Dulu pas saya kecil baik pas di
sekolah dasar ataupun semasa balita, kesibukan saya adalah menghadiri undangan
ulang tahun teman yang merayakannya. Kami selalu membawa kado, apa pun isinya,
seperti sabun, odol, atau mainan anak-anak.
Tapi sayangnya, saya tak pernah
merayakan dengan mengundang teman-teman saya. Tak mengerti apa alasan
orangtua saya untuk hal itu. Paling banter ibu saya memasak nasi uduk kumplit
dan membagikannya kepada tetangga, satu persatu, sembari mengetuk hati mereka
untuk mendoakan kami yang ulang tahun.
Ulang tahun sejatinya adalah
perayaan atas kehadiran kita pertama kali di dunia ini dari rahim ibu kita.
Semua orang pasti hafal tanggal lahirnya. Zaman sekarang yang canggih ini,
orangtua yang melahirkan anak langsung membuat akta kelahirannya.
Zaman dulu, kebiasaan orang tua
kita adalah menuliskan tanggal-tanggal bersejarah, termasuk hari ulang tahun,
di telinga pintu lemari. Sialnya, kalau rumah itu pindah dan lemari
ditinggalkan atau kebakaran maka data-data yang ditulis di lemari itu hilang.
Apalagi dengan adanya sosial media
(sosmed) semisal facebook, twitter, google+, blog dan yang lainnya, kita dengan
mudah akan mengetahui kapan seseorang memperingati ulang tahunnya.
Bahkan, orang yang baru kita kenal
di sosmed itu juga mengucapkan selamat pada kita. Atau kita dengan tiba-tiba
diingatkan oleh akun e-mail kita bahwa salah satu teman kita hari itu hari
ulang tahunnya.
Pada hakikatnya ulang tahun adalah
peringatan dari Tuhan untuk kita agar kita bertambah bersyukur atas nikmat yang
telah diberikanNya. Di hari ulang tahun juga kita disadarkan untuk mereflesikan
apa yang telah kita lakukan.
Apa yang telah kita hasilkan demi
kemaslahatan, paling tidak kemaslahatan diri sendiri, syukur-syukur untuk
lingkungan kita. Sebab, kata pepatah, orang yang paling baik adalah orang yang
bermanfaat bagi yang lainnya.
Saat kita ditimpa musibah atau
cobaan misalnya, kita dengan mudah mengutuk diri kita atau lingkungan kita,
bahkan tak jarang mengutuk Tuhan. Tapi sebaliknya, kalau kita menerima rejeki
atau kebahagiaan kita susah untuk bersyukur.
Padahal setiap detik adalah rejeki
yang diberikan Tuhan kepada kita. Tapi kita tidak sadar. Kita sadar jika itu
semua sudah pergi. Semoga kita cepat tersadar dan tergerak untuk selalu
bersyukur.
Dan mungkin kita tidak sadar dengan
apa yang kita ucapkan itu memiliki efek. Ucapan selamat ulang tahun itu
merupakan sebuah perhatian, paling tidak. Meski ini seperti sepele. Bahkan
kita yang mengucapkan terkesan biasa, tapi responnya luar biasa.
Orang jadi merasa diperhatikan oleh
orang-orang yang berada di sekitarnya, apalagi kalau ucapan itu datang dari
orang terkasih. Oh indahnya!
Hidup kita menjadi bermakna disaat
kita dihargai keberadaan kita di lingkungan kita. Penghargaan akan keberadaan
kita banyak rupanya, perhatian adalah salah satunya.
Maka jangan aneh jika dalam
keluarga si orangtua mendidik anaknya dengan perhatian dan kasih sayang, maka
si anak itu akan tumbuh dengan penuh cinta. Pun sebaliknya, jika anak dididik
dengan acuh, maka ia akan menjadi dewasa yang kurang mengerti akan kasih
sayang.
Kemarin, Selasa, 20 Desember adalah
hari ulang tahun saya. Hampir semua orang yang terdekat saya mengucapkan
uacapan itu. Kedua orangtua dan kakak-kakak saya pun mengucapkannya.
Ucapan mereka yang terpisah
samudera dan ribuan kilometer itu terasa dekat. Seakan mereka hadir. Ya, mereka
selalu hadir di hati saya. Sampai kapan pun. Begitupun, orang-orang yang berada
di sekitar saya saat ini. Tanpa diminta pun mereka memberikan hadiah. Ini
adalah kejutan!
Bagi saya, orang yang memberikan
kejutan kepada orang lain, maka ia akan terkejut-kejut dengan kejutan lainnya
yang menghampiri dirinya. Kita masih ingat pesan Tuhan dalam Al-Quran, kebaikan
pasti dibalas dengan kebaikan.
Dalam tulisan ini saya khusus
mengucapkan terimakasih dan memanjatkan doa kepada Tuhan, berilah kejutan yang
paling indah kepada orang yang telah memberikan kejutannya kepada saya. Amin!
0 komentar:
Posting Komentar