Rabu, 21 Desember 2011

Kejutan!

Dulu pas saya kecil baik pas di sekolah dasar ataupun semasa balita, kesibukan saya adalah menghadiri undangan ulang tahun teman yang merayakannya. Kami selalu membawa kado, apa pun isinya, seperti sabun, odol, atau mainan  anak-anak. 

Tapi sayangnya, saya tak pernah merayakan dengan mengundang teman-teman saya. Tak mengerti apa alasan orangtua saya untuk hal itu. Paling banter ibu saya memasak nasi uduk kumplit dan membagikannya kepada tetangga, satu persatu, sembari mengetuk hati mereka untuk mendoakan kami yang ulang tahun.

Ulang tahun sejatinya adalah perayaan atas kehadiran kita pertama kali di dunia ini dari rahim ibu kita. Semua orang pasti hafal tanggal lahirnya. Zaman sekarang yang canggih ini, orangtua yang melahirkan anak langsung membuat akta kelahirannya. 

Zaman dulu, kebiasaan orang tua kita adalah menuliskan tanggal-tanggal bersejarah, termasuk hari ulang tahun, di telinga pintu lemari. Sialnya, kalau rumah itu pindah dan lemari ditinggalkan atau kebakaran maka data-data yang ditulis di lemari itu hilang.

Apalagi dengan adanya sosial media (sosmed) semisal facebook, twitter, google+, blog dan yang lainnya, kita dengan mudah akan mengetahui kapan seseorang memperingati ulang tahunnya. 

Bahkan, orang yang baru kita kenal di sosmed itu juga mengucapkan selamat pada kita. Atau kita dengan tiba-tiba diingatkan oleh akun e-mail kita bahwa salah satu teman kita hari itu hari ulang tahunnya.

Pada hakikatnya ulang tahun adalah peringatan dari Tuhan untuk kita agar kita bertambah bersyukur atas nikmat yang telah diberikanNya. Di hari ulang tahun juga kita disadarkan untuk mereflesikan apa yang telah kita lakukan. 

Apa yang telah kita hasilkan demi kemaslahatan, paling tidak kemaslahatan diri sendiri, syukur-syukur untuk lingkungan kita. Sebab, kata pepatah, orang yang paling baik adalah orang yang bermanfaat bagi yang lainnya.

Saat kita ditimpa musibah atau cobaan misalnya, kita dengan mudah mengutuk diri kita atau lingkungan kita, bahkan tak jarang mengutuk Tuhan. Tapi sebaliknya, kalau kita menerima rejeki atau kebahagiaan kita susah untuk bersyukur. 

Padahal setiap detik adalah rejeki yang diberikan Tuhan kepada kita. Tapi kita tidak sadar. Kita sadar jika itu semua sudah pergi. Semoga kita cepat tersadar dan tergerak untuk selalu bersyukur.

Dan mungkin kita tidak sadar dengan apa yang kita ucapkan itu memiliki efek. Ucapan selamat ulang tahun itu merupakan sebuah perhatian, paling tidak. Meski ini seperti sepele. Bahkan kita yang mengucapkan terkesan biasa, tapi responnya luar biasa.

Orang jadi merasa diperhatikan oleh orang-orang yang berada di sekitarnya, apalagi kalau ucapan itu datang dari orang terkasih. Oh indahnya!

Hidup kita menjadi bermakna disaat kita dihargai keberadaan kita di lingkungan kita. Penghargaan akan keberadaan kita banyak rupanya, perhatian adalah salah satunya. 

Maka jangan aneh jika dalam keluarga si orangtua mendidik anaknya dengan perhatian dan kasih sayang, maka si anak itu akan tumbuh dengan penuh cinta. Pun sebaliknya, jika anak dididik dengan acuh, maka ia akan menjadi dewasa yang kurang mengerti akan kasih sayang.

Kemarin, Selasa, 20 Desember adalah hari ulang tahun saya. Hampir semua orang yang terdekat saya mengucapkan uacapan itu. Kedua orangtua dan kakak-kakak saya pun mengucapkannya. 

Ucapan mereka yang terpisah samudera dan ribuan kilometer itu terasa dekat. Seakan mereka hadir. Ya, mereka selalu hadir di hati saya. Sampai kapan pun. Begitupun, orang-orang yang berada di sekitar saya saat ini. Tanpa diminta pun mereka memberikan hadiah. Ini adalah kejutan!

Bagi saya, orang yang memberikan kejutan kepada orang lain, maka ia akan terkejut-kejut dengan kejutan lainnya yang menghampiri dirinya. Kita masih ingat pesan Tuhan dalam Al-Quran, kebaikan pasti dibalas dengan kebaikan. 

Dalam tulisan ini saya khusus mengucapkan terimakasih dan memanjatkan doa kepada Tuhan, berilah kejutan yang paling indah kepada orang yang telah memberikan kejutannya kepada saya. Amin!

0 komentar:

Posting Komentar