(Dimuat di Republika, Ahad 10 Juni 2012)
Oleh Deden Mauli
Darajat (Kontributor Republika di Ankara, Turki)
Jika benar bahwa kitab ini merupakan Injil Barnabas, berarti
benar ramalan rahib Buhaira saat Muhammad masih kecil bahwa ia rasul terakhir.
Perdebatan tentang kitab yang disimpan di museum etnogari
Turki memang belum selesai.
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Turki masih meneliti
dan menerjemahkan isi kitab tersebut di Laboratorium Pusat Bahasa Turki untuk
memeriksa keaslian Injil Barnabas itu.
Siapakah Barnabas itu?
Barnabas lahir di Siprus sebagai Yusuf. Barnabas adalah
termasuk orang yang pertama menganut keyakinan yang dibawa oleh Yesus atau Nabi
Isa yang kemudian dinamai rasul. Kisahnya muncul dalam Kisah Para Rasul. Paulus
menyebutnya dalam beberapa suratnya.
Namun, tradisi Kristen menyatakan ia menjadi martir di
Salamis, Siprus. Dia secara tradisional diidentifikasi sebagai pendiri Gereja
Siprus, dengan hari pestanya pada 11 Juni.
Dalam tradisi itu, Yesus menyangkal menjadi Mesias (juru
penyelamat) dan mengklaim bahwa ia akan menjadi Ismael, istilah yang digunakan
untuk orang Arab. Alkitab ditulis oleh Barnabas sehingga sebagian besar
waktunya dicurahkan untuk menulis pesan Yesus.
Sebelum ditemukan kitab di Turki, memang ada dua Injil
Barnabas sebagai manuskrip kitab yang dibuat pada abad ke-16 dalam bahasa
Italia dan Spanyol. Umat Kristen memang tidak mengakui Injil Barnabas karena
Barnabas dianggap tak pernah menulis kitab apa pun.
Secara umum sangat tidak selaras dengan laporan yang juga
ditemukan dalam Injil-Injil karena Injil Barnabas bukanlah manuskrip yang
ditulis para rasul Yesus seperti Injil Kanonik. Dalam batas tertentu, kitab ini
mengikuti penafsiran Islam tentang asal-usul Kristen.
Komunitas Kristen Suriah mengklaim kepemilikan Injil kuno
yang ditemukan otoritas Turki pada 2000 lalu itu. Komunitas itu telah mengirim
surat resmi kepada Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turki, Ertugrul Gunay,
untuk mengembalikan kitab suci itu kepada mereka.
Kepala Budaya Komunitas Kristen Suriah, Sabo Hanna,
mengatakan Alkitab bersejarah memiliki makna material yang besar bagi
Kristiani.
“Jika Turki tidak menyerahkannya, kami meminta Turki membuka
akses bersama dengan membangun museum di Distrik Midyat, Suriah,“ kata Sabo
kepada Hurriyet Daily News.
Komunitas Kristen Suriah ini adalah penganut Kristen ortodok
di wilayah Arab. Mereka tersebar dari Lebanon, Suriah, hingga perbatasan Turki.
Penganut Kristen ini telah menggunakan bahasa Aramik sejak awal berdirinya
gereja mereka.
“Banyak biara pada awal Kristen di wilayah Suriah di
tenggara Turki telah dijarah oleh Turabidin. Karena itu, kami minta agar Injil
kuno itu dikembalikan,“ ujar Sabo Hanna.
Kelompok Kristen Suriah ini telah menyebar hingga Eropa.
Kurang lebih delapan perwakilan komunitas ini ada di Eropa. Mereka juga
menyebar di Asia Kecil dengan kitab teks Yunani dan bahasa Aram. Namun, belum
dilakukan penelitian secara mendalam apakah Injil ini benar memiliki
keterkaitan dengan Kristen Suriah.
Secara geografis, letak negara Siprus tempat kelahiran
Barnabas berada di Selatan Turki yang dipisah kan Laut Mediterania. Sedangkan Suriah, juga berdekatan dengan Siprus yang
dipisahkan laut pembatas benua Afrika, Asia, dan Eropa itu.
Polisi Turki menggerebek kelompok penyelundup benda
purbakala di Turki Selatan, 12 tahun lalu. Mereka hendak membawa sebuah kitab
ke Ankara. Kitab itu langsung dimasukkan ke brankas kantor Pengadil an Tinggi
Turki.
Injil kuno yang diperkirakan berusia 1.500 tahun menjadi
perhatian setelah dipublikasikan Pemerintah Turki. Kontroversi muncul karena
isi Injil ini meyakini Yesus sebagai nabi.
Injil ini memprediksi kedatangan Muhammad SAW setelah Yesus.
Jika benar bahwa kitab ini merupakan Injil Barnabas, ramalan
rahib Buhaira saat Muhammad SAW kecil ada hubungannya. Saat itu, Muhammad SAW
berusia 12 tahun. Abu Thalib, sang paman, hendak melakukan ekspedisi niaga dari
Makkah ke Syam (Suriah).
Saat tiba di sebuah tempat pertapaan di Bushra, antara Syam
dan Hijaz, mereka bertemu dengan Buhaira. Sang rahib takjub menyaksikan
Muhammad. Sebab, awan selalu bergerak memayungi ke mana pun Muhammad melangkah.
Buhaira memeriksa tubuh Muhammad untuk melihat tanda-tanda kenabian yang diterangkan
dalam kitab-kitab suci.
Ia akhirnya menemukan tanda kenabian di punggung Muhammad,
di antara kedua pundaknya. Ia lalu mencium tanda itu. Sang rahib pun berpesan
agar Abu Thalib menjaga keponakannya itu karena dia adalah calon rasul yang
dinantikan.
Prediksi Buhaira dari Kota Bushra itu menjadi kenyataan.
Ketika menginjak usia 40 tahun, Muhammad memperoleh wahyu saat menyendiri di
Gua Hira. Muhammad menjadi rasul penutup bagi umat manusia. (habis) ed: subroto
0 komentar:
Posting Komentar