Selasa, 06 Desember 2011

Thariq dan Harriq


(Catatan Perjalanan Haji Bagian-7)

Ayah saya pernah bilang, mengatur manusia lebih susah ketimbang yang lainnya. Tak terbayangkan jutaan manusia berkumpul di kota suci Mekkah. Dengan tujuan yang sama yakni melaksanakan ibadah haji.

Jutaan manusia itu datang dari berbagai negara, suku, bahasa, dan budaya yang berbeda. Perbedaan ini lebih menyulitkan para petugas haji. Perlu satu komando.

Coba sejenak kita bayangkan, bagaimana jutaan orang itu melaksanakan thawaf memutari kabah dalam satu waktu.

Meski Masjidil Haram itu luas, namun dalam satu waktu musim haji, semua orang berlomba untuk meraih tempat yang terbaik yaitu dekat dengan kabah, jadi sempit juga masjid itu.

Jika waktu shalat tiba, petugas haji dari pemerintah Arab Saudi baik dari kepolisian, tentara, atau petugas dari kemeneterian yang bersangkutan memiliki kata-kata yang ampuh. Yaitu, thariq dan harriq.

Ya, anda betul, tharriq dan harriq itu bukanlah nama orang. Secara bahasa thariq artinya jalan dan harriq artinya bergeraklah.

Kata thariq digunakan saat petugas ingin membuka jalan jika jalan itu penuh sesak oleh para jemaah. Namun, kata-kata thariq juga bukan hanya digunakan oleh para petugas melainkan juga digunakan oleh jemaah yang ingin keluar dari lingkaran thawaf.

Sementara kata harriq hanya digunakan oleh para petugas, khususnya petugas lalu lintas. Kata harriq digunakan saat lautan manusia juga antrian kendaraan di jalan raya tak bergerak alias macet.

Menggunakan pengeras suara sang polisi lalu lintas dengan lantang berteriak "Harriq, harriq, ya, hajj!" atau bergeraklah wahai haji. Dan terbukalah jalan itu meski agak lama. 

Dua kata thariq dan harriq ini begitu populer di kalangan jemaah haji.
Misalnya, di suatu waktu dua orang jemaah haji sedang membawa koper tapi jalannya terhalang oleh kami yang sedang berdiri. Kami pun mempersilahkannya untuk melintas.

Eh, salah satu diantara kami ada yang mengatakan, "Tharriq ya hajj, harriq ya hajj," ujar kawan saya. Mereka tidak marah malah spontan kedua jemaah haji itu tertawa.

Ada juga cerita yang tak kalah seru. Suatu ketika seorang polisi mampir ke pemondokan haji Indonesia untuk buang air kecil di toilet yang berada di luar gedung.

Saat polisi itu berada di toilet, kawan saya yang sedang mengantre di depan toilet dengan lantang mengatakan, "Harriq, harriq." Tak lebih dari dua menit sang polisi segera keluar dari toilet dan menghilang begitu saja.

Dan semua orang yang berada di sekitar itu tak kuat menahan tawa. Maka pecahlah keheningan di sore itu dengan tertawa melihat aksi konyol kawan saya. Mungkin karma. Ah, dasar iseng.

0 komentar:

Posting Komentar