Minggu, 01 Juli 2012

Fenerbahce dan Rasa Bola Kita!



(Catatan lawas 22 Mei 2011)


Perayaan kemenangan Fenerbahce di liga utama Turki 2010-2011 begitu semarak. Setelah menentukan kemenangannya pada pekan terakhir dalam pertandingan melawan Sivasspor dengan skor 4:3, semua fans klub berkostum biru kuning itu turun ke jalan-jalan untuk merayakannya!

Dengan kemenangan itu Fenerbahce memastikan satu tiket menuju Liga Champions dan akan bertemu dengan klub-klub terbaik Eropa 2011-2012. Hanya satu jatah Turki di Liga Champions.

Klub yang memiliki 3 bintang di atas logonya itu mesti berusaha keras dalam meraih juara Liga. Sebab, jika skor akhir pertandingan sama, maka piala liga itu jatuh ke tangan Trabzonspor yang berada di urutan kedua dengan poin yang sama. Mereka hanya selisih poin kandang dan tandang.

Tahun lalu pun begitu, saat Bursaspor meraih juara, jalan-jalan dan pusat kota dipenuhi para fans klub yang sedang merayakan kemenangan klub tercintanya. Semarak kemenangan itu bukan hanya milik orang dewasa, anak-anak kecil pun dibawa ke jalan untuk merayakan kemenangan!

Mobil-mobil di jalan-jalan membunyikan klaksonnya terus menerus sembari awak yang berada di dalamnya mengibarkan bendera Fenerbahce. Begitu pun orang-orang yang berjalan di trotoar-trotoar, mereka membawa bendera klub dengan ukuran 3 kali 2 meter dengan menyanyikan lagu kemenangan.

Malam ini memang sangat riuh dengan kemenangan, baik di rumah-rumah, di jalan-jalan maupun di pusat-pusat kota. Sepak bola memang milik semua orang. Tak ada sekat dan paksaan dalam memilih klub sepakbola kesayangan.

Meski sebenarnya di balik sepakbola itu bukan hanya bola, ada juga uang, gengsi, popularitas dan kebanggaan. Jadi, memang wajar jika saat kita berkenalan dengan orang Turki, di akhir perkenalan itu mereka menanyakan klub apa yang anda sukai.

Bola itu seperti candu dan racun. Ia bisa memberikan semangat jika klubnya menang dan sebaliknya, tak sedikit yang murung karena klub yang dicintainya kalah.

Sebagai budaya pop, para elitis pengusaha dan penguasa sangat mengerti akan hal ini. Karena bola dapat menyihir orang dimanapun berada, maka perebutan kursi di PSSI pun begitu menarik perhatian para elitis yang tak tau malu itu. Ingin kami hanya sederhana, rasa bola kami tidak mereka ganggu. Itu saja!

Catatan malam, Ankara, 22 Mei 2011

0 komentar:

Posting Komentar