitektur dari zaman Seljuk dan Kesultanan Usmani. Sebagai contoh adalah atap menara yang mengikuti gaya ornamen kerajaan Seljuk di Konya, Turki. Lokasi yang dipilih untuk Anıtkabir dikenal sebagai “Rasattepe”, yang pada saat kompetisi arsitektur untuk Anitkabir merupakan lokasi central di Ankara yang dapat dilihat dari semua penjuru kota.
Pembangunan Anıtkabir memakan waktu sembilan tahun dan berlangsung empat tahap. Pada tanggal 9 Oktober 1944 upacara peletakan batu pertama dimulai. Tahap pertama, yang terdiri dari penggalian persiapan dan pembangunan tembok penahan dari Jalan Lions, dimulai pada tanggal 9 Oktober 1944 dan selesai tahun 1945. Tahap kedua dimulai pada tanggal 29 September 1945, dan selesai pada tanggal 8 Agustus 1950. Tahap ketiga adalah pembangunan jalan menuju makam, jalan Singa, dan tanah seremonial. Tahap terakhir diselesaikan pada tanggal 1 September 1953.
Jarak antara bangunan pertama yang berada di dalam Anitkabir menuju makam adalah sekitar 262 meter (860 kaki) yang dihiasi dengan dua belas pasang singa. Sementara itu plaza upacara terletak di ujung jalan. Area ini panjangnya 129 meter (423 kaki) dan lebarnya 84 meter (276 kaki) yang dapat menampung 15.000 orang. Sebelum memasuki bangunan Anitkabir kita akan melewati taman yang asri dan luas. Taman yang mengelilingi monumen ini disebut “Taman Perdamaian” yang berisi sekitar 50.000 pohon hias dan 104 macam bunga – sumbangan dari sekitar 25 negara.
Mustafa Kemal Atatürk lahir di Selânik (sekarang Thessaloniki) pada tanggal 12 Maret 1881 dan meninggal di Istana Dolmabahçe, Istanbul, Turki, pada tanggal 10 November 1938 dalam usia 57 tahun. Hingga 1934 namanya adalah Ghazi Mustafa Kemal Pasha, seorang perwira militer dan negarawan Turki yang memimpin revolusi negara itu. Ia juga merupakan pendiri dan presiden pertama Republik Turki.
Mustafa Kemal membuktikan dirinya sebagai komandan militer yang sukses dan bertugas sebagai komandan divisi dalam Pertempuran Gallipoli. Setelah kekalahan Kekaisaran Usmani di tangan tentara Sekutu yang berencana memecah negara itu, Mustafa Kemal memimpin gerakan nasional Turki dalam apa yang kemudian menjadi Perang Kemerdekaan Turki. Kampanye militernya yang sukses menghasilkan kemerdekaan negara ini dan terbentuknya Republik Turki.
Sebagai presiden pertama negara ini, Mustafa Kemal memperkenalkan serangkaian pembaruan yang luas dan berusaha menciptakan sebuah negara modern yang sekuler dan demokratis. Walhasil, menurut Hukum Nama Keluarga, Majelis Agung Turki memberi gelar “Atatürk” yang berarti “Bapak Bangsa Turki” pada tanggal 24 November 1934 kepada Mustafa Kemal.
Berdirinya Negara Republik Turki dapat dilihat dari Anitkabir ini. Para pendiri republik paham akan sejarah yang mesti dipelajari oleh rakyatnya. Meski sampai saat ini kontoversi akan berdirinya republik Turki masih tampak dari berbagai kalangan di dunia Islam karena dianggap telah menghilangkan Kesultanan Turki Usmani. Bagi anda yang menyempatkan mampir ke Turki, tidak ada salahnya untuk menengok Anitkabir ini.
Oleh: Deden Mauli Darajat
Pendiri Republik Turki, Mustafa Kemal Ataturk sangat diistimewakan di negerinya. Ini nampak dari makamnya yang megah dan dijaga puluhan tentara dan petugas. Hampir semua wisatawan/wati yang mengunjungi Ankara menyempatkan diri melihat makam Ataturk karena mereka dapat mengunjungi museum dan taman asri yang luas di sekitar makam itu.
Saat berkunjung ke Turki Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga menyempatkan diri berziarah ke makam Ataturk dan memberikan karangan bunga di depan makamnya. Pun, para menteri kabinet Indonesia bersatu II seperti Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menpora Andi Alfian Mallarangeng, Menlu Marty Natalegawa dan menteri-menteri lainnya serta para juru bicara presiden ikut mengunjungi makam tersebut.
Entah sudah berapa kali saya mengunjungi makam itu mendampingi tamu-tamu dari Indonesia termasuk para menteri dan juru bicara presiden. Terakhir kali saya mendampingi M. Alfan Alfian, mahasiswa S3 UGM Yogyakarta, yang sedang melakukan riset tentang “Militer dan Politik di Turki”. Saat kunjungan saya yang terakhir itu, foto Presiden SBY serta pesan dan kesan darinya dan ketua DPR RI Marzuki Ali masih terpajang di makam Ataturk.
“Anitkabir” sebutan untuk makam Ataturk yang terletak di ibukota Turki, Ankara. Anitkabir adalah makam pemimpin “Perang Kemerdekaan Turki”, pendiri dan presiden pertama Republik Turki. Anitkabir itu dirancang oleh arsitek Prof Emin Onat dan Asisten Prof Orhan Arda, yang telah menyisihkan 48 arsitek lainnya dari beberapa negara dalam sebuah kompetisi yang diselenggarakan oleh Pemerintah Turki pada tahun 1941 untuk “makam monumental” Atatürk. Di Anitkabir ini juga tempat peristirahatan terakhir Ismet İnönü, Presiden kedua Republik Turki setelah ia meninggal pada tahun 1973. Makam Ismet İnönü berhadapan dengan makam Atatürk yang berada di lapangan upacara.
Pembangunan Anitkabir terjadi pada tahun 1940-1950. Periode ini merupakan tahun “Gerakan Arsitektur Kedua” di Turki. Gerakan ini terjadi karena pembangunan Anitkabir dilengkapi dengan monumen batu, ornamen dan arsitektur dari zaman Seljuk dan Kesultanan Usmani. Sebagai contoh adalah atap menara yang mengikuti gaya ornamen kerajaan Seljuk di Konya, Turki. Lokasi yang dipilih untuk Anıtkabir dikenal sebagai “Rasattepe”, yang pada saat kompetisi arsitektur untuk Anitkabir merupakan lokasi central di Ankara yang dapat dilihat dari semua penjuru kota.
Pembangunan Anıtkabir memakan waktu sembilan tahun dan berlangsung empat tahap. Pada tanggal 9 Oktober 1944 upacara peletakan batu pertama dimulai. Tahap pertama, yang terdiri dari penggalian persiapan dan pembangunan tembok penahan dari Jalan Lions, dimulai pada tanggal 9 Oktober 1944 dan selesai tahun 1945. Tahap kedua dimulai pada tanggal 29 September 1945, dan selesai pada tanggal 8 Agustus 1950. Tahap ketiga adalah pembangunan jalan menuju makam, jalan Singa, dan tanah seremonial. Tahap terakhir diselesaikan pada tanggal 1 September 1953.
Jarak antara bangunan pertama yang berada di dalam Anitkabir menuju makam adalah sekitar 262 meter (860 kaki) yang dihiasi dengan dua belas pasang singa. Sementara itu plaza upacara terletak di ujung jalan. Area ini panjangnya 129 meter (423 kaki) dan lebarnya 84 meter (276 kaki) yang dapat menampung 15.000 orang. Sebelum memasuki bangunan Anitkabir kita akan melewati taman yang asri dan luas. Taman yang mengelilingi monumen ini disebut “Taman Perdamaian” yang berisi sekitar 50.000 pohon hias dan 104 macam bunga – sumbangan dari sekitar 25 negara.
Mustafa Kemal Atatürk lahir di Selânik (sekarang Thessaloniki) pada tanggal 12 Maret 1881 dan meninggal di Istana Dolmabahçe, Istanbul, Turki, pada tanggal 10 November 1938 dalam usia 57 tahun. Hingga 1934 namanya adalah Ghazi Mustafa Kemal Pasha, seorang perwira militer dan negarawan Turki yang memimpin revolusi negara itu. Ia juga merupakan pendiri dan presiden pertama Republik Turki.
Mustafa Kemal membuktikan dirinya sebagai komandan militer yang sukses dan bertugas sebagai komandan divisi dalam Pertempuran Gallipoli. Setelah kekalahan Kekaisaran Usmani di tangan tentara Sekutu yang berencana memecah negara itu, Mustafa Kemal memimpin gerakan nasional Turki dalam apa yang kemudian menjadi Perang Kemerdekaan Turki. Kampanye militernya yang sukses menghasilkan kemerdekaan negara ini dan terbentuknya Republik Turki.
Sebagai presiden pertama negara ini, Mustafa Kemal memperkenalkan serangkaian pembaruan yang luas dan berusaha menciptakan sebuah negara modern yang sekuler dan demokratis. Walhasil, menurut Hukum Nama Keluarga, Majelis Agung Turki memberi gelar “Atatürk” yang berarti “Bapak Bangsa Turki” pada tanggal 24 November 1934 kepada Mustafa Kemal.
Berdirinya Negara Republik Turki dapat dilihat dari Anitkabir ini. Para pendiri republik paham akan sejarah yang mesti dipelajari oleh rakyatnya. Meski sampai saat ini kontoversi akan berdirinya republik Turki masih tampak dari berbagai kalangan di dunia Islam karena dianggap telah menghilangkan Kesultanan Turki Usmani. Bagi anda yang menyempatkan mampir ke Turki, tidak ada salahnya untuk menengok Anitkabir ini.
0 komentar:
Posting Komentar