Selasa, 10 Juli 2012

Dari Simit hingga Gocekan Bola Ibu-ibu


(Catatan Perlombaan HUT RI ke-67 di Ankara)

Ada yang berbeda dengan perlombaan untuk merayakan hari ulang tahun (HUT) kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-67 di Ankara, Turki yang disponsori oleh KBRI Ankara. Baru kali ini kita mengadakan lomba makan simit, sejenis donat namun lebih keras dan ukurannya lebih besar. 

Persiapan Lomba Simit
Tidak selesai di situ, karena simit dinilai lebih keras maka kami ganti yang sedikit mirip dengan simit yaitu acma. Dan agar meriah, acma itu diolesi dengan cokelat. Alhasil, muka para peserta belepotan dengan cokelat. Hehe.

Lomba makan simit tersinspirasi oleh lomba makan kerupuk. Karena di Turki ini susah mendapatkan kerupuk, akhirnya panitia memutuskan untuk lomba simit ini. Di milis, ada yang berkomentar, sebaiknya tetap lomba kerupuk, atau ada juga yang melemparkan ide untuk lomba makan keripik maicih yang level 10 saja. Hahaha. Ada-ada saja.

Upacara Pembukaan Perlombaan HUT RI ke-67
Jangan dianggap gampang lomba ini. Sebab ada tingkat kesulitannya, misalnya, perut harus kosong, setidaknya tidak kenyang, sebab simit atau acma ini termasuk golongan makanan yang mengenyangkan. Apalagi bagi yang lolos untuk mengikuti final lomba makan sejenis roti ini. Dan pemenangnya adalah yang biasa makan banyak dan cepat. Selamat yah.

Selain itu, para peserta juga harus mengunyah dengan cepat agar ia juara. Dan dianggap gagal jika simit dipegang dan jatuh. Ada anak kecil yang protes karena ia dianulir menjadi juara pertama karena ia tidak sengaja memegang simit. Panitia bersikeras tetap pada peraturan. Dan ia pun sadar. Inilah pelajaran sportivitas bagi anak-anak yang mengikuti lomba 17-an.

Tarik tambang. Tarik teruss.
Selain lomba individual, kali ini lebih banyak lomba grup. Yaitu, lomba tarik tambang, lomba volley, lomba futsal, lomba tenis meja ganda. Pada perlombaan grup ini berlaku narasi tentang keberuntungan yaitu: “gimana amal perbuatan” hehe. Jadi, jika dalam grup itu terkumpul yang jago di bidangnya, maka dipastikan ia akan menjuarai perlombaan tersebut.

Tarik tambang, misalnya. Yang beruntung di sini adalah orang-orang yang kuat tenaganya dan besar badannya. Dan menanglah mereka. Saya tidak beruntung di perlombaan ini. Karena grup kami semuanya standar (padahal alasan saja, hehe). Sementara volley grup kami hanya sampai di semifinal. Kalau ini aspek ketidakberuntungan dalam bermain. Sebab kedua grup seimbang.

Panitia sok sibuk.
Juga lomba tenis meja. Grup kami hanya sampai penyisihan saja. Karena saking banyaknya peserta. Dan yang penting sih, kami tidak ingin terlalu capek karena keesokannya ada lomba futsal. Ah, ngeles lagi ajah. Hahaha.  Kalau lomba balap karung, kesulitannya hanya tanah yang digunakan untuk lomba tidak datar tapi sedikit miring karena posisi wisma Dubes RI memang berada di puncak Oran. Ini semua lomba di hari pertama.

Lomba di hari kedua tidak kalah meriah. Sebab, pada perlombaan ini grup saya keluar sebagai juara pertama lomba futsal. Hehehe. Saya beruntung berada di grup yang ahli dalam futsal, ada Ibnu Sina, Khairir, Ishak, Pak Santo, Pak Bahrun, Unal Abi dan Tayland Abi dan tentunya saya juga. 

Saking serunya, final futsal kali ini berakhir dengan skor 3 sama dan dilanjutkan dengan tendangan penalti. Awalnya grup kami kalah 3-2, namun kami bisa menyamakan kedudukan. Hingga dua kali putaran dan selanjutnya wasit meniupkan peluit panjang dengan kemenangan di grup kami.

Di sela lomba futsal ada lomba kelereng yang diikuti oleh semuanya, baik laki-laki maupun perempuan. Loma dilaksanakan di lapangan fustal. Selain itu ada juga lomba memasukan pulpen ke dalam botol. Peserta lomba ini adalah ibu-ibu. Siapa cepat dia juara.

Ibu-ibu semangat ikut lomba kelereng.
Dan yang paling menarik adalah lomba futsal ibu-ibu. Menariknya adalah di mana ada bola di sana ibu-ibu berkumpul. Ada yang mencoba menggocek bola, namun bola lepas karena diseruduk oleh ibu-ibu lainnya. itu seperti arisan. Berkumpul di satu tempat. Ada yang memang terbiasa menendang bola dengan keras dan akhirnya berujung gol. Namun, final futsal ibu-ibu juga dilakukan dengan tendangan penalti. 

Tim futsal ibu-ibu. 

Perlombaan HUT RI ke-67 ini adalah perayaan kemerdekaan. Dalam perlombaan ini ada anak melawan bapaknya yang berbeda grup, ada senior melawan junior dan yang lainnya. Tak ada perbedaan. Inilah sejatinya kemerdekaan. Merdeka adalah ketika kita sama-sama dapat meraih apa yang kita inginkan tanpa melihat status. Merdeka! Hidup Indonesia!


4 komentar:

  1. Emang seru perlombaan 17-an tahun ini.
    Semua senang semua kompak.

    BalasHapus
  2. betul bu tam..kompak dan ada ubi goreng dipadu sambal terasi, hehe :)

    BalasHapus
  3. Baca artikel ini, saya bisa merasakan dan membayangkan serunya acara ini di Ankara. Selain seru, kompak, juga memperkuat ikatan persaudaraan.

    BalasHapus
  4. Iya, Mbak. Begitulah. Ohya, makasih sudah mampir di blog ini :)

    BalasHapus