Kamis, 30 Mei 2013

Sambutan Ketua SC Simposium PPI Eropa Amerika 2013



Oleh Deden Mauli Darajat

Selamat datang di Istanbul, sebuah kota yang maha padat sejarah. Bulan Mei adalah juga bulan sejarah. Pada 29 Mei 1453, Sultan Muhammad Al-Fatih (Sultan  Mehmet II) menaklukkan kota Konstantinopel dan mengubah namanya menjadi kota Istanbul. Sultan Mehmet II dikenal sebagai sebaik-baiknya pemimpin di masanya, dan pasukannya adalah sebaik-baik  pasukan. Siapapun raja di dunia ini pada waktu itu ingin menaklukkan atau merebut kota Konstantinopel ini. Bahkan Napoleon Bonaparte pernah berujar, seandainya dunia ini adalah satu negara maka Istanbul adalah ibukotanya dan aku tidak keberatan untuk memimpin dunia.

Di kota yang hebat inilah, kita para pelajar Indonesia berkumpul hari ini. Sejarah pergerakan pelajar dan pemuda Indonesia dimulai saat Boedi Oetomo berdiri pada 20 Mei 1908 di Jakarta. Boedi Oetomo merupakan wadah perjuangan yang pertama kali memiliki struktur pengorganisasian modern yang dibangun oleh pemuda-pelajar-mahasiswa dari lembaga pendidikan STOVIA, wadah ini merupakan refleksi sikap kritis dan keresahan intelektual terlepas dari primordialisme Jawa yang ditampilkannya. 

Selain pergerakan di dalam negeri pelajar Indonesia di luar negeri juga membentuk organisasi bernama Perhimpunan Indonesia. Salah seorang proklamator bernama Mohammad Hatta adalah salah satu motor penggeraknya. Hingga saat ini PPI Belanda merupakan PPI tertua di belahan dunia.

Kemerdekaan Indonesia adalah hasil perjuangan para pelajar, mahasiswa, pemuda dan pejuang yang tidak mengenal lelah dan tidak gentar dengan ancaman dari para penjajah. Soekarno dan Hatta adalah pejuang yang merasakan berbagai macam intimidasi dari pihak asing. Namun, mereka tetap berjuang demi kedaulatan Bangsa Indonesia. Setelah perjuangan kemerdekaan, para pelajar dan pemuda tetap menjadi penggerak perubahan di Indonesia.

Sejarah pergerakan mahasiswa selanjutnya adalah terjadi pada 21 Mei 1998 yaitu reformasi. Reformasi ini menumbangkan rezim otoriter pimpinan Soeharto. Reformasi ini menjadi titik balik perubahan sistem politik dari otoriter menjadi demokrasi. Selain itu, efek dari reformasi adalah adanya  kebebasan pers dan kebebasan berpendapat yang telah lama dibungkam. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai Negara Demokrasi terbesar setelah Amerika.

Perubahan bangsa tidak bisa dilepaskan dari pergerakan pelajar dan pemuda baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Simposium PPI Eropa Amerika ini, yang mengambil tema  “Mengoptimalkan Peran Demokrasi dan Kemajuan Ekonomi Indonesia Sebagai Modal Menjadi Bangsa yang Besar” selain sebagai sejarah yang kita ukir pada 17-19 Mei 2013 ini, juga sebagai pergerakan pelajar dan pemuda Indonesia yang berada di Eropa dan Amerika. PPI hadir untuk Indonesia. Impian kita adalah Indonesia maju dan menjadi bangsa yang besar.

0 komentar:

Posting Komentar